sayuran. Beberapa jenis tanaman sayuran yang cocok diusahakan diantara tanaman markisa adalah tomat, kentang, kubis, buncis, brokoli, dengan RC ratio masing-
masing secara berturut- turut 1,26 : 1,21 : 1,44 : 1,47 : dan 1,44. 11. Panen
Panen dilakukan setelah buah berumur 120-140 hari sejak bunga muncul atau 85-95 setelah bunga mekar p. edulis sims. Indikator yang dapat dipakai untuk
menentukan tingkat ketuaan buah adalah warna kulit buah telah berubah dari hijau ungu menjadi kuning passiflora vlaficarva. Buah muda yang berwarna hijau muda
berubah menjadi hijau kekuning-kuningan. Selain dengan warna kulit buah, saat panen yang tepat dapat ditandai dengan mengerutnya tangkai buah dan keluarnya
warna yang khas.
4.4 Upaya Pengembangan Tanaman Markisa sebagai Objek Agrowisata
Kabupaten karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah baik dengan daerah tujuan wisata lainnya di
Indonesia. Dengan dilakukannya pengembangan buah markisa di kabupaten karo, akan memberikan dampak positif bagi pariwisata di kabupaten karo, dimana tidak
hanya untuk melihat potensi tanamannya, tetapi dapat sekalian menikmati pariwisatanya. Hal ini menyebabkan keduanya saling menguntungkan, sehingga
potensi pengembangan buah markisa ini membuat pariwisita di kabupaten karo juga semakin meningkat.
Adapun daya tarik agrowisata yang dapat dikembangkan baik berupa proses budidaya, penangan pasca panen, pengelohan hasil, penyajiantransaksi hasil produksi
Universitas Sumatera Utara
maupun pemasaran hasil dari komoditas pertanian yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, perternakan, perikanan dan kehutanan. Dalam
pengembangan agrowisata memiliki beberapa fungsi yang meliputi : 1 Sebagai pusat informasi setempat untuk mengetahui, mengenal, memahami
dan menghayati peristiwa kehidupan dan peri kehidupan suatu kelompok. 2 Sebagai pusat promosi pariwisata setempat atau pariwisata regional karena
sarana dan fasilitas dapat didayagunakan untuk penampilan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya suatu kelompok masyarakat.
3 Sebagai pemusatan kegiatan suatu kegiatan kelompok masyarakat yang dapat diarahkan dan mewakili semua sektor kehidupan bersama yang dibutuhkan
kelompok tersebut. 4 Sebagai arena yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya aspirasi
seni dan budaya masyarakat setempat, yang dikaitkan dengan budaya pertanian yang mereka lakukan secara turun menurun.
5 Sebagai salah satu usaha untuk melestarikan mempertahankan kelestarian beberapa varietas tanaman yang bersifat khas.
Luas tanam kebun markisa di Kabupaten karo mencapai 144,89 ha dengan luas panen 134,28 ha. Adapun daerah pengahasil tanaman markisa ialah: Payung,
Simpang Empat Naman Teran, Kabanjahe, Berastagi, Tiga Panah, Dolat Rakyat, Merek dan Barus Jahe. Dalam wawancara kepada petani Desa Aji Julu yang bercocok
tanam buah markisa bahwa harga jual buah markisa di pasar tradisional mencapai Rp. 9000 - Rp. 10.000 per kg dengan durasi pemanenan satu minggu sekali.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini jelas sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian para petani dan juga menambah devisa Pemerintah Kabupaten. Dengan waktu pemanenan
hanya seminggu sekali membuat produksi tanaman markisa lebih menguntungkan para petani. Selain itu, para petani juga bukan saja meningkatkan produksi saja
melainkan juga menambah keternaran akan Kabupaten Karo dengan tanaman khas markisa.
Selain para petani, pemerintah sebaiknya juga ikut serta dalam pengembangan agrowisata khususnya Pemkab Karo agar memberi inovasi-inovasi terbaru dalam
membuat lahan pertanian menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan domestik maupun internasional. Pemeritah dapat mensosialisasikan
bagaimana lahan pertanian dapat dibuat menjadi kawasan pariwisata seperti kebun markisa petik sendiri. Inovasi ini dapat memberikan wisatawan kebebasan untuk
memetik sendiri buah markisa dari pohonnya agar memberikan nilai kepuasan tersendiri bagi wisatawan..
Menurut Rukmana 2010, pembangunan dan pengembangan agrowisata bagi dunia usaha dapat dilakukan oleh ketiga pelaku ekonomi yaitu Badan Usaha Milik
NegaraDaerah, Perusahaan Nasional, Koperasi, dan Usaha Perorangan. Ketiga Pelaku ekonomi tersebut harus berdasarkan pola manajemen perusahaan penuh
dengan modal yang rasional, sehingga ratio costbenefit dan return on invenstment pat diukur setiap tahun, sedangkan cara atau sistem pengelolaannya dapat dilakukan
secara sendiri atau kerjasama join venture, bagi hasil sharing, dan lain-lain dengan prinsip saling menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tenaga kerja sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan obyek agrowisata adalah kemampuan pengelola yang terdiri dari tenaga pembina,
pelaksana, dan pemandu wisata. Untuk itu penyediaan tenaga managerial dan pemandu agrowisata yang progfesional sesuai dengan bidangnya mutlak diperlukan.
Pola pengelolaan agrowisata yang dikembangkan atau dibangun perlu dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan
yang menunjang usaha agrowisata. Dengan keikutsertaan masyarakat di dalam pengembangan agrowisata diharapkan dapat ditumbuhkembangkan interaksi positif
dalam bentuk rasa ikut memiliki untuk menjaga eksistensi obyek. Peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
1 Masyarakat desa yang memiliki lahan di dalam kawasan yang dibangun agar tetap dapat mengolah lahannya sehingga menunjang peningkatan hasil produk
pertanian yang menjadi daya tarik agrowisata dan di sisi lain akan mendorong rasa memiliki dan tanggungjawab di dalam pengelolaan kawasan secara
keseluruhan. 2 Melibatkan masyarakat desa setempat di dalam kegiatan perusahaan secara
langsung sebagai tenaga kerja, baik untuk pertanian maupun untuk pelayanan wisata, pemandu dan lain-lain. Untuk itu pihak pengelola perlu melakukan
langkah-langkah dan upaya utnuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja khusus yang berasal dari masyarakat.
3 Menyediakan fasilitas dan tempat penjualan hasil pertanian, kerajinan dan cendera mata bagi masyarakat desa di sekitar kawasan, sehingga dapat
memperkenalkan khas setempat sekaligus untuk meningkatkan penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
Pada hakekatnya pengembangan agrowisata mempunyai tujuan ganda termasuk promosi produk pertanian Indonesia, meningkatkan volume penjualan,
membantu meningkatkan perolehan devisa, membantu meningkatkan pendapatan petani nelayan dan masyarakat sekitar, disamping untuk meningkatkan jenis dan
variasi produk pariwisata Indonesia. Objek agrowisata harus mencerminkan pola pertanian Indonesia baik tradisional ataupun modern guna memberikan daya tarik
tersendiri bagi pengunjung. Wisatawan. Di lokasi atau di sekitar lokasi dapat diadakan berbagai jenis atraksikegiatan pariwisata sesuai dengan potensi sumber
daya pertanian dan kebudayaan setempat.
4.5 Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Tanaman Markisa sebagai Objek Agrowisata