Kejahatan perang terbagi menjadi empat kategori, yang merefleksikan evolusi historis dari subjek dengan membedakan antara kejahatan yang dilakukan pada saat
konflik internasional dan pada saat konflik bersenjata internal. Kategori pertama – pasal 8 2 a – meliputi semua ‘pelanggaran berat’ Konvensi Jenewa, 1949.
Kategori kedua – pasal 8 2 b – meliputi ‘pelanggaran yang berat terhadap hukum dalam kerangka hukum internasional’. Kategori ini meliputi serangan atas pasukan
penjaga perdamaian atau mereka yang memberikan bantuan kemanusiaan di bawah naungan PBB; serangan yang dilakukan dengan sengaja dan mengetahui bahwa
serangan tersebut dapat menimbulkan kematian atau cidera terhadap penduduk sipil; serangan secara sengaja terhadap target non-militer seperti tempat ibadah, museum,
rumah sakit, dan tempat-tempat bersejarah atau yang memiliki nilai kebudayaan. Kategori ketiga – pasal 8 2 c – memperluas yuridiksi atas konflik bersenjata
internasional yaitu serangan tidak manusiawi kepada warga sipil atau orng yang sedang sakit atau prajurit yang sudah menyerah. Dan kategori keempat – pasal 8 2
e – kejahatan yang mencakup penggunaan anak-anak sebagai tentara atau keterlibatan dalam kejahatan seksual.
2. Kejahatan Perang dalam Hukum Islam
Pada awalnya Islam memang melarang adanya peperangan, pada masa periode awal dakwah Islam di Mekkah yang berlangsung selama kurang lebih 13
tahun, dimana kaum kafir Quraisy selalu menghalangi, memusuhi dan menindas kaum Muslimin secara kejam, karena al-Qur’an menyebutkan dalam QS. An-Nisa
ayat 77:
+ ,
-..
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: Tahanlah tanganmu dari berperang, Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka golongan munafik takut kepada manusia musuh, seperti takutnya kepada
Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: Ya Tuhan kami, Mengapa Engkau wajibkan berperang kepada Kami? Mengapa tidak Engkau
tangguhkan kewajiban berperang kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi? Katakanlah: Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.
”
Oleh karena itu, al-Quran melarang umat Islam menyerang suatu bangsa yang tidak menunjukkan sikap permusuhan terhadap Islam. Di samping dapat memberikan
jaminan keselamatan, umat Islam harus selalu bersikap adil dan penuh hormat, belas kasihan serta menjunjung harga diri. Seperti yang ditegaskan oleh Allah dalam al-
Quran bahwa tujuan mulia dari jihad atau perang yaitu menolak keganasan manusia serta pemeliharaan hak-hak hidup agama samawi lainnya serta perlindungan terhadap
rumah-rumah ibadah.
6
Prof. Dr. Marcel A. Boisard dalam bukunya “L’Humanisme De L’Islam” menegaskan beberapa prinsip-prinsip fundamental dan sistem hukum Islam yang
6
Afzalur Rahman, Nabi Muhammad sebagai Seorang Pemimpin Militer, Jakarta, Amzah, 2002, h. 306.
dapat diterapkan sebagai kaedah-kaedah dalam sengketa bersenjata antar negara atau dalam suatu negara, secara ringkas dikemukakan sebagai berikut:
a Dalam peperangan dilarang membuat ekses, pengkhianatan dan
ketidakadilan dalan segala bidang. b
Dalam peperangan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menyebabkan musuh menderita secara berlebihan seperti memberikan
hukuman-hukuman yang keji. Dan melakukan perbuatan penghancuran yang sia-sia, khususnya pengrusakan tanaman-tanaman dan lain
sebagainya. c
Dalam peperangan harus memberikan perlakuan yang berperikemanusiaan terhadap tawanan-tawanan perang yang akan ditukar atau dibebaskan
secara sepihak, apabila perang sudah selesai dan tidak ada lagi tawanan perang muslim di pihak musuh.
d Dalam peperangan harus memberi perlindungan kepada penduduk sipil
dengan menghormati agama dan kebudayaan mereka. Untuk syariah Islam membenarkan untuk menghukum orang yang melakukan pembunuhan
terhadap penduduk sipil. e
Syariat Islam melarang segala bentuk tindakan yang dilakukan bertentangan dengan ketentuan-ketentuan perjanjian damai yang telah
dibuat. Pakta perdamaian harus dipegang teguh sejauh pihak musuh masih menghormati isi perjanjian damai tersebut.
7
B. Bentuk-Bentuk Kejahatan Perang