Pengertian dan Ruang Lingkup Piutang Negara

G. Pengertian dan Ruang Lingkup Piutang Negara

Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang No. 49 Prp. Tahun 1960 Piutang negara atau hutang kepada negara adalah sejumlah uang yang wajib dibayar kepada negara atau badan-badan yang baik secara langsung atau tidak langsung dikuasai oleh negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun. Orang atau badan yang berhutang menurut perjanjian atau peraturan yang bersangkutan disebut dengan Penanggung Hutang Pasal 9 ayat 1 Undang- undang No. 49 Prp. Tahun 1960, namun pasal tersebut tidak menyebut dengan tegas apakah badan yang dimaksud badan publik atau badan hukum privat, serta perjanjian publik atau perjanjian privat sehingga mengandung pengertian yang sangat luas. Sepanjang tidak diatur dalam perjanjian atau peraturan yang bersangkutan, maka para anggota pengurus dari badan-badan yang berhutang tersebut bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk menyelesaikan hutang kepada negara itu. Piutang negara pada tingkat pertama pada prinsipnya diselesaikan oleh instansi-instansi dan badan-badan yang bersangkutan. Apabila tidak memungkinkan lagi untuk diurusi sendiri oleh instansi-instansi dan badan-badan yang bersangkutan disebabkan oleh karena ternyata debitur tidak ada kesediaan menyelesaikan hutangnya maka pengurusan piutang negara tersebut diserahkan kepada PUPNDJKN. Dalam hal-hal tertentu dikuatirkan negara akan dirugikan maka PUPNDJKN dapat langsung mengambil tindakan mengadakan pengurusan langsung tanpa menunggu penyerahan dari instansi-instansibadan-badan yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan. Hal ini dilakukan apabila dalam hal kredit-kredit itu dipergunakan tidak sesuai dengan permohonan, tujuan dan syarat-syarat tujuan pemberian kredit atau berhubungan dengan adanya laporan yang telah diuji kebenarannya bahwa debitur yang memang sama sekali mengabaikan kewajiban untuk melakukan pembayaran terhadap hutangnya. Untuk mengetahui apakah sebuah kredit yang dikeluarkan dipergunakan tidak sesuai dengan permohonan, tujuan dan syarat-syarat tujuan pemberian kredit atau berhubungan dengan adanya laporan yang telah diuji kebenarannya bahwa debitur memang sama sekali mengabaikan kewajiban untuk melakukan pembayaran terhadap hutangnya sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam hal ini PUPNDJKN dapat melakukan pengawasan yang waktunya dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengurusan atau secara khusus di luar kegiatan pengurusan terhadap pemberian kredit tersebut.

H. Sejarah Panitia Urusan Piutang Negara PUPN