Piagam PBB juga memberikan kewenangan kepada Majelis Umum untuk memprakarsai kajian dan membuat rekomendasi bagi terpacunya perkembangan
progresif terhadap Hukum Internasional dan kodifikasinya serta untuk membantu pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua orang tanpa pandang
ras, jenis kelamin, bahasa maupun bangsa.
7
Deklarasi Hak Asasi Manusia HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang dicetuskan tiga tahun setelah PBB terbentuk dan disahkan oleh Majelis Umum
PBB tanggal 10 Desember 1948, telah dianggap deklarasi HAM Universal. Pada hakekatnya, Deklarasi HAM Universal ini dimunculkan sebagai akibat dari porak
porandanya kehidupan kemanusiaan setelah Perang Dunia II. Sebelumnya konsep mengenai HAM ini sudah tercantum dalam beberapa pasal dari Piagam PBB serta
preamble Piagam itu. Meskipun rekomendasi PBB tidak mengikat negara-negara anggota tetapi negara anggota wajib mengkaji rekomendasi secara sungguh-sungguh,
sehingga bagi negara yang menolaknya dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap piagam PBB.
8
B. Pengertian Perang dalam Islam
Kata jihad sudah tidak asing lagi di telinga kita, apalagi akhir-akhir ini Islam sedang menjadi sorotan dunia dengan tuduhan aksi terorismenya yang
mengatasnamakan jihad. Jihad berasal dari kata jahada yang berarti berusaha,
7
Lihat Pasal 13 Piagam PBB
8
Lihat Pasal 56 Piagam PBB
berusaha sekuat tenaga di jalan Allah untuk menyebarkan keimanan dan firman Allah ke seluruh dunia.
9
Menurut bahasa, al-Jihad berasal dari kata jahada-yajhadu-jahda
atau juhdan, yaitu keluasan atau kekuatan.
10
Dalam Islam, Allah mewajibkan manusia untuk menyebarkan ajaran-Nya ke seluruh penjuru dunia. Ketika penyebaran ini
menemui berbagai hambatan berupa penolakan terhadap masuknya ajaran agama Islam di tanah mereka, dengan kondisi ini jihad pun diperlukan. Jihad, dalam arti
luas, tidak selalu bermakna perang atau mengobarkan peperangan, sebab melangkah di jalan Allah bisa dicapai dengan cara damai ataupun tindak kekerasan. Jihad
dianggap sebagai suatu propaganda religius yang dilakukan persuasif ataupun pedang.
11
Islam tidak membenarkan peperangan yang bertujuan menaklukan suatu negara, atau perluasan wilayah, dan mendiktekan kehendak offensive war, perang
yang diajarkan oleh ajaran Islam masyru’iyahlegal adalah perang untuk menolak serangan musuh, atau mempertahankan hak yang sah yang dilanggar oleh musuh atau
untuk melindungi keamanan dakwah depensive war.
12
Artinya, dakwah kepada kebenaran dan keadilan serta kepada prinsip-prinsip yang mulia tidak boleh dihalangi
dan ditindas oleh penguasa manapun. Dan perang yang sah di dalam Islam ialah perang pembelaan diri yakni untuk membalas serangan yang benar-benar telah terjadi
9
Majid Khadduri, War and Peace in the Law of Islam, Yogyakarta, Tarawang Press, 2002, h. 46.
10
Dr. Abdullah Azzam, Perang Jihad Di Jaman Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 1992, hal. 11
11
Khadduri, War and Peace, Yogyakarta, Tarawang Press, 2002, h. 46.
12
Prof. H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslhatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syariah
, Jakarta, Kencana, 2003, Cet. 3, h. 146
terhadap kaum muslimin. Dan perang yang tidak sah ialah perang yang bermaksud merampas, atau menduduki, atau membuat kerusakan.
13
Para ahli hukum membedakan 4 empat cara bagi umat untuk memenuhi panggilan jihad yaitu: dengan hati, dengan lidah, dengan panggilan dan dengan
pedang. Cara pertama hati berkenaan dengan perintah melawan setan dan berusaha menghindari bujuk rayu setan dan jihad ini bagi nabi Muhammad dianggap sebagai
jihad terbesar. Cara kedua lidah dan ketiga tangan dilakukan untuk penegakan kebenaran serta mengoreksi kesalahan. Cara keempat pedang setara dengan makna
perang dan dititikberatkan pada peperangan melawan orang kafir serta musuh Islam atas nama iman.
14
Berikut ayat-ayat al-Qur’an mengenai perintah perang:
Artinya: “Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu. Yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampong halaman mereka tanpa alas an yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan
kami hanyalah Allah”…
”
Ayat ini merupakan ayat yang pertama kali diturunkan Allah berkenaan dengan peperangan. Menurut al-Sarakhi, sebelum memerintahkan perang, Allah lebih
dulu memberikan beberapa tuntutan menghadapi orang-orang yang menganggu Islam
13
Ibid., h. 144
14
Majid Khadduri, War and Peace in the Law of Islam, Yogyakarta, Tarawang Press, 2002, h. 47.
dan umatnya. Pertama, Allah memerintahkan kepada Nabi untuk membuat pernyataan sikap dan menarik diri dari mereka kaum musyrik, jika mereka masih
melakukan penolakan terhadap Islam dan menggangu umat Islam. Hal ini dinyatakan Allah dalam surat al-Hijr ayat 94, “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-
terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang- orang yang musyrik.”. Kedua, Allah memerintahkan Nabi untuk mengadakan
perdebatan-perdebatan dengan baik, seperti yang dijelaskan dalam surat an-Nahl,”… kalau kamu berdebat bantahlah mereka dengan cara-cara yang baik pula.”. Ketiga,
apabila mereka kaum musyrik tidak mau menerima dan menggangu umat Islam, maka Allah mengizinkan Nabi dan orang mukmin untuk mempertahankan diri,
seperti halnya dimaksudkan dalam surat al-Hajj di atas.
15
Artinya: “Dan apabila ia berpaling darimu ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan, menghancurkan tanaman-tanaman dan binatang ternak,
sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan. ”
15
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2007, Cet. 2, h. 250.
+ ,
- .
Artinya: “Kampung akhirat itu akan dijadikan bagi orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan akhir yang baik
adalah bagi orang-orang yang bertakwa. ”
Sejarah peperangan Nabi Muhammad merupakan awal dari kehormatan dari sebuah perikemanusiaan karena Nabi Muhammad mengajarkan etika perang yang
beradab dan berperikemanusiaan. Agenda perjanjian gencatan senjata, pengiriman delegasi keluar negeri, dan strategi Nabi di medan perang itu mempunyai pengertian
yuridis yang secara tidak langsung sama dan mendukung Hukum Internasional, yaitu meminimalisir jatuhnya korban dan menghindari kerusakan-kerusakan. Pada
dasarnya peperangan Nabi Muhammad merupakan respon terhadap tindakan-tindakan resisten yang dilakukan oleh lawan-lawan politiknya atau tindakan untuk
mempertahankan diri self defence dari segala bentuk serangan.
16
Rasulullah saw. tidak akan memerangi suatu kaum kecuali berdakwah dan menyerukan agama Islam.
Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi, ”Bisyr bin As-Sirry menceritakan dari Sufyan dari Ibnu Abi Najih dari ayahnya dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah SAW tidak
16
http:psktti-ui.com.
akan memerangi suatu kaum melainkan terlebih dahulu ia berdakwah mengajak mereka kepada Islam. HR. Ahmad.
”
17
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abdullah ibn Abi Awfa, Nabi menyatakan, “Janganlah kalian berharap bertemu musuh, dan
berdoalah kepada Allah untuk perdamaian. Namun bila kalian bertemu musuh, hadapilah dengan kesabaran
.” Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa damai adalah prinsip utama dalam Islam, sedangkan penggunaan kekuatan senjata dikarenakan
keadaan yang sangat terpaksa untuk mempertahankan kedamaian tersebut. Seperti yang dijelaskan di atas tujuan perang dalam Islam ialah untuk
memelihara perdamaian, keamanan dan kesejahteraan umat serta untuk melindungi kemerdekaan penyiaran dakwah islamiyah. Selain tujuan tersebut, adapun tujuan
yang lainnya, yaitu: 1.
Untuk menolak permusuhan kepada Islam dan kaum Muslimin, yang dilakukan oleh kaum musyrik, kafir, pembangkangan dan orang-orang
yang dendam terhadap Islam. 2.
Untuk mengokohkan dakwah Islam agar bisa sampai kepada orang-orang yang berhak mengetahuinya.
3. Untuk
menawarkan Islam kepada kaum mu
srikin, kaum kafirin, orang-orang yang zhalim dan orang-orang yang mempunyai prasangka buruk kepada
Allah. 4.
Untuk mengokohkan agama dan syariat Allah.
18
17
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Riyadh, Darul Hadits, 1997, h. 173, hadis no. 2001
C. Etika dalam Perang