LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA INTERPRETASI TEMA

Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 50 • High Tech adalah hal-hal yang berkaitan dengan teknologi terbaruteraktual yang mengutamakan fungsional. Dan dalam ilmu arsitektur, hal-hal ini berkaitan dengan sistem struktur yang dapat menjadi nilai simbolis estetikanya, juga konstruksi, dan utilitas. • Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, lansekap, hingga ke level mikro, yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Jadi Arsitektur High Tech dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam merancang bangunan bagi manusia dengan kekhususanspesialisasi di dalam bidang pemanfaatan teknologi terkini baik untuk estetika, struktur, dan fungsinya untuk menjawab masalah perancangan. Bangunan high tech sendiri harus lebih mempresentasikan teknologinya daripada sekedar menggunakannya untuk hal efisiensi. Struktur dan utilitas yang ditonjolkan merupakan salah satu ciri dari arsitektur high tech.

3.2. LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA

Tema yang dipilih untuk proyek ini adalah Arsitektur High Tech. Karena perencanaan dan perancangan bangunan besar dengan persyaratan dan fungsi sangat khusus dan untuk menampung banyak orang memerlukan suatu pendekatan arsitektural yang baik dan tepat, serta superior dibandingkan dengan bangunan pada umumnya. Salah satu ciri arsitektur high tech menurut Colin Davis, bangunan ini memiliki pelapis yang tipis dan lebar untuk menampilkan kepada dunia luar bagaimana aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Pada umumnya penampilan bangunan secara keseluruhan terlihat ringan, biasanya dengan kombinasi kurva dan garis lurus. Prinsip ini bisa menjadi salah satu cara dalam mengembangkan bentuk bangunan. Bagaiman penampilan suatu bangunan yang dapat menunjukkan fungsi stadion. Dan juga diharapkan nantinya dapat memberi suasana tersendiri bagi pengguna tentang kesan yang berhubungan dengan teknologi. Arsitek sebagai pemikir awal dari semua aspek proyek tersebut harus mampu memandang jauh Universitas Sumatera Utara Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 51 kedepan supaya suatu proyek nantinya memiliki nilai perancangan yang baik yang menjadi keuntungan jangka panjang baik bagi pengguna langsung maupun bagi masyarakat sekitar.

3.3. INTERPRETASI TEMA

Arsitektur High Tech sering juga disebut ‘Modernisme Akhir’ atau ‘Ekspresionisme Struktur’. Gaya ini sendiri mendapatkan namanya dari sebuah buku, yaitu ‘High Tech: The Industrial Style and Source Book for The Home’ yang dipublikasikan di New York tahun 1978 dan akhirnya menjadi nama yang sering disebutkan dibanding Industrial Style. Gaya ini muncul pertama kali pada tahun 1970an dengan menggabungkan elemen-elemen industri dan teknologi high tech kedalam desain bangunan. Gaya ini seolah-olah mengubah aliran modernisme dengan berbagai bantuan dari penemuan teknologi yang lebih canggih, dan menjadi jembatan antara Arsitektur Modern dengan Post-Modern. Tetapi dari hal ini pula muncul ketidak jelasannya, yaitu batas antara Arsitektur High Tech dengan Post-Modern, sehingga akhirnya menjadi sering pula berbagi teori dan pemahaman. Beberapa arsiteknya yang terkenal adalah Norman Foster, Richard Rogers, Michael Hopkins Inggris, Renzo Piano Italia, dan Santiago Calatrava Spanyol. Gaya ini pada mulanya dapat dikatakan sebagai tanggapan dari Arsitektur Modern. Pengaruh modernisme pada perencanaan pembangunan kota, terutama oleh Le Corbusier, telah menciptakan bangunan-bangunan yang monoton dan terstandardisasi, antusiasme terhadap bangunan ekonomi menciptakan rancangan finishing yang sangat rendah. Sehingga arsitektur high tech telah menciptakan aspek estetika yang kontras terhadap arsitektur modern lama. Adapun bangunan arsitektur high tech sendiri banyak ditemukan di Amerika Utara dan Eropa. Mulai dari hunian biasa dan yang terutama sekarang ini adalah bangunan bertingkat tinggi. Fitur utamanya adalah jenis teknologi konstruksinya, umumnya banyak memakai baja dan kaca yang sekaligus menjadi unsur estetikanya. Universitas Sumatera Utara Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 52

3.3.1. Karakteristik Arsitektur High Tech

Adapun beberapa ciri-ciri umum yang sering dijumpai pada Arsitektur High Tech adalah sebagai berikut: • Mengutamakan fungsional, yaitu bagaimana suatu teknologi dapat memaksimalkan kebutuhan pengguna bangunan tersebut walaupun sebenarnya tidak pernah juga bersifat fungsional sepenuhnya karena harus melibatkan estetika. • Aspek estetika ditampilkan oleh karakter materialnya dan strukturutilitas exposenya yang juga menjadi nilai simbolisnya sering juga disebut ekspresi kejujuran bangunan. • Tidak memiliki bentuk bangunan yang umum misalnya bentuk rumah pada umumnya, bentuk mall pada umumnya, dll melainkan bebas. • Memakai teknologi material industri yang praktismudah dirakit dan pre- fabrikasi beton precast, logam, kaca, polimer, dll. • Tidakjarang memperhitungkan nilai ekonomis. • Terkadang sudah menerapkan sistem elemen bangunan yang dapat berubah secara mekanikal shading yang dapat diatur, ataplapangan yang dapat digeser, bahkan seluruh lantai bangunan yang dapat berputar. Beberapa contoh rancangan high tech yang menjawab aspek fungsional adalah seperti modul-modul bentang lebar, biasanya untuk menjawab kebutuhan akan ruangan yang besarlebar dan harus bebas penghalang seperti ruang pertemuan, aula utama, teatertribun, dll. Lalu ada pula beberapa bangunan yang menempatkan jalurpipa utilitasnya diluar eksterior untuk memudahkan pemeliharaan, contohnya adalah Lloyds Building di London Richard Rogers, 1986. Adapun contoh rancangan aspek estetika telah banyak ditemukan sekarang ini, seperti kolom struktural yang berada diluar bangunan, atau justru dinding kaca yang menutupi seluruh kolom dan lantai bangunan. Ada pula yang menampilkan elemen diagonalbracing struktur, atau justru kolomnya yang tidak tegak melainkan miring. Ada yang mengadaptasi banyak aspek penampilan industrial. Ada yang Gambar 3.1. Pipa Utilitas Lloyd’s Building Sumber: en.wikipedia.org Universitas Sumatera Utara Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 53 memakai struktur kabel. Dan terakhir, ada yang membuat perubahan denah yang dinamis dari lantai terendah sampai yang tertinggi. Hal ini akhirnya juga yang membedakan penampilan bangunan arsitektur high tech terhadap bangunan lainnya. Adapun contohnya banyak dijumpai, yaitu seperti kantor HSBC di Hong Kong Norman Foster, 1985, John Hancock Center di Chicago Fazlur Khan, 1969, Hearst Tower di New York Norman Foster, 2004, Lloyds Building di London Richard Rogers, 1986, The Bank of China di Hong Kong I. M. Pei, dll. Kemudian ada beberapa teknologi material industri yang mudah dirakit dan bersifat pre-fabrikasi sampai sekarang ini, yaitu sebagai berikut: • Beton Pre-Cast Walaupun material beton telah lama ditemukan, sistem pre-cast masih menjadi opsi kepraktisan konstruksi. Keunggulan dari sistem ini yaitu dapat mempercepat waktu pembangunan karena pembuatan elemen strukturnya dilaksanakan di area lainpabrik pencetakan. Perakitannya di lapangan hanya memerlukan sedikit pengecoran di bagian sambungan elemen-elemen tersebut di bagian perpanjangan tulangan betonnya dengan memakai semen khususlem beton. • Logam struktural dan finishing Logam untuk klasifikasi struktural umumnya memakai baja kecuali untuk kebutuhan khusus seperti kekuatan sangat tinggi stainless steel, Gambar 3.2. Dari kiri ke kanan, kolom HSBC Hong Kong, bracing John H. Center, kolom miring Hearst Tower, fasad industrial Lloyd’s Building, dan denah dinamis Bank of China Sumber: en.wikipedia.org Gambar 3.3. Beton sistem Pre-Cast siap rakit Sumber: www.google.com Gambar 3.4. Struktur baja profil IWF Sumber: www.google.com Universitas Sumatera Utara Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 54 suhu tinggi titanium, dan massa ringan aluminium alloy. Dengan kuat tarik yang besar, baja memungkinkan desain bangunan yang lebih beragam dibandingkan beton. Adapun logam finishing dapat dijumpai lebih banyak seperti stainless steel, aluminium, tembaga, titanium, dan jenis alloy ataupun komposit. Logam finishing harus bersifat mengkilap dan tahan karat. • Kaca Kaca merupakan penemuan besar dalam sejarah teknologi karena dapat melewatkan cahaya, dan jenisnya sekarang inipun sangat banyak mulai dari kaca polos, kaca polos warna, kaca esbertekstur kabur, kaca patri, kaca tempered lebih kuat dari kaca biasa, kaca laminated kaca tempered dengan lapisan laminasi, kaca film kaca dengan lapisan film yang berfungsi khusus seperti anti sinar UV, anti sinyal radio, dll, kaca penahan panas memiliki kandungan logam berat didalamnya untuk menahan panas, dll. Sekarang ini telah dipakai sistem double glass untuk menahan panas dan suara lebih baik. Dengan melewatkan angin diantara kaca tersebut, panas yang terkumpul pada kaca luar dapat langsung dibuang keatas. • Polimer Polimer juga merupakan penemuan besar karena memiliki banyak keunggulan dan masih dapat terus dikembangkan. Fiberglass, plastik, dan karet adalah contohnya. Fiberglass sering dipakai untuk finishing ringan tetapi kurang jernih untuk dibuat tembus pandang. Plastik memiliki banyak jenis seperti acrylic yang biasa dipakai menggantikan kaca akuarium, poly-ethylene PE sebagai finishing tembus pandang, poly-vinyl-chloride PVC sebagai atap dan pipa, poly-carbonate Gambar 3.5. Stainless steel – Chrysler Building kiri Titanium – Guggenheim Museum kanan Sumber: en.wikipedia.org Gambar 3.6. Kaca polos kiri, kaca warna kanan Sumber: www.google.com Universitas Sumatera Utara Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 55 PC sebagai atap, dan yang paling baik sekarang ini adalah poly-ethylene- tetrafluoro-ethylene P-ETFE berlapis teflon poly-tetrafluoro-ethylene PTFE. Teflon merupakan plastik yang tahan panas, sinar UV, dan berbagai bahan kimia seperti yang terbukti pada panci masak. Perpaduan keduanya telah banyak memajukan arsitektur sekarang ini, termasuk stadion. Sedangkan karet seperti isoprene dan neoprene telah banyak membantu sistem struktur, sambungan, perapat, dan peredam. Dan yang terakhir, sekarang ini sudah sering didapati elemen bangunan yang dapat berubah secara mekanikal seperti shading yang dapat diatur, ataplapangan yang dapat digeser. Stadion Wembley dan Veltins Arena memakai atap yang dapat digeser, Allianz Arena memakai tirai roller yang dapat dirapatkan, Veltins Arena dan Sapporo Dome memakai lapangan yang dapat digeser dan tribun yang dapat disusun, bahkan jenis Dynamic Architecture memiliki fitur dimana seluruh lantai bangunan dapat berputar.

3.3.2. Keterkaitan Tema Dengan Judul

Seperti yang telah disampaikan diatas, stadion merupakan bangunan besar yang tidak umum atau bersifat superior dibandingkan dengan bangunan lain pada umumnya. Artinya ada banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan lagi dengan suatu pendekatan tertentu karena tidak semua persyaratan yang telah dipakai pada Gambar 3.8. Dari kiri ke kanan, tirai roller atap Allianz Arena, atap Veltins Arena, lapangan dan tribun Sapporo Dome Sumber: www.google.com Gambar 3.7. P-ETFE – Allianz Arena kiri Polyester – Stadion Olimpiade Munich kanan Sumber: www.google.com Universitas Sumatera Utara Arsitektur High Tech ARIA LEO BIMANTARA 070406027 56 stadion lain dapat diterapkan pada stadion ini. Tema Arsitektur High Tech adalah yang menjadi pendekatan perancangan untuk merancang stadion ini. Arsitektur High Tech telah sering diaplikasikan pada perancangan yang sangat berhubungan dengan fungsi kompleks seperti pada bangunan-bangunan besar umumnya bangunan olahraga, terminal stasiun, gedung bertingkat tinggi, bandar udara, pelabuhan, dll tetapi tetap harus memiliki sisi estetika yang baik bahkan harus menonjol agar dapat menjadi ikon landmark. Hasil yang diharapkan dari kolaborasi antara judul proyek dengan tema tersebut nantinya adalah rancangan yang tepat guna. Tema ini pun sudah sangat umum dipakai untuk bangunan stadion karena dapat mengakomodasi kebutuhan berdasarkan teknologinya sampai bertahun-tahun kedepan, begitu juga dengan beberapa bangunan stadion baru yang dapat ditemui di beberapa provinsi di Indonesia. 3.4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS 3.4.1. Stadion Nasional Yoyogi Jepang