b. Berhenti atas permintaan direksi yang bersangkutan, dengan atau tanpa
sebab apa pun. c.
Tidak lagi memenuhi syarat sebagai direksi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar atau dalam perundang-undangan yang berlaku.
d. Direktur secara pribadi dinyatakan pailit oleh pengadilan.
e. Sakit terus-menerus yang dapat menghambat pelaksanaan tugas Direktur.
Menderita tekanan mental atau gangguan jiwa yang dapat menghambat pelaksanaan tugas Direktur.
f. Dihukum penjara karena bersalah dalam waktu yang relatif lama
sehinggan dapat menghambat pelaksanaan tugas Direktur. g.
Meninggalkan tugas atau menghilang tanpa berita secara terus-menerus.
B. Kewajiban dan tanggung jawab Direksi
Kekuasaan dan kewajiban anggota Direksi powers of Directors biasanya ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan. Akan tetapi tanpa
mengurangi apa yang diatur dalam anggaran dasar, UUPT 2007 telah mengatur pokok-pokok kewajiban dan tanggung jawab yang mesti dilakukan anggota
Direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan, seperti yang akan dijelaskan pada uraian berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
1. Kewajiban Direksi
Secara umum kewajiban Direksi adalah mengurus dan mengelola perseroan, dan mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Anasitus Amarat,
membagi kewajiban Direksi dalam 2 kategori, yaitu:
49
a. Kewajiban yang berkaitan dengan Perseroan.
b. Kewajiban yang berkaitan dengan Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS.
Ada beberapa kewajiban Direksi apabila ditinjau dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain sebagai berikut:
1 Dalam pasal 100 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menyatakan:
“Direksi wajib:
a membuat daftar pemegang saham, daftar khusus risalah
RUPS, dan risalah rapat Direksi; b
membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen keuangan perseroan sebagimana
dimaksud dalam undang-undang tentang dokumen perusahaan; dan
49
Anasitus Amarat, Pembahasan UUPT 1995 dan Penerapannya dalam Akta Notaris, Jakarta: Rajawali Pers, 1996, hal 130-132.
Universitas Sumatera Utara
c memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan
perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan dokumen perseroan lainnya”.
2 Dalam pasal 101 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang menyatakan:
“ Anggota Direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan danatau keluarganya
dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus”.
3 Dalam pasal 102 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang menyatakan:
“Direksi wajib meminta persetujuan untuk:
a mengalihkan kekayaan perseroan;
b menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan;
yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih perseroan dalam 1 satu transaksi atau lebih,
baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak”.
Universitas Sumatera Utara
2. Tanggung Jawab Direksi
Agar Direksi sebagai organ perseroan yang mengurus perseroan sehari- hari dapat mencapai prestasi terbesar untuk kepentingan perseroan, maka ia harus
diberi kewenangan-kewenangan tertentu untuk mencapai hasil yang optimal dalam mengurus perseroan. Dari kewenangan yang diberikan, ia perlu diberi
tanggung jawab untuk mengurus perseroan. Hal ini berarti dalam membicarakan kewenangan-kewenangan Direksi, diperlukan pemahaman tentang tanggung
jawabnya. Tanggung Jawab adalah kewajiban seseorang Direksi untuk
melaksanakan aktivitas yang ditugaskan kepadanya sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.
50
50
Winardi, Asas-asas Manajemen, Bandung: Alumni, 1983, hal. 98.
Menurut Nindyo Pramono, tanggung jawab Direksi timbul apabila Direksi yang memiliki kewenangan atau Direksi yang menerima
kewajiban untuk melaksanakan pengurusan perseroan tersebut mulai menggunakan kewenangannya tersebut. Agar kewenangan atau kewajiban Direksi
tersebut dilaksanakan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, maka idealnya kewenangan itu dapat dilaksanakan sesuai
dengan tanggung jawabnya dan sebaliknya tanggung jawab harus diberikan sesuai dengan wewenang yang ada. Untuk itulah Undang-Undang Perseroan Terbatas
menentukan bahwa Direksi bertanggungjawab atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, yang
Universitas Sumatera Utara
mana pengurusan oleh Direksi tersebut wajib dilaksanakan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
51
Dalam kaitannya lagi dengan tanggung jawab Direksi, Darian M. Ibrahim, membagi waktu timbul pertanggungjawaban pribadi masing-masing
Direksi dan waktu timbulnya pertanggungjawaban yang bersifat tanggung renteng kolektif, yaitu Direksi bertanggung jawab pribadi jika tidak melaksanakan atau
melanggar duty of loyality good faith, conflict of interest or self interest. Sedangkan pertanggungjawaban renteng kolektif timbul jika Direksi tidak
melakukan duty of care yaitu tidak dilaksnakannya atau melanggar standart of conduct. Duty of loyality dan duty of care ini yang disebut dengan fiduciary
duty.
52
Dalam Pasal 97 ayat 5 ditegaskan bahwa anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan sepanjang dapat membuktikan
bahwa: 1 kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; 2 telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; 3 tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian; dan 4 telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut,
53
51
Freddy Harris dan Teddy Anggoro,Op. Cit, hal 44.
hal inilah yang dikenal dengan business judgment rules. Pembuktian oleh Direksi tersebut di atas, tidak
52
Ibid, hal.45.
53
Ibid
Universitas Sumatera Utara
mengurangi hak anggota Direksi lain danatau anggota Dewan Komisaris untuk mengajukan gugatan atas nama perseroan.
54
Setiap anggota direksi dapat menjadi pengawas terhadap satu dengan yang lainnya, walaupun demikian pada prakteknya fungsi pengawasan melalui
mekanisme check and balance sulit untuk dilakukan. Untuk itu diperlukan pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Dengan adanya
pembagian tersebut maka masalah pembuktian anggota direksi yang sebenarnya harus bertanggung jawab apabila terjadi tindakan yang merugikan kepentingan
perseroan menjadi lebih mudah. Secara umum tanggung jawab direksi dapat dibedakan dalam:
55
a. Tanggung jawab internal direksi yang meliputi tugas dan tanggung jawab
direksi terhadap perseroan dan pemegang saham perseroan. b.
Tanggung jawab eksternal direksi, yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab direksi kepada pihak ketiga yang berhubungan hukum
langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.
Setiap anggota direksi yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya tersebut diatas memberikan hak kepada pemegang saham perseroan untuk secara
sendiri-sendiri ataupun bersama-sama yang mewakili jumlah sepesepuluh pemegang saham perseroan untuk melakukan gugatan, untuk dan atas nama
perseroan, terhadap direksi perseroan yang kesalahannya dan kelalaiannya telah
54
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Bab V, Pasal 97 ayat 7.
55
Gunawan Widjaja, Op. Cit, hal. 69-71
Universitas Sumatera Utara
merugikan perseroan derivative action. Secara sendiri-sendiri melakukan gugatan langsung, untuk dan atas nama pribadi pemegang saham terhadap direksi
perseroan, atas setiap keputusan atau tindakan direksi perseroan yang merugikan pemegang saham.
56
Selanjutnya pasal 104 UUPT menjelaskan tentang kesalaham dan kelalaian Direksi dalam perseroan:
1 Direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri keada pengadilan niaga sebelum memperoleh
persetujuan RUPS, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang. 2 Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi
karena kesalahan atau kelalaian direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap
anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
3 Tanggung jawab sebgaimana dimaksud pada ayat 2 berlaku juga bagi anggota Direksi yang salah atau lalai yang pernh menjabat sebagai
anggota Direksi dalam jangka waktu 5 lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit yang diucapkan.
4 Anggota Direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan perseron sebagaimana dimaksud pada ayat 2 apabila dapat membuktikan:
56
Ibid
Universitas Sumatera Utara
a Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan;
c Tidak mempunyai benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan;
dan d Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
5 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 berlaku juga bagi direksi dari perseroan yang dinyatakan pailit
berdasarkan gugatan pihak ketiga. UUPT memberikan ketentuan sanksi berupa sanksi perdata yang sangat
berat kepada setiap direksi perseroan aats setiap kelalaian atau kesalahannya, namun pelaksanaan pemberian sanksi ini sendiri sebenarnya tidak terlalu
dikhawatirkan, selama anggota direksi yang bersangkutan bertindak sesuai dengan dan tidak menyimpang dari aturan main yang telah ditetapkan dalam anggaran
dasar perseroan dn peraturan-perundang-undangan yang berlaku. Para pemegang saham perseroan maupun pihak ketiga yang merasa dirugikan oleh tindakan
direksi harus membuktikan apakah memang benar kerugian perseroan terjadi karena kesalahan dan kelalaian direksi.
Tanggung jawab Direksi perseroan erat kaitannya dengan sifat kolegialitas Direksi perseroan. Undang-Undang Perseron Terbatas mengatur
bahwa Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran
dasar. Oleh sebab itu, dalam pasal 98 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas ditentukan bahwa yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap
anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. Bahkan dari sudut pandang doktrin, kedudukan masing-masing organ perseroan dewan
komisaris dan direksi pada asasnya satu sama lain mempunyai kedudukan yang sama atau sejajar, dimana yang satu tidak berada di bawah yang lain, dan masing-
masing mempunyai tugas sendiri-sendiri yang diberikan oleh Undang-Undang dan anggaran dasar kecuali RUPS. Konsekuensi selanjutnya, adalah bahwa fokus
direksi dan dewan komisaris dalam mengurus perseroan tidak semata-mata hanya tertuju kepada pemegang saham, tetapi lebih kepada kepentingan perseroan yang
cakupannya lebih luas dari pada kepentingan pemegang saham.
57
C. Direksi Sebagai Pengurus dan Wakil Perseroan