Arsitektur High Tech
ARIA LEO BIMANTARA 070406027
56
stadion lain dapat diterapkan pada stadion ini. Tema Arsitektur High Tech adalah yang menjadi pendekatan perancangan untuk merancang stadion ini.
Arsitektur High Tech telah sering diaplikasikan pada perancangan yang sangat berhubungan dengan fungsi kompleks seperti pada bangunan-bangunan
besar umumnya bangunan olahraga, terminal stasiun, gedung bertingkat tinggi, bandar udara, pelabuhan, dll tetapi tetap harus memiliki sisi estetika yang baik
bahkan harus menonjol agar dapat menjadi ikon landmark. Hasil yang diharapkan dari kolaborasi antara judul proyek dengan tema
tersebut nantinya adalah rancangan yang tepat guna. Tema ini pun sudah sangat umum dipakai untuk bangunan stadion karena dapat mengakomodasi kebutuhan
berdasarkan teknologinya sampai bertahun-tahun kedepan, begitu juga dengan beberapa bangunan stadion baru yang dapat ditemui di beberapa provinsi di
Indonesia.
3.4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS 3.4.1. Stadion Nasional Yoyogi Jepang
Stadion ini 1964 merupakan karya brilian Kenzo Tange. Dibangun untuk Olimpiade 1964 di Tokyo, Jepang dengan kapasitas 13.291 kursi. Stadion ini
bersama dengan gimnasiumnya telah menjadi ikon arsitektur yang merupakan hasil hibridisasi estetika modernisme barat dan arsitektur tradisional Jepang. Kenzo
Tange mengintegrasikan bangunan dengan baik kedalam lanskapnya. Dengan kurva kabel struktural, atap melengkung, dan jangkar beton melengkung telah
menjadi kesatuan yang terintegrasi. Lapangannya sendiri dapat diubah untuk mengakomodasi acara lain seperti basket dan hoki es.
Struktur stadion ini terdiri dari suatu struktur pusat yang darinya bentuk dan struktur atapnya berasal. Dua kabel baja besar diameter 13 inci mendukung
diantara dua menara struktural tersebut yang kemudian dijangkar ke suatu struktur di lapangan. Kabel tersebut kemudian membentuk struktur tenda dimana
serangkaian kabel pra-tarik digantungkan dari dua kabel utama tersebut ke struktur beton di bawah yang menciptakan ruang gimnasium serta memberikan struktur
yang diperlukan untuk tribun. Hasil akhirnya adalah struktur suspensi simetris yang elegan dengan menggantung dari struktur pusat seperti kain yang tergantung yang
Universitas Sumatera Utara
Arsitektur High Tech
ARIA LEO BIMANTARA 070406027
57
ditarik ke arah lanskapnya. Gabungan desain Jepang Modernisme ini mencerminkan estetika barat, namun dalam arti yang lebih kontekstual memiliki
beberapa kemiripan dengan pagoda Jepang.
Gambar 3.9. Foto Stadion Nasional Yoyogi Sumber: www.google.com
3.4.2. Stadion Olimpiade Montreal Kanada
Stadion ini 1976 adalah sebuah stadion di Montreal, Quebec, Kanada. Dibangun sebagai tempat utama untuk Olimpiade 1976, adalah yang berkapasitas
kursi terbesar di Kanada. Stadion ini dirancang oleh arsitek Perancis Roger Taillibert. Awalnya stadion ini ingin didesain dengan atap membran yang bisa
dibuka dengan ditarik tali dari sebuah menara, tetapi hal itu tidak berhasil diwujudkan sehingga akhirnya dibuat permanen. Adapun menara itu adalah Menara
Montreal setinggi 175 m, merupakan menara miring tertinggi di dunia dan struktur tertinggi ke-6 di Montreal. Stadion ini berkapasitas 43.739 kursi untuk bisbol, 66.308
kursi untuk sepak bola, dan 78.322 kursi untuk konser.
Universitas Sumatera Utara
Arsitektur High Tech
ARIA LEO BIMANTARA 070406027
58
Desain bangunan ini disebut sebagai karya Arsitektur Organik Modern. Taillibert mendasarkan bangunan ini dari bentuk tanaman dan hewan, yaitu dari
struktur tulang belakang menara dengan otot atau tentakel tali dan masih mengikuti rencana dasar arsitektur modern. Sekarang stadion ini telah dikonversi
menjadi Biodome Montreal, sebuah museum alam indoor. Atapnya terbuat dari struktur beton salah satu yang terbesar di dunia.
Observatorium bertingkat ditambahkan kemudian, yaitu diakses dengan memakai kereta gantung yang bergerak 266 m di sepanjang menara melengkung itu. Kabin
funicular tersebut naik dari dasar menara sampai dek observatorium dalam waktu kurang dari 2 menit dengan kecepatan 2,8 ms untuk 76 orang per perjalanan dan
berkapasitas 500 orangjam.
Gambar 3.10. Foto Stadion Olimpiade Montreal Sumber: www.google.com
3.4.3. Stadion Olimpiade Munich Jerman
Stadion ini 1972 merupakan stadion sepak bola olimpiade yang terletak di Munich, Jerman yang dirancang oleh arsitek Gunter Behnisch and Partners, dan
insinyur Frei Otto dan Fritz Leonardt. Stadion ini berkapasitas 69.250 orang.
Universitas Sumatera Utara
Arsitektur High Tech
ARIA LEO BIMANTARA 070406027
59
Memiliki dimensi 260 m x 250 m, sedangkan lapangannya berukuran 105 m x 68 m dengan sistem drainase dan pemanas lapangan saat bersalju. Lintasan larinya
adalah lintasan 400 m 8 jalur. Adapun dasar perancangan stadion ini yang terutama adalah untuk
menciptakan suatu kawasan olahraga yang terintegrasi baik dengan lanskapnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya bukit hijau, lembah, padang rumput, dan kolam air
di dalam kawasan tersebut, bahkan beberapa tumpukan puing disana juga dijadikan bukit hijau kecil.
Salah satu hal menarik lainnya adalah atap stadion ini yang membentang sampai ke area lainnya di dalam kawasan tersebut, menutupi area seluas 8,5 ha.
Atap tersebut menciptakan suasana yang luas dan terbuka. Lapangannya sendiri dibuat di dalam lembah buatan galian sehingga atapnya kelihatan mengapung di
atas kawasan tersebut. Atap tersebut terbuat dari membran poliester berlapis PVC setebal 4 mm yang dipegang oleh jaringan baja dengan dudukan neoprene yang
kemudian dihubungkan dengan kabel baja ke 12 tiang utamanya.
Gambar 3.11. Foto Stadion Olimpiade Munich Sumber: www.google.com
Universitas Sumatera Utara
Arsitektur High Tech
ARIA LEO BIMANTARA 070406027
60
3.5. STUDI BANDING PROYEK DAN TEMA SEJENIS 3.5.1. Allianz Arena Jerman