a. Aspek kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan
pengetahuan. Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal.
b. Aspek afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaanemosi.
Misalnya: sikap setujutidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai.
c. Aspek psikomotor, yaitu menyangkut perilakutindakan.
Misalnya: berbuat seperti apa yang disarankan atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan menentang.
II.1.2 Komunikasi Massa II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat pada isu yang
sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Komunikator dan komunikan serta antarkomunikan relatif tidak saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat heterogen Vardiansyah,2004:33.
Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media
komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi dikenal
Universitas Sumatera Utara
sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.
Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner 1967 “Mass communication is the tehnologically and
institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” komunikasi massa adalah
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Defenisi komunikasi massa dari Meletzke memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari
penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam defenisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung atau satu arah pada publik yang tersebar.
Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
Defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Wright nampaknya merupakan defenisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik
komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-carak yang lama karena memiliki karakteristik utama
sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relative besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan
khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Severin Tankard Jr., seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk 1999, dalam bukunya
Communication Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Media yang defenisinya telah diterjemahkan oleh Uchjana sebagai berikut: “Komunikasi masa
adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental
tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokoskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni
dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan
majalah atau menampilkan teras berita yang memikatbagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang
bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik”.
Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat Ardianto,2004:3-7.
II.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Melalui defenisi komunikasi massa kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut
Ardianto,2004:7-13:
Universitas Sumatera Utara
a. Komunikator terlembaga
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun
elektronik. Berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang
diperlukan, sifatnya relatif. Namun yang pasti, komunikasi massa itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpersona yang begitu sederhana.
b. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang
tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan
komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi
sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar
komunikan. c.
Komunikannya anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan
anonim, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen,
karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
d. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif
banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikasi yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan
yang sama pula. e.
Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus.
Pada komunikasi antarpersona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam
komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang
akan digunakan. f.
Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi massa adalah komuniksi dengan menggunakan atau melalui
media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif
menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya
terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
g. Stimulasi alat indra “terbatas”
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Dalam
Universitas Sumatera Utara
komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio
siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran. h.
Umpan balik tertunda delayed Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback
merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh
komunikan.
II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Mengenai fungsi komunikasi massa, maka fungsinya adalah sebagai berikut Effendy,2000:29-31:
a. Pengawasan surveillance
Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis: 1
Pengawasan peringatan warning or beware surveillance Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi
kepada kita mengenai ancaman taufan, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan
militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serempak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau
ancaman kronis. 2
Pengawasan instrumental instrumental surveillance
Universitas Sumatera Utara
Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di
bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.
b. Interpretasi interpretation
Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi
juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar
dan komentar radio atau televisi siaran. Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga berbentuk
kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran. c.
Hubungan linkage Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Banyak contaoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan
periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian
berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi
umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang positif konstruktif maupun yang negative destruktif, yang
apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya.
Universitas Sumatera Utara
d. Sosialisasi
Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai transmission of values yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi
perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan
menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
e. Hiburan entertainment
Bagi Dominick hiburan merupakan fungsi media massa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa
lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada,
apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.
II.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa