Penggolongan Kredit Bermasalah Tinjauan Hukum Tentang Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT.Bank Sumut Cabang Kisaran

dalam dan luar negeri dan makin pendeknya waktu jatuh tempo penempatan dana deposito. Penggunaan kredit yang menyimpang dari tujuan yang telah diperjanjikan, akan dapat mengakibatkan kemacetan kredit. Kredit untuk modal kerja apabila dipakai oleh debitur untuk investasi adalah contoh dari penyimpangan penggunaan kredit. Terlambatnya pembayaran bunga dan atau tersendatnya angsuran pokok merupakan indikator bahwa kredit menjurus macet. Apabila kredit menjadi macet sama sekali, maka dapat ditetapkan suatu kriteria untuk menentukan suatu kredit itu macet.

F. Penggolongan Kredit Bermasalah

Istilah penggolongan kredit bermasalah merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan penggolongan kolektivitas kredit yang menggambarkan kualitas dari kredit itu sendiri. Pengaturan penggolongan kolektivitas kredit terdapat dalam Surat keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2368KEPDIR tentang Penggolongan Kolektivitas Aktivita Produktif dan Pembentukan Cadangan Atas Aktiva. Peraturan tersebut telah beberapa kali dirubah, yaitu dengan Surat keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor 2622KEPDIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Kualitas Aktivitas Produktif dan Pembentukan Penyidihan Penghapusan Aktiva Produktif, dan terakhir dengan Surat keputusan Direktur Bank Indonesia No. 30267KEPDIR tanggal 27 Pebruari 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif. Universitas Sumatera Utara Penggolongan kualitas kredit, menurut Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yaitu sebagai berikut: 1. Lancar pass yaitu apabila memenuhi kriteria : a. Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak terdapat tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit b. Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat c. Hubungan antara debitur dengan bank terpelihara baik, debitur selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan baik 2. Dalam perhatian khusus special mention yaitu apabila memenuhi kriteria : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang belum melampaui 90 sembilan puluh hari b. Jarang mengalami cerukan c. Mutasi rekening relatif rendah d. Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil e. Didukung oleh pinjaman baru 3. Kurang lancar substandard, yaitu apabila memenuhi kriteria : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 90 sembilan puluh hari sd 120 seratus dua puluh hari b. Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas c. Hubungan debitur dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya Universitas Sumatera Utara d. Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan yang lemah e. Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit f. Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan 4. Diragukan doubtful yaitu apabila memenuhi kriteria : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 120 seratus dua puluh hari sd 180 seratus delapan puluh hari b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas c. Hubungan antara debitur dengan bank semakin memburuk dan informasi keuangan tidak tersedia atau tidak dapat dipercayakan d. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 seratus delapan puluh hari e. Terjadinya kapitalisasi bunga f. Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit g. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan. 5. Kredit macet. a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Universitas Sumatera Utara Selain penggolongan diatas, masih terdapat 1 satu jenis kualitas kredit yang telah dihapus buku dari neraca off balance sheet namun masih harus ditagih oleh bank kepada debitur yaitu Kredit Hapus Buku atau lazim disebut dengan Kredit 6 atau Kredit Administratif. 50 Penggolongan kredit tersebut di atas merupakan hasil dari penilaian kualitas kredit. Adapun tata cara penilaiannya harus terlebih dahulu ditetapkan dan dicantumkan dalam kebijakan perkreditan bank sebagaimana diatur melalui Surat Keputusan Bank Indonesia No. 27162KEPDIR. Hal demikian agar penilaian kualitas kredit tersebut menghasilkan penilaian yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Walaupun kredit memenuhi kriteria lancar pass dalam perhatian khusus special mention, kurang lancar substandard, dan diragukan doubtful, namun apabila menurut penilaian keadaan usaha peminjam diperkirakan tidak mampu untuk mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya, maka kredit tersebut harus digolongkan pada kualitas yang lebih rendah atas dasar penilaian yang berpedoman pada indikator tambahan yang ditentukan Bank Indonesia. Indikator tersebut pada dasarnya tetap memperhatikan apa yang disebut sebagai kolektibilitas yaitu keadaan pembayarakan pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya. 50 Lembaran Bahan Bacaan, Manajemen Kredit Bermasalah, oleh PT.Bank Sumut, hal 36 Universitas Sumatera Utara

G. Pengertian dan Ruang Lingkup Piutang Negara