Hambatan Intern dari dalam Hambatan ekstern dari luar

1. Hambatan Intern dari dalam

a. Minimnya anggaran biaya operasional, sarana dan prasarana Miniminya anggaran biaya opersional merupakan hambatan yang sering kali dijumpai yaitu polisi merasa kesulitan dalam melakukan penyidikan karena biaya operasional sangat minim sehingga menghambat kerja polisi. Begitu juga mengenai sarana dan prasarana yang minim dapat menghambat kerja pihak kepolisian, contohnya berupa mobil patroli digunakan untuk patroli di daerah- daerah yang rawan akan kejahatan khususnya pencurian ternak. b. Kurangnya Teknologi dan Teknisi Kurangnya teknologi merupakan hambatan yang ditemui pihak Polsek Padang Bolak di jaman yang sangat canggih seiring perkembangan jaman maka sebaiknya polisi juga dibekali teknologi yang canggih pula agar tidak menjadi hambatan dalam menanggulangi tindak pidana pencurian ternak. Contohnya : komputer. Sedangkan kurangnya teknisi yang menjadi penghambat kerja pihak Polsek Padang Bolak yaitu kurangnya polisi yang dapat menggunakan teknologi, oleh karena itu dibutuhkan polisi yang benar-benar professional dalam melakukan tugasnya c. Kurangnya jumlah personil Kurangnya jumlah personil yang merupakan penghambat kerja pihak kepolisian Polsek Padang Bolak karena jumlah personil yang tidak memadai dalam menangani kasus-kasus kejahatan khususnya pencurian ternak.

2. Hambatan ekstern dari luar

a. Saksi enggan menuturkan keterangan. Saksi enggan menuturkan keterangan ini merupakan hambatan yang cukup besar bagi polisi karena saksi takut akan dibawa ke kantor polisi dan tidak Universitas Sumatera Utara ingin berurusan dengan pihak kepolisian b. Kurang peduli terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan yang ada disekitarnya ini merupakan hamabatan karena tidak adanya kepedulian terhadap keamanan hewan ternak miliknya, masyarakat bersifat acuh tak acuh dalam mengawasi hewan ternak kerbau miliknya untuk meminimalisir terjadinya pencurian kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara c. Kurangnya alat bukti Kurangnya alat bukti dapat menghambat kerja aparat kepolisian Polsek Padang Bolak karena alat bukti merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses penyelidikan dan penyidikan suatu kejahatan khususnya pencurian kerbau d. Kegiatan Siskamling tidak aktif Masyarakat tidak ikut dalam sistem keamanan lingkungan siskamling oleh karena itu kegiatan siskamling tidak aktif disetiap daerah yang rawan terjadinya pencurian ternak kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara. e. Lambatnya masyarakat melaporkan tindak pidana pencurian. Hambatan lain yang dapat menghambat kerja aparat Polsek Padang Bolak dalam menangani kasus pencurian ternak kerbau yaitu lambatnya masyarakat melaporkan hewan yang hilang yang ada disekitarnya. Hal ini merupakan Universitas Sumatera Utara penghambat karena lambatnya laporan tersebut menyebabkan sulitnya polisi dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan. f. Kurang kerja sama Hambatan lain yaitu kurang kerja sama antara masyarakat dengan pihak kepolisian Polsek Padang Bolak dalam upaya pencegahan pencurian ternak kerbau milik warga. Hambatan-hambatan lain yang berhubungan dengan upaya penanggualang tindak pidana pencurian ternak yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara. Bapak AIPDA M.Hutabarat selaku Juru Periksa Reskrim Padang Bolak wawancara 06 Januari 2014 menambahkan hambatan-hambatan lain dalam penanganan kasus pencurian hewan ternak kerbau milik warga yaitu: 42 1. Lidik tidak diketahui Dalam penanganan kasus pencurian ternak kerbau milik warga di Kabupaten Padang Lawas Utara, sering kali masyarakat yang melapor beberapa hari setelah terjadinya pencurian, hal ini menyebabkan pelaku pencurian ternak kerbau sulit diketahui olehpihak kepolisian Polsek Padang Bolak dalam menangani kasus pencurian ternak kerbau. 2. Minimnya saksi Minimnya saksi dalam penangangan dalam beberapa kasus pencurian ternak kerbau milik warga menjadi salah satu lambatnya polisi dalam menindak lanjuti 42 Hasil wawancara dengan AIPDA M.Hutabarat,AIPTU Suratman, tanggal 06 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara laporan dari warga. 3. Kurangnya partisipasi masyarakat Masyarakat setempat tidak mendukung upaya yang dilakukuan aparat kepolisian Polsek Padang Bolak. Seringnya terjadi pencurian kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara warga yang yang menjadi korban pencurian ternak kerbau mengambil tindakan mencari sendiri hewan ternak kerbau miliknya. Hal ini merupakan hambatan dalam upaya penanggulangn pencurian ternak kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara Setelah diuraikan mengenai hambatan-hambatan yang dialami pihak kepolisian Polsek Padang Bolak dalam penannganan kasus pencurian ternak kerbau milik warga, selanjutnya akan di jelaskan oleh bapak AIPDA M.Hutabarat mengenai faktor-faktor pendukung dalam penanganan kasus pencurian kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara.yaitu: AIPDA M.Hutabarat selaku Juru Periksa Reskrim Padang Bolak wawancara 06 Januari 2014 mengemukakan bahwa faktor-faktor pendukung dalam penanganan kasus-kasus pencurian ternak kerbau milik warga yaitu: 43 “Setelah terungkapnya kasus pencurian ternak yang terjadi di Desa Balakka Kecamatan Portibi pada tanggal 29 Januari 2013, masyarakat turut berpartisipasi dalam mencecah terjadinya pencurian ternak” Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan pencurian kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah: 1.Mengaktifkan kembali pos ronda malam Masyarakat Kabupaten Padang Lawas Utara mengagktifkan kembali pos-pos ronda di setiap desa yang selama ini tidak pernah di jalankan oleh warga di 43 Hasil wawancara dengan AIPDA M.Hutabarat,AIPTU Suratman, tanggal 06 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara daerah masing-masing. 2.Mengamankan masing-masing daerah Masyarakat mengamankan daerah tempat tinggal meraka dengan lebih waspada terhadap hewan ternak milik warga yang digembalakan ditempat hewan ternak kerbau tersebut pengembalaan. 3.Informasi dari Warga Upaya yang dilakukan masyarakat dalam mencegah terjadinya pencurian ternak dengan memberikan informasi kepada aparat kepolisian Polsek Padang Bolak apabila ada hal-hal yang mencurigakan. Dengan upaya yang dilakukan masyarakat Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi langkah-langkah penting sebagai faktor-faktor pendukung pihak kepolisian Polsek Padang Bolak serta partisipasi masyarakat kepada aparat penegak hukum sebagai bentuk kerjasama antara masyarakat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan para aparat kepolisian Polsek Padang Bolak dalam upaya penanggulangan tindak pencurian ternak kerbau yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara. Universitas Sumatera Utara BAB IV BEBERAPA KASUS PENCURIAN TERNAK KERBAU DAN PENANGANANNYA OLEH KEPOLISIAN DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA Tindak Pidana merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum yang telah dilakukan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja oleh seseorang yang tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan oleh undang- undang selanjutnya disingkat uu telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang dapat dihukum. Apabila seseorang melakukan Tindak Pidana maka perbuatannya tersebut harus dipertanggungjawabkan. Di Belanda yang merupakan asal pembuatan KUHP disebutkan bahwa unsur yang memberatkan dalam pencurian adaalah pencurian tersebut dilakukan di padang rumput dan tempat pengembalaan weide. Ternak di Indonesia merupakan hewan piaraan yang sangat penting bagi rakyat, maka pencurian ternak sudah dianggap berat, tanpa mempedulikan apakah pencurian itu dilakukan di kandang atau tempat mengembala. Agar seorang pelaku yang didakwa melakukan pencurian ternak dinyatakan terbukti melakukan pencurian ternak maka di sidang pengadilan harus dapat dibuktikan bahwa pelaku memang melakukan pencurian ternak. Pada bab ini penulis akan membahas mengenai beberapa kasus pencurian kerbau yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara yang memuat mengenai bebrapa kasus pencurian ternak kerbau dan penanganannya oleh kepolisian Universitas Sumatera Utara Resor Padang Bolak sesuai dengan ketentuan hukum pidana. Penulis memaparkan salah satu kasus pencurian kerbau yang terjadi di wilayah hukum Polsek Padang Bolak . Berdasarkan hasil studi kasus yang dilaksanakan di Polsek Padang pada tanggal 06 dan 08 Januari 2014, sembilan kasus pencurian ternak kerbau sejak tahun 2009-2013 yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat tiga kasus pencurian kerbau yang pelakunya berhasil di tangkap oleh aparat kepolisian Polsek Padang Bolak, penulis mengangkat satu dari tiga kasus terahir yang terjdi di Kabupaten Padang Lawas Utara.

A. Posisi Kasus Terjadinya Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau 1. Kasus I

Pelaku pencurian ternak yaitu Juman, Sahrul, Monitan Tarigan, Bagol, Surya, Blak alias Ian, Muara, dan Lajang, pada malam tanggal 27 Januari 2013, sekitar pukul 17.00 Wib Juman sedang berada dirumah, datang telepon dari Blak Alias Ian ke hp Juman, dan mengatatakan hendak datang pada Juman bersama kawan-kawan agar tetap menunggu dirumah, sekitar pukul 01.00 Wib kedelapan pelaku yaitu Juman, Sahrul, Monitan Tarigan, Bagol, Surya, Blak alias Ian, Muara, dan Lajang menuju kelokasi pengmbalaan di Desa Balakka di Kec.Portibi Kab.Padang Lawas Utara melakukan aksinya dengan mengambil 7 ekor kerbau senilai Rp.70.000.000,00 delapan puluh lima juta rupiah milik Haji Choirudin Siregar warga Gunung Manaon Kec.Portibi Kab.Padang Lawas Utara 44 . Dalam aksinya Monitan Tarigan dan sahrul sebagi supir sedangkan Bagol, Surya, Blak alias Ian, Muara, dan Lajang sebagai eksekutor dilapangan. 44 Sumber:Polsek Resor Padang Bolak,Hasil studi kasus tanggal 08 Januari 2014, Universitas Sumatera Utara enam ekor kerbau dimasukkan kedalam truck Cold Disel dengan nomor polisi BK 8374 XP yang di kemudikan oleh Sahrul dan 5 pelaku lainya yaitu Bagol, Surya, Blak alias Ian, Muara, dan Lajang. Sedangkan satu ekor kerbau dimasukkan kedalam minibus Toyota Avanza dengan nomor polisi BK 1999 RH yang dikemudikan oleh Monitan Tarigan dan Juman kemudian membawanya keluar dari TKP dan hendak dijual didaerah lain 45 .

2. Kasus II