BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI ATAS PERBUATAN MELAWAN
HUKUM YANG DILAKUKAN DALAM MENGURUS PERSEROAN TERBATAS
A. Prinsip Fiduciary Duty Direksi Dalam Pengurusan Perseroan
Perseroan Terbatas merupakan asosiasi modal dari para pemegang sahamnya, sehingga orang yang memiliki sebagian besar saham dalam perseroan
yang bersangkutan biasanya akan mempunyai jabatan atau kedudukan sebagai Komisaris atau salah satu Direksi, karena itu seringkali disimpulkan bahwa
pengurus perseroan Komisaris dan atau Direksi sebagai perpanjangan tangan atau representasi para pemegang saham.
85
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Direksi harus bertolak dari landasan bahwa tugas dan kedudukan yang diperolehnya berdasarkan 2 dua
prinsip dasar, yaitu pertama kepercayaan yang diberikan perseroan kepadanya fiduciary duty, dan kedua prinsip yang merujuk pada kemampuan serta kehati-
hatian tindakan Direksi duty of skill and care. Kedua prinsip ini menuntut Direksi untuk bertindak secara hati-hati dan disertai itikad baik, semata-mata
untuk kepentingan dan tujuan perseroan. Pelanggaran terhadap kedua prinsip ini membawa konsekuensi yang berat bagi Direksi.
86
85
Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip-prinsip dan Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas, Bandung: Mandar Maju, 2008, hal. 33-34.
86
Chatamarrasjid Ais, Op. Cit, hal. 71.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip Fiduciary duty berlaku bagi direksi dalam menjalankan tugasnya itu, baik dalam menjalankan fungsinya sebagai manajemen maupun sebagai
representasi dari perseroan. Pasal 82 sampai dengan pasal 84 dari Undang-Undang Perseroan
Terbatas mengatur tentang proses dan tata cara pelaksanaan tugas kepengurusan dan tugas representasi dari Direksi. Ditentukan bahwa Direksi bertanggung jawab
penuh atas kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Teori fiduciary duty adalah suatu kewajiban yang ditetapkan undang- undang bagi seseorang yang memanfaatkan seseorang lain, dimana kepentingan
pribadi seseorang yang diurus oleh pribadi lainnya, yang sifatnya hanya hubungan atasan-bawahan sesaat. Orang yang mempunyai kewajiban ini harus
melaksanakannya berdasarkan suatu standar dari kewajiban standard of duty yang paling tinggi sesuai dengan yang dinyatakan oleh hukum. Sedangkan
fiduciary ini adalah seseorang yang memegang peran sebagai suatu wakil trustee atau suatu peran yang disamakan dengan sesuatu yang berperan sebagai
wakil, dalam hal ini peran tersebut didasarkan kepercayaan dan kerahasiaan trust and confidence yang dalam peran ini meliputi, ketelitian scrupulous,
itikad baik good faith, dan keterusterangan candor. Fiduciary ini termasuk hubungan seperti, pengurus atau pengelola, pengawas, wakil atau wali, dan
Universitas Sumatera Utara
pelindung guardian. termasuk juga di dalamnya seorang lawyer yang mempunyai hubungan fiduciary dengan client-nya.
87
Doktrin fiduciary duty berasal dan mempunyai akar dalam hukum Romawi yang kemudian berkembang dalam sistem hukum Anglosaxon. Fiduciary
berasal dari bahasa latin fiducia yang berarti kepercayaan. Secara lebih jelas, Steven C. Peck mengartikan istilah fiduciary sebagai “ A fiduciary is someone
who has undertaken to act for and on behalf of another in a particular matter in circumstances which give rise to a relationship of trust and confidence... A
fiduciary is expected to be extremely loyal to the person to whom he owes the duty the “principal”: he must not put his personal interests before the duty, and must
not profit from his position as a fiduciary, unless the principal consents. Artinya bahwa suatu keadaan dimana seseorang bertindak untuk dan atas nama pihak lain
dalam suatu urusan yang timbul karena hubungan kepercayaan. Hubungan ini mensyaratkan orang yang diberi kepercayaan memiliki loyalitas tinggi kepada
orang yang berutang kewajiban trust dan memiliki kapabilitas yang terdiri atas keilmuwan, pengalaman dan keahlian confidence. Loyalitas tersebut ditunjukkan
dengan tidak menempatkan kepentingan pribadi di atas kewajibannya, dan tidak mengambil keuntungan dari posisinya sebagai fiduciary, kecuali atas persetujuan
principal.
88
87
http:bismar.wordpress.com diakses 25 maret 2013
88
Freddy Harris dan Teddy Anggoro, Op. Cit, hal. 50.
Universitas Sumatera Utara
Seseorang dikatakan mempunyai tugas fiduciary fiduciary duty manakala dia mempunyai kapasitas fiduciary fiduciary capacity. Seseorang
memiliki fiduciary capacity jika usaha yang dikelola atau dilakukan itu bukan miliknya atau bukan untuk kepentingannya, melainkan milik atau untuk
kepentingan pihak lain. Orang tersebut bertindak sebagai agent dan pihak yang memberikan kepercayaan tersebut mempunyai kepercayaan yang besar great
fiducia kepadanya. Antara pihak yang mempunyai kapasitas fiduciary dengan pihak yang diasuhnya atau harta benda diasuhnya, terdapat suatu hubungan
khusus yang disebut dengan hubungan kepercayaan fiduciary relation.
89
Fiduciary relation adalah istilah yang sangat luas mencakup hubungan- hubungan fiduciary yang teknis. Hubungan-hubungan informal ini timbul dimana
seseorang percaya atau mengandalkan yang lainnya. Dimana hubungan tersebut timbul karena kepercayaan seseorang di satu sisi dan dominasi serta pengaruh
pada sisi lainnya.
90
Dewasa ini, konsep fiduciary telah menjadi konsep yang umum di dunia dalam bidang hukum korporasi. Pengurus korporasi memiliki kewajiban fidusia
terhadap korporasi ketika bertindak untuk dan atas nama korporasi. Direksi sebagai salah satu organ korporasi yang menjalankan dan bertanggung jawab atas
kegiatan operasional dari korporasi adalah pihak yang dibebankan kewajiban ini.
91
89
Ibid
90
Ibid, hal. 50-51.
91
Ibid, hal. 51.
Universitas Sumatera Utara
Eksistensi adanya fiduciary duty dari direksi tidak hanya ada ketika direksi bertindak sebagai agen korporasi, namun juga dalam pelaksanaan
manajemen secara keseluruhan. Seperti telah dijelaskan, direksi juga memiliki tugas pengurusan, dimana prinsip fiduciary duty ini yang menjadi dasarnya.
92
Dalam undang-undang Perseroan Terbatas, tidak dijelaskan secara khusus atau terperinci tentang apa yang dimaksud dengan konsep fiduciary duty.
Meskipun pengaturannya tidak terperinci, tetapi terdapat prinsip-prinsip umum yang dijadikan patokan dalam menerapkan konsep sekaligus mendeteksi
penyimpangan konsep fiduciary duty oleh Direksi. Dikatakan oleh Gower, dalam common law principles, fiduciary duty
direksi terdiri atas dua jenis duty berikut:
93
1. Fiduciary duties of loyality and good faith
Duty of loyality oleh Bernard S. Black diartikn sebagai “the decision makers within the company should act in the interest of the company, and not in
their own interest, sedangkan duty of a good faith oleh Paul L. Davies disebutkan “ ... that directors must act in good faith in what they believe to be the best
interest of the company” Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa direksi
yang telah dibebankan kewajiban-kewajiban tersebut hrus dianggap setia sampai
92
Ibid, hal. 52.
93
Ibid, hal. 54-56.
Universitas Sumatera Utara
dibuktikan sebaliknya. Direksi harus selalu dianggap tidak akan menyalahgunakan kesempatan dan kewenangan, melakukan perbuatan hukum
atau transaksi yang merugikan kepentingan atau usaha perseroan demi kepentingan pribadi.
Selanjutnya, oleh Gower, duty of loyality and good faith dikelompokkan lagi menjadi hal-hal sebagai berikut.
a. Directors must act bonafide, in what they believe to be in the best interest
of the company
Direksi diwajibkan untuk melakukan pengurusan korporasi hanya untuk kepentingan korporasi semata. Untuk membuktikan sampai seberapa jauh suatu
tindakan yang diambil oleh direksi untuk kepentingan korporasi, maka hal tersebut harus dipulangkan kembali pada direksi. Direksi korporasi harus
mengetahui dan memiliki penilaian sendiri tentang tindakan yang menurut pertimbangannya adalah sesuatu yang harus atau tidak dilakukan untuk
kepentingan korporasi.
b. Directors must exercise their powers for the purpose for which they were
conferred and not for an extraneous purpose
Universitas Sumatera Utara
Direksi diharapkan dapat bertindak adil dalam memberikan manfaat yang optimum bagi korporasi dengan menjalankan tujuan dari korporasi. Direksi tidak
dapat melakukan tindakan di luar dari tujuan korporasi, walaupun menurut pertimbangannya tindakan tersebut baik bagi korporasi.
c. Directors must not fetter their discretion to exercise their powers
Direksi tidak boleh melakukan pembatasan dini untuk bertindak yang sesuai dengan tujuan dan kepentingan korporasi. Direksi dalam menjalankan
tugasnya harus tetap bebas dalam mengambil keputusan atau membuat kebijaksanaan sesuai pertimbangan bisnis dengan sense of business yang
dimilikinya. Direksi harus melakukan kegiatan sesuai dengan jalan pikirannya sendiri. Keputusan diambil dengan itikad baik dan tujuan yang benar dan
melaksanakan berdasarkan pertimbangan praktis yang terbaik bagi korporasi.
d. Directors must not place themselves in position of conflict of interest
without the consent of the company.
Direksi memiliki kewajiban untuk menghindari terjadinya suatu keaadaan yang tidak memungkinkan direksi untuk bertindak secara wajar demi
tujuan dan kepentingan korporasi. Kewajiban ini melarang direksi menempatkan diri pada suatu keadaan yang memungkinkan direksi bertindak untuk kepentingan
diri sendiri. sedangkan pada saat yang bersamaan direksi harus bertindak mewakili untuk dan atas nama korporasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Duty to exercise care and diligence duty of skill and care Duty to exercise care menuntut direksi untuk melaksanakan tugasnya
denga rajin diligently, penuh kehati-hatian carefully dan pintar serta terampil skillfully, hal ini biasanya disebut dengan standar of conduct.
Undang-Undang Perseroan Terbatas memang tidak mengatur secara khusus mengeneai fiduciary duty, tetapi mengatur prinsip-prinsip umum
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan prisip-prinsip umum tersebut, direksi dalam mengurus perseroan harus memperhatikan kepentingan
perseroan di atas kepentingan lainnya to act bona fide in the interest of the company. Karena itu, pengurusan tersebut harus sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan intra vires serta memperhatikan batasan dan larangan yang ditentukan undang-undang dan anggaran dasar. Dalam melaksanakan pengurusan
tersebut, pribadi-pribadi anggota Direksi harus memiliki itikad baik in good faith dan tanggung jawab in full sense of responsibility.
94
Dalam mengelola perseroan, direksi dituntut dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat dan cepat. Hal ini diakrenakan kondisi bisnis yang cepat berubah
dan persaingan yang ketat dari perseroan lain. Namun tuntutan tersebut tidak mengurangi pelaksanaan kewajiban fiduciary duty oleh direksi. Sehinggan seluruh
keputusan yang diambil direksi dalm mengurus perseroan harus tetap berlandaskan fiduciary duty.
95
94
Ibid, hal. 57.
95
Ibid, hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengaturan Tentang Tanggung Jawab Direksi Dalam Undang-Undang Perseroan terbatas