melainkan juga terhadap setiap pihak ketiga yang berhubungan hukum, baik langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.
D. Keaslian Penulisan
Pembahasan skripsi ini dengan judul : “pertanggungjawaban direksi atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan dalam mengurus perseroan”, adalah
masalah yang sebenarnya seringkali kita dengar. Namun yang dibahas dalam skripsi ini adalah khusus mengenai tanggung jawab direksi dalam hal perbuatan
melawan hukum yang dilakukan dalam mengurus perseroan. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran
yang dikaitkan dengan teori-teori hukum yang berlaku maupun dengan doktrin- doktrin yang ada , dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana hukum di fakultas hukum universitas sumatera utara, dan apabila ternyata di kemudian hari terdapat judul dan permasalahan yang sama,
maka skripsi ini akan dipertanggung jawabkan sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian perseroan terbatas
Perseroan terbatas pada zaman Hindia Belanda dikenal dengan nama “naamioze vennootschap” nv. Naamioze berarti tanpa nama, yang maksudnya
dalam hal pemberian nama perusahaan tidak memakai salah satu nama anggota
Universitas Sumatera Utara
perseroan, melainkan menggunakan nama perusahaan berdasarkan tujuan dari usahanya.
12
Sebenarnya, arti istilah naamioze vennootschap tidak sama dengan arti istilah perseroan terbatas. Naamioze vennootschap, diartikan sebagai persekutuan
tanpa nama dan tidak mempergunakan nama orang sebagai nama persekutuan, seperti firma, melainkan nama usaha yang menjadi tujuan dari perusahaan yang
bersangkutan. Sedangkan perseroan terbatas adalah persekutuan yang modalnya terdiri atas saham-saham, dan tanggung jawab persero bersifat terbatas pada
jumlah nominal daripada saham-saham yang dimilikinya. Jadi, istilah perseroan terbatas lebih tepat daripada istilah naamioze vennootschap, sebab arti “perseroan
terbatas” lebih jelas dan tepat menggambarkan tentang keadaan senyatanya, sedangkan arti istilah naamioze vennootschap kurang dapat menggambarkan
tentang isi dan sifat perseroan secara tepat. Ada istilah Inggris yang isinya hampir mendekati istilah perseroan terbatas, yaitu company limited by shares”. Perseroan
terbatas ini di Jerman, Austria dan Swiss disebut aktiengensellschaft dan di Prancis disebut societe annonyme.
13
Menurut R.Ali Ridho: Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perusahaan yang berbentuk
badan hukum yang menjalankan perusahaan, didirikan dengan suatu perbuatan hukum bersama beberapa orang dengan modal tertentu yang terbagi atas saham
12
Purwosutjipto, HMN, Pengertian Pokok Hukum Dagang, Jakarta: Djambatan, 1995, hal.90.
13
Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Bandung: Alumni, 2004, hal.47.
Universitas Sumatera Utara
dimana para anggota dengan memiliki satu atau lebih saham dan bertanggung jawab terbatas sampai bagian saham yang dimiliki.
14
C.S.T Kansil menyatakan bahwa: Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perseroan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan perseroan tertentu yang terbagi atas saham- saham, dengan mana pemegang saham persero ikut serta dengan mengambil
satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan hukum dibuat oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal
yang mereka setorkan.
15
Untuk dapat disebut sebagai perseroan terbatas, suatu badan usaha harus mempunyai ciri-ciri, antara lain harus mempunyai kekayaan sendiri, ada
pemegang saham sebagai pemasok modal yang tanggung jawabnya tidak melebihi dari nilai saham yang diambilnya modal yang disetor dan harus ada pengurus
yang terorganisir guna mewakili perseroan dalam menjalankan aktivitasnya dalam lalu lintas hukum, baik di luar maupun di dalam pengadilan dan tidak bertanggung
jawab secara pribadi terhadap perikatan-perikatan yang dibuat oleh perseroan terbatas. Ini berarti bahwa badan usaha yang disebut perseroan terbatas harus
menjadikan dirinya sebagai badan hukum, sebagai subjek hukum yang berdiri sendiri yang mampu mendukung hak dan kewajiban sebagaimana halnya dengan
14
R.Ali Ridho, Hukum Dagang Tentang Surat Berharga, Perseroan Firma, Perseroan Komanditer, Keseimbangan Kekuasaan Dalam Perseroan Terbatas dan Penswastaan BUMN,
Bandung: Remaja Karya, 1983, hal. 214.
15
C.S.T Kansil, Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Aksara Baru. hal.60.
Universitas Sumatera Utara
orang, yang mempunyai harta kekayaan tersendiri terpisah dari harta kekayaan para pendirinya, pemegang saham, dan para pengurusnya.
16
Sebagai badan hukum atau artificial person, perseroan terbatas mampu bertindak melakukan perbuatan hukum melalui “wakilnya”. Untuk itu ada yang
disebut “agent”, yaitu orang yang mewakili perseroan serta bertindak untuk dan atas nama perseroan. Karena itu, perseroan juga merupakan subjek hukum, yaitu
subjek hukum mandiri atau personastandi in judicio. Dia bisa mempunyai hak dan kewajiban dalam hubungan hukum sama seperti manusia biasa atau natural
person atau naturlijke persoon, dia bisa menggugat maupun digugat, bisa membuata keputusan dan bisa mempunyai hak dan kewajiban, utang-piutang,
mempunyai kekayaan seperti layaknya manusia.
17
2. Organ perseroan
Direksi atau disebut juga sebagai pengurus perseroan adalah alat perlengkapan perseroan yang melakukan semua kegiatan perseroan dan mewakili
perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dengan demikian, ruang lingkup tugas direksi ialah mengurus perseroan.
18
Undang-undang secara umum menyatakan bahwa suatu perseroan sekurang-kurangnya harus diurus oleh satu orang atau lebih anggota direksi,
dengan pengecualian bagi perseroan yang bidang usahanya melakukan pengerahan dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang
atau perseroan terbatas terbuka harus memiliki sekurang-kurangnya dua orang
16
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hal.19.
17
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Bentuk-Bentuk Perusahaan Badan Usaha di Indonesia, Bandung: Mandar Maju, 1997, hal.52.
18
Ibid, hal.63.
Universitas Sumatera Utara
anggota direksi. Tidak ada suatu pembahasan mengenai keanggotaan direksi dalam perseroan. Tidak hanya warga negara indonesia, melainkan juga warga
negara asing yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh departemen tenaga kerja dapat menjadi anggota direksi perseroan. Undang –Undang Perseroan
Terbatas mensyaratkan bahwa anggota direksi haruslah orang perseorangan.
19
Menurut teori organisme dari otto von gierke, pengurus adalah organ atau alat perlengkapan dari badan hukum. Seperti halnya manusia yang mempunyai
organ-organ tubuh, misalnya kaki,tangan, dan lain sebagainya itu geraknya diperintah oleh otak manusia, demikian pula gerak dari organ badan hukum
diperintah oleh badan hukum itu sendiri, sehingga pengurus adalah merupakan personifikasi dari badan hukum itu.
20
Anggota direksi diangkat oleh RUPS. Untuk pertama kali, pengangkatan anggota direksi dilakukan dengan mencantumkan susunan dan nama anggota
direksi dalam akta pendirian. Anggota direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu dengan kemungkinan diangkat kembali. Anggaran dasar mengatur tata
cara pecalonan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota direksi tanpa mengurangi hak pemegang saham dalam pencalonan. Peraturan tentang
pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi, serta penghasilan direksi ditetapkan dalam RUPS
Menurut teori, dalam pengertian pengurusan yang dipercayakan kepada direksi itu, dapat dibedakan atas perbuatan beheren dan perbuatan beschiking atau
kadangkala disebut pula sebagai perbuatan van eigendom. Perbuatan beheren
19
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Loc. Cit. hal. 98.
20
Agus Budiarto, Op. Cit, hal.63.
Universitas Sumatera Utara
dalam praktik diterjemahkan sebagai perbuatan “pengurusan” dalam arti sempit. Sedangkan perbuatan beschiking atau eigendom lazim diterjemahkan sebagai
perbuatan “kepemilikan” dalam arti luas. Diterjemahkan “kepemilikan” sebagai terjemahan harfiah dari eigendom. Sebenarnya perbuatan pengurusan beheren
itulah yang merupakan wewenang murni dari direksi, yaitu yang ditandai sebagai perbuatan yang biasa dilakukan sehari-hari. Sepanjang perbuatan itu merupakan
perbuatan pengurusan, maka berwenang diselenggarakan sendiri oleh direksi. Sebaliknya perbuatan kepemilikan daden va n beschiking eigendom sudah
bukan lagi perbuatan sehari-hari melainkan sudah merupakan perbuatan khususistimewa, dan bukan lagi murni wewenang direksi.
21
Untuk direksi dapat melakukan perbuatan ini harus terlebih dahulu direksi memperoleh persetujuan dari organ lainnya, yang mungkin lebih dahulu
harus mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris atau mungkin pula dari rapat umum pemegang saham RUPS tergantung menurut ketentuan undang-
undang dan atau anggaran dasar perseroan. Tetapi dalam praktik sukar untuk menetukan mana yang merupakan perbuatan pengurusan dan mana yang
merupakan perbuatan kepemilikan.
22
Direksi dalam melaksanakan kepengurusan terhadap perseroan tidak hanya bertanggung jawab terhadap perseroan dan para pemegang saham
perseroan, melainkan juga terhadap setiap pihak yang berhubungan hukum, baik langsung maupun tidak langsung dengan perseroan. Tugas direksi antara lain
adalah bertindak sebagai wakil perseroan di dalam maupun di luar pengadilan.
21
Rudhi Prasetya, Teori dan Praktik PT, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hal.19.
22
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Direksi yang diangkat oleh rapat umum pemegang saham untuk mengurus perseroan selama menjalankan tugasnya harus dengan itikad baik seperti yang
ditegaskan dalam pasal 85 ayat 1 UUPT, bahwa setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan dan usaha perseroan. Setiap kesalahan dan atau kelalaian dalam menjalankan tugas dan kewajibannya tersebut akan membawa akibat pertanggung
jawaban secara pribadi dari masing-masing anggota direksi atas setiap kerugian yang diderita oleh perseroan maupun para pemegang sahamnya.
23
Sebagaimana disebutkan di atas, direksi adalah organ perseroan yang berwenang menngelola perseroan. Oleh karena itu, direksi bertanggung jawab atas
apa yang disebut “fiduciary responsibility”. Yang dimaksud dengan fiduciary responsibility adalah bahwa direksi dengan penuh tanggung jawab harus
menjalankan perusahaan, termasuk ketika berhubungan dengan orang lain atau pihak ketiga.
24
Direksi berwenang menjalankan pengurusan perseroan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat dalam batas yang ditentukan dalam undang-
undang perseroan terbatas danatau anggaran dasar. Yang dimaksud dengan “kebijakan yang tepat” adalah kebijakan yang antara lain, didasarkan pada
keahlian, peluang yang tersedia, dan kelaziman dalam dunia usaha yang sejenis. dalam hal ini direksi harus secara fiduciary menjalankan
perusahaan dengan standard of care standar pemeliharaan.
23
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Op. Cit, hal.111.
24
I.G. Ray Wijaya, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: megapoint 2002, hal.75
Universitas Sumatera Utara
3. Perbuatan melawan hukum
Terbatasnya jumlah peraturan yang mengatur mengenai perbuatan melawan hukum, maka hukum mengenai perbuatan melanggar hukum tort pada
umumnya bersumber dari kasus-kasus, atau dapat dikatakan sebagai hukum kasus case law. Fungsi utama dari pertanggungjawaban atas perbuatan melawan
hukum adalah ketentuan kompensasi yang sepadan dengan kerugian yang diderita. Hukum mengenai ganti rugi atau kompensasi atas perbuatan melawan hukum
dapat dijumpai dalam peraturan perundang-undangan dan kasus-kasus jurisprudensi.
25
Adapun yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum pasal 1365 kitab undang-undang hukum perdata menjelaskan bahwa “tiap perbuatan
melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian itu.
Jadi, unsur –unsur perbuatan melawan hukum terdiri dari : a.
Perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan undang-undang tetapi juga mencakup perbuatan yang melanggar hak orang lain,bertentangan
dengan kewajiban hukum pelaku,bertentangan dengan prinsip kehati- hatian dan bertentangan dengan norma atau kaidah yang berlaku dalam
masyarakat. b.
Perbuatan sebagaimana yang dimaksud diatas mengandung kesalahan c.
Mengakibatkan kerugian;dan d.
Terdapat hubungan sebab akibat antara kesalahan dan kerugian.
26
25
Chatamarrasjid Aif, Loc.Cit. hal.179.
26
Ibid. hal. 182.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 82 UUPT menyatakan, bahwa direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili
perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Sedangkan Pasal 85 UUPT menetapkan bahwa setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Pelanggaran terhadap hal ini dapat menyebabkan direksi bertanggung jawab
penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya tersebut.
Untuk membebankan pertanggungjawaban terhadap direktur atau pengurus korporasi, maka harus dibuktikan adanya pelanggaran terhadap
kekuasaan kewajiban kewenangan yang dimilikinya. Pengurus korporasi dalam hal ini harus dapat dibuktikan telah melanggar good faith yang dipercayakan
padanya dalam menjalan korporasi atau perusahaan, sebagaimana diatur dalam prinsip fiduciary duty
F. Metode Penulisan