Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 24 Dari beberapa definisi pendidikan di atas, pada dasarnya pengertian pendidikan yang dikemukakan memiliki kesamaan yaitu usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus-menerus dan menuju kedewasaan. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh para pendidik terhadap peserta didik melalui bimbingan dan arahan agar ia memiliki kepribadian yang utama, sehingga mampu berkembang secara maksimal dan memiliki tanggungjawab. Mengenai akhlak ada dua pendekatan yang selama ini digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan lingustik kebahasaan, dan pendekatan terminologik peristilahan. Adapun pengertian akhlak secara istilah sebagaimana yang tertulis dalam Ensiklopedia Pendidikan bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan kesadaran, etika dan moral yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia. ” 25 Sedangkan akhlak menurut Imam Al-Ghazali adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika dari sikap itu lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara, maka ia disebut akhlak yang baik. Jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk. 26 Sedangkan menurut M. Athiyah Al-Abrasyi, mengatakan bahwa pendidikan budi pekertiakhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam. Dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa Pendidikan Islam. mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya 24 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional republik Indonesia, 2003, Cet. I, h. 5 25 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta:gunung Agung, 1976, h. 9 26 Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Al-Diin, Beirut, Daar Al-Fikr, 1989, Jilid 3, h. 48 pendidikan Islam. tetapi tidak berarti kita tidak mementingkan pendidikan jasmaniakal atau segi-segi pendidikan praktis lainnya, melainkan artinya bahwa kita memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak dan segi-segi pendidikan lainnya. 27 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang berorientasi membimbing dan menuntun kondisi jiwa manusia khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sesuai dengan aturan akal manusia dan syariat agama dalam hubungannya dengan sang Khaliq Allah dan makhluk sesama manusia serta alam sekitar.

2. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti

Secara etimologi, budi pekerti berasal dari dua kata, yaitu budi dan pekerti. Kata budi berarti nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti penggawean, watak, tabiat atau akhlak. Sebagaimana telah diterangkan dalam Al- Qur’an:      “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” QS. Al-Qalam: 4 Jadi, budi bekerti berarti kesadaran perbuatan atau tingkah laku seseorang. Kedua unsur ini memiliki pertalian erat. Maksudnya, budi terdapat pada batin manusia, sifatnya yang kasat mata, tidak kelihatan. Budi seseorang baru tampak apabila seseorang telah melakukan sesuatu ke dalam bentuk pekerti. 28 Budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan pengembangan nilai, sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur. Seperti: sopan santun, berdisiplin, bertanggung jawab, ikhlas, jujur dan lain sebagainya. 27 Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h.1 28 Suwardi Endraswara, Budi Pekerti dalam Budaya Jawa, Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya, 2003, h. 108