Direksi Sebagai Pengurus dan Wakil Perseroan

Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. Oleh sebab itu, dalam pasal 98 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas ditentukan bahwa yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. Bahkan dari sudut pandang doktrin, kedudukan masing-masing organ perseroan dewan komisaris dan direksi pada asasnya satu sama lain mempunyai kedudukan yang sama atau sejajar, dimana yang satu tidak berada di bawah yang lain, dan masing- masing mempunyai tugas sendiri-sendiri yang diberikan oleh Undang-Undang dan anggaran dasar kecuali RUPS. Konsekuensi selanjutnya, adalah bahwa fokus direksi dan dewan komisaris dalam mengurus perseroan tidak semata-mata hanya tertuju kepada pemegang saham, tetapi lebih kepada kepentingan perseroan yang cakupannya lebih luas dari pada kepentingan pemegang saham. 57

C. Direksi Sebagai Pengurus dan Wakil Perseroan

1. Direksi sebagai pengurus perseroan Tugas atau fungsi utama Direksi, menjalankan dan melaksanakan “pengurusan” beheer, administration or management perseroan. Jadi perseroan diurus, dikelola atau dimanage oleh Direksi. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ketentuan, seperti: pasal 1 angka 5 yang menegaskan, Direksi sebagai organ perseroan, berwenang dan bertanggung jawab penuh atas “pengurusan” perseroan 57 Freddy Harris dan Teddy Anggoro, Op. Cit, hal. 46. Universitas Sumatera Utara untuk kepentingan perseroan dan pasal 92 ayat 1 mengemukakan, Direksi menjalankan “pengurusan” perseroan untuk kepentingan perseroan. 58 Pengertian umum pengurusan Direksi dalam konteks Perseroan, meliputi tugas atau fungsi melaksanakan kekuasaan pengadministrasian dan pemeliharaan harta kekayaan perseroan. Dengan kata lain, melaksanakan pengelolaan atau menangani bisnis perseroan dalam arti sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan dalam batas-batas kekuasaan atau kapasitas yang diberikan undang-undang dan Anggaran Dasar kepadanya. 59 Direksi sebagai pengurus beheerder, administrator or manager perseroan, adalah “pejabat” perseroan. Jabatannya adalah anggota Direksi atau Direktur perseroan a Director is an officier of the company. Anggota Direksi atau Direktur bukan pegawai atau karyawan he is not an employee. Oleh karena itu, dia tidak berhak mendapat pembayaran prefensial preferential payment apabila perseroan dilikuidasi. 60 Pengurusan oleh Direksi sangat terkait dengan pertanyaan untuk siapa pengurusan tersebut? Terdapat dua mazhab besar yang melihat kepentingan dari pengurusan sautu perseroan. Pertama, mazhab sahreholder interest. Pemikiran ini dipelopori oleh Adolph A. Berle, dimana pengurusan perseroan semata-mata untuk kepentingan pemegang saham sebagai pemilik dari korporasi. Banyak pendapat yang menentang bahwa pemegang saham adalah pemilik dari korporasi dengan dasar konsistensi pada konsep korporasi yang merupakan entitas mandiri, sedangkan pemilik hanya sebagai pemilik saham dari korporasi tersebut, tetapi 58 M. Yahya Harahap, Op. Cit, hal 346. 59 Ibid 60 Ibid Universitas Sumatera Utara tetap saja logika hukum dan praktik ekonomi menunjukkan bahwa korporasi tersebut adalah milik pemegang saham. Hal ini karena berdasarkan konsep property law yang salah satu cirinya adalah transferable, contoh yang paling konkret adalah saham. Saham merupakan suatu bentuk kepemilikan properti karena dapat diperjulbelikan atau dialihkan kepemilikannya. 61 Kedua, mazhab stakeholder interest, dimana tujuan korporasi tidak semata-mata mencari keuntungan bagi pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan lainnya, termasuk di dalamnya kepentingan sosial. Mazhab inilah yang kemudian akan melahirkan team production doctrine dan Director primary doctrine. Menurut Nindyo Pramono, dalam hukum korporasi modern, kepentingan kepengurusan pada pokoknya adalah untuk kepentingan pemegang saham dan kepentingan perseroan itu sendiri het vennootschap belang, dan dikaitkan dengan penerapan prinsip tata kelola korporasi yang baik dan benar good corporate governance, dimasukkan pula kepentingan lain, seperti kepentingan karyawan, kepentingan pihak ketiga atau kreditur, kepentingan loyal society. 62 Berdasarkan undang-undang Perseroan Terbatas bahwa Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, antara lain pengurusan sehari-hari perseroan. Sejalan dengan pengaturan undang-undang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa pengurusan ditujukan untuk kepentingan perseroan. Dalam sistem hukum common law, terdapat pula konsep serupa yang penerapannya 61 Freddy Harris dan Teddy Anggoro, Loc. Cit, hal. 40. 62 Ibid, hal 40-41 Universitas Sumatera Utara terdapat dalam putusan perkara Guttman Huang. Pengadilan Delaware menyebutkan bahwa seorang Direksi tidak dapat dikatakan bertindak loyal kepada korporasi, kecuali kalau dia bertindak dengan itikad baik dan tindakan itu untuk kepentingan terbaik best interest bagi korporasi. Adapun anak kalimat “pengurusan sehari-hari perseroan” atau “day to day activities” dalam undang- undang Perseroan Terbatas adalah sejalan dengan pandangan para ahli hukum. Seperti Nindyo Pramono yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan pengurusan beheer van daden adalah tiap-tiap perbuatan yang perlu atau termasuk golongan perbuatan yang biasa dilakukan untuk mengurus atau memelihara perserikatan perdata, termasuk perseroan. Aiman Nariman Mohamad Sulaiman mengatakan bahwa pengurusan sehari-hari adalah implementasi dari standart of care seorang Direksi. 63 2. Direksi sebagai wakil perseroan Direksi sebagai salah satu organ atau alat perlengkapan perseroan, selain mempunyai kedudukan dan kewenangan mengurus perseroan, juga diberi wewenang untuk “mewakili” perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama perseroan. Kewenangan ini ditegaskan pada: a. Pasal 1 angka 5; Direksi sebagai organ perseroan berwenang mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan AD; 63 Ibid Universitas Sumatera Utara b. Pasal 99 ayat 1 Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. 64 1 Kualitas kewenangan Direksi mewakili perseroan tidak terbatas dan tidak bersyarat Kapasitas atau kewenangan yang dimiliki Direksi mewakili perseroan karena undang-undang. Artinya, undang-undang sendiri dalam hal ini Pasal 1 angka 5 dan Pasal 92 ayat 1 UUPT 2007 yang memberi kewenangan itu kepada Direksi untuk mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan. Oleh karena itu, kapasitas mewakili yang dimilikinya, adalah kuasa atau perwakilan karena undang-undang wettelijke vertegenwoordig, legal or statutory representative. Dengan demikian, untuk bertindak mewakili perseroan, tidak memerlukan kuasa dari perseroan. Sebab kuasa yang dimilikinya atas nama perseroan adalah kewenangan yang melekat secara inherent pada diri dan jabatan Direksi berdasar undang-undang. 65 Sehubungan dengan itu, sesuai dengan kapasitasnya sebagai kuasa mewakili perseroan berdasar undang-undang, Direksi berwenang memberi kuasa kepada orang yang ditunjuknya untuk bertindak mewakili perseroan. Tindakan pemberian kuasa yang demikian dapat dilakukan Direksi tanpa memerlukan persetujuan dari organ perseroan yang lain. Tidak memerlukan persetujuan RUPS maupun Dewan Komisaris. 66 64 M. Yahya Harahap, Op. Cit, hal. 349. 65 Ibid 66 Ibid Universitas Sumatera Utara Akan tetapi, apa yang dijelaskan di atas merupakan ketentuan dan prinsip umum. Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan, untuk melakukan tindakan tertentu harus lebih dahulu mendapat kuasa atau persetujuan dari RUPS, apabila hal itu ditentukan dalam Anggaran Dasar. Kemungkinan yang demikian dijelaskan dalam Pasal 98 ayat 2. 67 Menurut pasal ini, pada dasarnya kewenangan Direksi untuk mewakili perseroan adalah tidak terbatas unlimited dan tidak bersayarat unconditional, kecuali UU ini, Anggaran Dasar atau keputusan RUPS menentukan lain. 68 2 Setiap Anggota Direksi Berwenang Mewakili Perseroan Pada prinsipnya, setiap anggota Direksi berwenang mewakili perseroan, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. Hal itu ditegaskan dalam pasal 98 ayat 1 bahwa Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukn lain dalam anggaran dasar. 69 Pasal 98 ayat 2 menegakkan prinsip bahwa tiap-tiap anggota Direksi mewakili perseroan. Menurut penjelasan pasal ini, UUPT 2007 pada dasarnya menganut sistem perwakilan kolegial. 3 Dalam hal tertentu anggota Direksi tidak berwenang mewakili perseron. Berdasarkan Pasal 99 UUPT 2007 ditegaskan bahwa: 67 Ibid 68 Republik Indonesia, Undang-Undang Pasal Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Bab V, Pasal 98 ayat 3 69 M. Yahya Harahap, Op. Cit, hal. 350. Universitas Sumatera Utara 1 Anggota Direksi tidak berwenang mewakili perseroan apabila: a. terjadi perkara di pengadilan antara perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan;atau b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. 2 Dalam hal terdapat keadaan sebagimana dimaksud pada ayat 1, yang berhak mewakili perseroan adalah: a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. b. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan, atau c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. Universitas Sumatera Utara BAB III BENTUK PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM PENGURUSAN PERSEROAN TERBATAS

A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum