B. Pengaturan Tentang Tanggung Jawab Direksi Dalam Undang-Undang Perseroan terbatas
Ibarat manusia, direksi merupakan tangan yang langsung bersinggungan dengan perjalanan sebuah perseroan. Direksi secara langsung menentukan arah
perseroan, apakah akan menuju kesuksesan atau kepailitan. Namun demikian, mengingat fungsinya yang banyak berkaitan dengan operasional perusahaan,
direksi juga memiliki resiko yang besar untuk terlibat persoalan hukum. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab direksi
secara lebih terperinci serta berbagai konsekuensi hukum yang melekat di dalamnya jika terjadi pelanggaran atau penyelewengan, baik yang dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja oleh direksi pada sebuah perseroan.
96
Di Indonesia secara umum tanggung jawab direksi terbagi atas dua tahap, yaitu sebelum Perseroan Terbatas mendapatkan statusnya sebagai badan hukum
dan setelah Perseroan Terbatas mendapatkan status sebagai badan hukum. Direksi sebelum Perseroan Terbatas memperoleh statusnya sebagai badan hukum, secara
kolektif bersama dengan pendiri dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan, hal ini dimaksudkan agar Direksi tidak
melakukan perbuatan hukum atas nama perseroan yang belum berstatus badan hukum tanpa persetujuan semua pendiri, Direksi dan Dewan Komisaris.
97
Ditinjau dari pengaturan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, terdapat beberapa pasal yang mengenai tanggung jawab
96
Orinton Purba, Op. Cit, hal. 66.
97
Freddy Haris dan Teddy Anggoro, Op. Cit, hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
pribadi masing-masing anggota Direksi maupun tanggung jawab renteng semua anggota Direksi perseroan terbatas, antara lain sebagai berikut:
1. Pasal 37 ayat 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yaitu: Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul
akibat pembelian kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 2;
2. Pasal 69 ayat 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yaitu: Dalam hal laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan atau menyesatkan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
secara tanggung renteng bertnggung jawab terhadap pihak yang dirugikan; 3.
Pasal 72 ayat 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara
renteng atas kerugian perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 5;
4. Pasal 95 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yaitu: Pembatalan pengangkatan Direksi karena tidak memenuhi persyaratan pengangkatan, namun tetap bertanggung jawab atas perbuatan
hukum yang telah dilakukan untuk dan atas nama perseroan yang mengakibatkan kerugian perseroan atas tindakan yangmemiliki iitikad buruk
danatau perbuatan melawan hukum.; 5.
Pasal 97 ayat 3 Unadng-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara
Universitas Sumatera Utara
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat 2; 6.
Pasal 101 ayat 2 undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajibannya
melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan atau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain
untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus,menimbulkan kerugian bagi perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan tersebut;
7. Pasal 104 ayat 2 undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yaitu: Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi dan harta pailit tidak cukup
untuk membayar seluruh kewajiban perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh
kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
C. Pertanggungjawaban Direksi Atas Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Dalam Mengurus Perseroan