Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

d. Tunas dasar buah : adalah tunas yang keluar dari hasil buah ujung tangkai buah. e. Mahkota : adalah tunas yang tumbuh pada bagian pucuk dari buah. Berdasarkan ukurannya, bibit dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Bibit kecil, berukuran 100-199 gram b. Bibit sedang, berukuran 200-350 gram c. Bibit besar, berukuran 351-550 gram. Bibit nenas ditanam secara manual, jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan varietas yang diusahakan dan besarnya bibit yang digunakan. Dengan demikian populasi tanaman per hektar akan bervariasi. Tahapan pengolahan lahan perlu mendapat perhatian yang serius, agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tanah perlu dibersihkan dari tanaman sebelumnya, kemudiaan dibajak dengan tujuan membalik tanah. Selain itu, tanah perlu digaru agar bongkahan-bongkahan tanah dapat hancur setelah tanah di istirahatkan beberapa saat, barulah dibuat bedengan- bedengan untuk tanaman Pemprovsu Dinas Pertanian, 2002 .

2.2. Landasan Teori

Agribisnis dapat dibagi menjadi empat sektor yang saling bergantung secara ekonomis, yaitu sektor masukan input, produksi farm, sektor pengolahan dan sektor pemasaran. Sektor masukan menyediakaan perbekalan pada para pengusaha tani yang dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Sektor produksi merupakan sektor pusat agribisnis, di sektor inilah input dipergunakan untuk menghasilkan produksi, dan sektor ini berdampak langsung terhadap situasi keuangan sektor masukan dan sektor keluaran agribisnis. Sektor Universitas Sumatera Utara pengolahan merupakan sektor yang melakukan proses pengolahan terhadap hasil pertanian sehingga memiliki nilai lebih, dan sektor pemasaran berkaitan dengan penyampaian produk pertanian ke konsumen Soekartawi, 1991. Pengolahan sebagai salah satu subsistem dalam agribisnis merupakan suatu alternatif terbaik untuk dikembangkan. Dengan kata lain, pengembangan industri pengolahan diperlukan guna terciptanya keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri. Industri pengolahan agroindustri akan mempunyai kemampuan yang baik jika kedua sektor tersebut diatas memiliki keterkaitan yang sangat erat baik keterkaitan kedepan forward linkage maupun kebelakang backward linkage Soekartawi, 1991. Agroindustri yang mempunyai keterkaitan kebelakang yaitu agroindustri yang menghasilkan sarana produksi seperti pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian atau sering disebut agroindustri hulu up stream. Sedangkan agroindustri yang mempunyai keterkaitan kedepan yaitu agroindustri yang melakukan pengolahan produk pertanian seperti pengolahan kentang menjadi keripik, pengawetan pengemasan produk pertanian, dan lain-lain atau sering disebut agroindustri hilir atau down stream Soeharjo, A, 1990. Industri pengolahan hasil pertanian memiliki daya saing yang kuat, karena memiliki keunggulan komparatif sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tenaga kerja yang banyak dan murah, serta berdaya tahan lama dan komperatifsegmen pasar dan diferensiasi produk Muzhar, M, 1994. Dalam lingkup bisnis memang harus diakui tidak seluruh komoditi pertanian mempunyai prospek cerah. Akan tetapi harus diingat bahwa cerah Universitas Sumatera Utara tidaknya prospek suatu komoditi yang dianggap tidak memiliki prospek pada saat ini bisa saja menjadi primadona dimasa yang akan datang Nazaruddin, 1993. Beberapa hal yang ikut membantu menciptakan kemungkinan perbaikan prospek suatu produk antara lain sebagai berikut : 1. Kemampuan produsen untuk memenuhi permintaan pasar. 2. Jenis komoditi yang sesuai dengan trend yang berlaku sekarang. 3. Kemampuan memenuhi mutu sesuai yang diinginkan pasar. 4. Kemampuan menyediakaan komoditi sesuai permintaan. 5. Ketepatan dalam pengiriman sehingga dapat diterima dengan baik oleh pihak importer. 6. Tingkat harga yang sesuai Nazaruddin, 1993. Komponen pengolahan hasil pertanian penting karena pertimbangan diantaranya sebagai berikut : 1. Meningkatkan nilai tambah Pengolahan hasil yang baik dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. 2. Meningkatkan kualitas hasil. Dengan kualitas hasil yang baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja menyebabkan adanya perbedaan segmentasi padar tetapi juga mempengaruhi harga barang itu sendiri. 3. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Bila hasil pertanian langsung dijual tanpa diolah terlebih dahulu maka kesempatan kerja pada kegiatan pengolahan akan hilang. Sebaliknya bila Universitas Sumatera Utara dilakukan pengolahan hasil maka banyak tenaga kerja yang diserap. Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja yand relatif besar pada kegiataan pengolahan. 4. Meningkatkan keterampilan produsen. Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh hasil penerimaan usahatani yang lebih besar. 5. Meningkatkan pendapatan produsen. Konsekunsi logis dari hasil olahan yang lebih baik adalah menyebabkan total penerimaan lebih tinggi karena kualitas hasil yang lebih baik dan harganya lebih tinggi Soekartawi, 1993. Salah satu sifat khas dari hasil pertanian adalah rawan terhadap kerusakan perishability apabila tidak langsung ditangani atau dipasarkan. Sehingga konsekwensinya dalam tataniaga hasil pertanian diperlukan lembaga processing. Salah satu tujuan dari pengolahan pertanian adalah meningkatkan kualitas. Dengan kualitas yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi harga barang itu sendiri Soekatarwi, 1993. Yang dimaksud dengan nilai tambah ialah nilai produk dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam proses produksi tersebut. Dengan perkataan lain, nilai tambah merupakan sejumlah nilai jasa return terhadap faktor produksi modal tetap, tenaga kerja, dan keterampilan manajemen pengelolaan Suryana, A, 1990. Universitas Sumatera Utara Dalam banyak kenyataan sering dijumpai adanya kelemahan dalam mengembangkan industri pengolahan, khususnya industri kecil dimana salah satunya disebabkan karena kurangnya perhatian dalam masalah-masalah pengolahan. Sebagai akibatnya maka efisiensi pengolahan menjadi rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari tingginya biaya produksi untuk setiap unit keluaran, jenis teknologi pengolahan yang digunakan dan kondisi mesin tersebut adalah merupakan faktor-faktor yang diduga sebagai alasan meningginya biaya pengolahan Soekartawi, 1993. Agroindustri pada dasarnya mencakup kegiataan pengolahan yang sangat luas, baik dari tahapan prosesnya sampai pemasaran ke konsumen maupun dari jenisnya. Hal ini terlihat dari pengertian agroindustri yang dapat dijabarkan sebagai bahan bakunya untuk diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk baru, baik yang bersifat setengah jadi maupun final yang dapat segera dikonsumsi Sutalaksana, DM, 1993. Pada prinsipnya pengawetan dimaksudkan agar dapat berdaya tahan lama. Meskipun demikian prinsip pengawetan ini umum dipakai untuk membuat produk olahan. Beberapa prinsip pengawetan dapat dilakukan sekaligus pada proses pembuatan suatu jenis produk Satuhu, S, 1984. Nilai tambah Value Added produk olahan yang dihasilkan dalam pengolahan nenas dianalisis dengan rumus: NT : NP – NBB + NBP Keterangan : NT : Nilai tambah NP : Nilai Produksi Hasil Olahan NBB : Nilai Bahan Baku NBP : Nilai Bahan Pembantu yang digunakan dalam proses produksi Universitas Sumatera Utara Return Of Invesment ROI merupakan suatu ukuran rasio untuk mengetahui tingkat pengembalian modal usaha. Komponen pada analisis ini adalah pendapatan bersih dan jumlah penggunaan modal. Rumus yang digunakan: ROI : Laba Bersih x 100 Modal Keterangan : Jika ROI tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha ini efisien untuk dilaksanakan Jika ROI tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak efisien untuk dilaksanakan. Sunarjono,2000 RC adalah singkatan dai Return Cost Ratio, atau dikenal dengan perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut : RC Ratio : Revenue : Penerimaan Cost Biaya Keterangan : RC Ratio : Revenue-cost ratio Revenue : Penerimaan Cost : Biaya Kriteria : - Bila RC 1, maka usaha dinyatakan layak - Bila RC 1, maka usaha dinyatakan tidak layak Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Pemikiran