pendidikan Islam. tetapi tidak berarti kita tidak mementingkan pendidikan jasmaniakal atau segi-segi pendidikan praktis lainnya, melainkan artinya bahwa
kita memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak dan segi-segi pendidikan lainnya.
27
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang berorientasi membimbing dan menuntun kondisi jiwa manusia
khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sesuai dengan aturan akal manusia dan syariat agama dalam hubungannya dengan sang
Khaliq Allah dan makhluk sesama manusia serta alam sekitar.
2. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti
Secara etimologi, budi pekerti berasal dari dua kata, yaitu budi dan pekerti. Kata budi berarti nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti
penggawean, watak, tabiat atau akhlak. Sebagaimana telah diterangkan dalam Al-
Qur’an:
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” QS. Al-Qalam: 4
Jadi, budi bekerti berarti kesadaran perbuatan atau tingkah laku seseorang. Kedua unsur ini memiliki pertalian erat. Maksudnya, budi terdapat pada batin
manusia, sifatnya yang kasat mata, tidak kelihatan. Budi seseorang baru tampak apabila seseorang telah melakukan sesuatu ke dalam bentuk pekerti.
28
Budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan pengembangan nilai, sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur.
Seperti: sopan santun, berdisiplin, bertanggung jawab, ikhlas, jujur dan lain sebagainya.
27
Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h.1
28
Suwardi Endraswara, Budi Pekerti dalam Budaya Jawa, Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya, 2003, h. 108
Pengertian budi pekerti dalam bahasa Inggris diartikan sebagai moralitas morality, yang memiliki beberapa pengertian antara lain: adat istiadat, sopan
santun dan perilaku. Namun secara hakiki pengertian budi pekerti adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh
perilaku.
29
Dari sini dapat disimpulkan budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang dirumuskan dalam Ensiklopedia Pendidikan: budi pekerti diartikan sebagai kesusilaan yang mencakup segi-segi kejiwaan dan perbuatan
manusia; sedangkan manusia susila adalah manusia yang sikap lahiriyah dan batiniyahnya sesuai dengan norma etik dan moral.
Pengertian yang telah dikemukakan di atas, mengindikasikan bahwa budi pekerti mengacu pada sikap dan perilaku seseorang maupun masyarakat yang
mengedepankan norma dan etika. Dapat dikatakan bahwa budi pekerti pada dasarnya merupakan sikap dan
prilaku seseorang, keluarga, maupun masyarakat yang berkaitan dengan norma dan etika. Oleh karena itu, berbicara tentang budi pekerti berarti berbicara tentang
nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui ukuran norma agama, norma hukum, tata krama dan sopan
santun, atau norma budayaadat istiadat suatu masyarakat atau suatu bangsa. Jika budi pekerti dikaitkan dengan akhlak, sangat jelas bahwasanya budi
pekerti sama halnya dengan akhlak seperti yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Baik budi pekerti maupun akhlak keduanya memiliki makna
yang ideal, dan hal itu tergantung pada penerapan tingkah laku seseorang, apakah seseorang tersebut berperilaku baik, atau sebaliknya yaitu berperilaku buruk.
Pada hakekatnya, pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Haidar
mengemukakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral
ke dalam sikap dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang
29
Furqon Hidayatullah, M, Mengabdi Kepada Almamater Mengantar Calon Pendidik Berkarakter di Masa Depan, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2007, h. 91
luhur berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan alamlingkungan.
30
Menurut Pusat Pengembangan Kurikulum, pendidikan budi pekerti dikategorikan menjadi tiga komponen yaitu:
1. Keberagamaan, terdiri dari nilai-nilai; a kekhusukan hubungan dengan
Tuhan, b kepatuhan kepada Agama, c niat baik dan keikhlasan, d perbuatan baik, e pembalasan atas perbuatan baik dan buruk.
2. Kemandirian, terdiri dari nilai-nilai; a harga diri, b disiplin, c etos
kerja kemauan untuk berubah, hasrat mengejar kemajuan, cinta ilmu, teknologi dan seni, d rasa tanggung jawab, e keberanian dan semangat,
f keterbukaan, g pengendalian diri. 3.
Kesusilaan, terdiri dari nilai-nilai; a cinta dan kasih sayang, b kebersamaan, c kesetiakawanan, d tolong-menolong, e tenggang rasa,
f hormat menghormati, g kelayakan kapatuhan, h rasa malu, i kejujuran dan j pernyataan terima kasih, permintaan maaf rasa tahu
diri.
31
Adapun aspek-aspek yang ingin dicapai dalam pendidikan budi pekerti adalah:
Pada dasarnya ada tiga ranah yang populer dikalangan dunia pendidikan yang menjadi lapangan garapan pembentukkan kepribadian peserta didik.
Pertama kognitif, mengisi otak, mengajarinya dari tidak tahu menjadi tahu, dan pada tahap-tahap berikutnya dapat membudayakan akal pikiran, sehingga dia
dapat memfungsikan akalnya menjadi kecerdasan intelegensia. Kedua afektif, yang berkenaan dengan perasaan, emosional, pembentukan sikap di dalam diri
pribadi seseorang dengan terbentuknya sikap, simpati, antipati, mencintai, membenci, dan lain sebagainya. Sikap ini semua dapat digolongkan sebagai
30
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004, Cet. 1, h. 28
31
Pusat Pengembangan Kurikulum, 2001, Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Budi Pekerti untuk kelas VII SMP, Balitbang Puskur, Depdiknas.
kecerdasan emosional. Ketiga psikomotorik, adalah berkenaan dengan action, perbuatan, prilaku, dan seterusnya.
32
Apabila disinkronkan ketiga ranah tersebut dapat disimpulkan bahwa dari memiliki pengetahuan tentang sesuatu, kemudian memiliki sikap tentang hal
tersebut dan selanjutnya berprilaku sesuai dengan apa yang diketahuinya dan apa yang disikapinya.
Pendidikan budi pekerti adalah meliputi ketiga aspek tersebut. Seseorang mesti mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk. Selanjutnya bagaimana
seseorang memiliki sikap terhadap baik dan buruk, dimana seseorang sampai ketingkat mencintai kebaikan dan membenci keburukan. Pada tingkat berikutnya
bertindak, berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, sehingga muncullah akhlak dan budi pekerti mulia.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti adalah pendidikan yang menitik beratkan pada ranah afeksi dan psikomotor siswa, yang dalam proses
pembelajaran sering terabaikan. Kedua jenis pendidikan ini merupakan jenis pendidikan yang harapan akhirnya adalah terwujudnya peserta didik yang
memiliki integritas moral yang mampu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam
lingkungan.
3. Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
Menurut Haidar Putra Daulay, mengatakan bahwa tujuan pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang
memancarkan akhlak muliabudi pekerti luhur.
33
Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan budi pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai
akhlak yang mulia, yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia ke dalam diri
peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.
Secara umum, hakekat dari tujuan pendidikan budi pekerti adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat
32
Ibid, h. 222
33
Haidar Putra Daulay, Op.Cit., h. 220
dan warga negara yang baik. Indikator manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum
didasarkan atas nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat atau bangsa tersebut. Oleh karena itu, hakikat pendidikan budi pekerti
dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina
kepribadian generasi muda.
C. Kerangka Berfikir
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespons sesuatu orang atau benda lain, baik itu respons positif maupun respons negatif. Di dalam
pengertian lain, sikap adalah kecenderungan subyek menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek yang berharga atau tidak berharga,
dalam sikap terdapat aspek kognitif dan aspek afektif. Sikap siswa terhadap mata pelajaran pendidikan budi pekerti berarti kecenderungan siswa tersebut dalam
merespons mata pelajaran, apakah kearah positif atau negatif. Pendidikan budi pekerti adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, yang membahas tentang bagaimana seharusnya kita sebagai manusia bersikap, berperilaku dan berakhlak serta berbudi pekerti yang luhur dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan agama Islam.
Pendidikan agama Islam akan berkesan dan berhasil apabila seluruh lingkungan disekitar siswa yaitu orang tua, sekolah dan masyarakat ikut memberikan motivasi
yang baik. Adapun tujuan dari pendidikan budi pekerti pada dasarnya adalah untuk
membentuk siswa agar mempunyai akhlak yang mulia. Baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia maupun alam lingkungan.
Dengan adanya pendidikan budi pekerti diharapkan siswa dapat mempunyai pengetahuan tentang akhlak yang baik dan buruk dan dengan
pengetahuan tersebut mereka dapat berpersepsi dan bersikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.