Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Definisi dan Batasan Operasional

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive Sampling, dimana terdapat satu perusahaan pengolahan nenas yaitu di PT. Alami Agro Industry, di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara selanjutnya daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi nenas di Sumatera Utara.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel usaha pengolahan nenas dilakukan secara Purposive Sampling, yaitu PT. Alami Agro Industry karena satu-satunya perusahaan pengolahan nenas yang berada di Kabupaten Tapanuli Utara.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara langsung dengan pengusaha pengolahan nenas dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder merupakan daftar baku pelengkap yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian ini, antara lain Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara, Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Propinsi Sumatera Utara, berupa buku, jurnal, dll. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada spesifikasi pengumpulan data pada Tabel 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan Data Tahun 2008 No Jenis Data Sumber Data Metode yang Digunakan Alat yang Digunakan 1. Identitas Perusahaan Perusahaan Wawancara Kuesioner 2. Data populasi dan sample Perusahaan Wawancara Kuesioner 3. Biaya sarana produksi Perusahaan Wawancara Kuesioner 4. Produksi tanaman nenas Perusahaan Wawancara Kuesioner 5. Tahapan kegiatan pengolahan nenas Perusahaan Wawancara Kuesioner 6. Harga penjualan tanaman nenas Perusahaan Wawancara Kuesioner 7. Penerimaan dari pengolahan nenas Perusahaan Wawancara Kuesioner 8 Pendapatan bersih dari pengolahan Perusahaan Wawancara Kuesioner

3.4. Metode Analisis Data

Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati sejauh mana ketersediaan bahan baku nenas, input produksi, modal, teknologi, tenaga kerja, bahan penunjang alat pengolah dan alat-alat pendukung yang digunakan untuk pengolahan nenas di daerah penelitian. Hipotesis 2 mengenai nilai tambah Value Added dianalisis dengan rumus: NT : NP – NBB + NBP Keterangan : NT : Nilai tambah RpKg NP : Nilai Produksi Hasil Olahan RpKg NBB : Nilai Bahan Baku RpKg NBP : Nilai Bahan Penunjang yang digunakan dalam proses produksi RpKg [ Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati seberapa banyak tenaga kerja yang dipakai dan upah tenaga kerja dalam usaha pengolahan nenas ini. Hipotesis 4 yakni untuk melihat kelayakan usaha pengolahan nenas dengan menggunakan perhitungan RC. Ratio dan ROI untuk setiap sample. Analisis kelayakan dapat dihitung dengan rumus : Universitas Sumatera Utara

1. RC Ratio : Revenue : Penerimaan Cost Biaya

Keterangan : RC Ratio : Revenue-cost ratio Revenue : Penerimaan Cost : Biaya Kriteria : - Bila RC 1, maka usaha dinyatakan layak - Bila RC 1, maka usaha dinyatakan tidak layak

2. Return On Investement ROI, yaitu : ROI: Laba Bersih x 100

Modal Produksi Keterangan : Jika nilai ROI tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan. Jika ROI tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk diusahakan Sunarjono,2000.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka penulis membuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut : 1. Nilai tambah Value Added adalah nilai produk olahan dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi. 2. Prospek pengolahan nenas adalah prospek pengolahan bahan baku menjadi produk akhir buah kaleng dengan menggunakan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, input produksi, teknologi, dan penerapan tenaga kerja. 3. Produk akhir adalah hasil olahan dari nenas menjadi buah kaleng. 4. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Universitas Sumatera Utara Batasan Operasional 1. Tempat penelitian adalah PT. Alami Agro Industry, Kecamatan Siborong- borong, Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Penelitian dilaksanakan pada November 2007. Universitas Sumatera Utara

IV. DESKRIPSI WILAYAH DAN OBJEK PENELITIAN

4.1. Gambaran Daerah Penelitian Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1

20’- 2 41 Lintang Utara dan 98 05’- 99 16’ Bujur Timur dengan batas-batas daerah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Toba Samosir dengan Ibukota Balige Sebelah Timur : Kabupaten Labuhan Batu dengan Ibukota Rantauprapat Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Ibukota Padang Sidempuan Sebelah Barat : Tapanuli Tengah dengan Ibukota Sibolga Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km 2 yang terdiri dari luas dataran 3.793,71 Km 2 dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km 2 . Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara adalah Tarutung yang terletak kurang lebih 224 Km dari kota Medan. Sedangkan Kecamatan Siborong-borong yang merupakan daerah berdirinya pabrik pengolahan nenas PT. Alami Agro Industry terletak 26 Km dari Tarutung. Dengan kata lain, Kecamatan Siborong-borong terletak 198 Km dari kota Medan. Daerah penghasil bahan baku nenas untuk industri ini terletak di Kecamatan Sipahutar yang berjarak kurang lebih 20 Km dari Kecamatan Siborong-borong. Dengan kata lain, Kecamatan Sipahutar ini terletak 218 Km dari Kota Medan. Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan produksi nenas tertinggi di Sumatera Utara. Luas pertanaman nenas di Tapanuli Utara pada tahun 2002 adalah 147 Ha dengan produksi 15849 Ton yang tersebar di Kecamatan Universitas Sumatera Utara