Hewan Ternak Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau (Studi Kasus Polsek Padang Bolak, Kec.Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara)

3. Sanak keluarga keturunan sedarah, turunan lurus, turunan menyimpang, dan keluarga perkawinan yang melakukan pencurian merupakan delik aduan.

4. Hewan Ternak

Pencurian ternak Pasal 363 ayat 1 butir 1 KUHP . Dalam Pasal 363 ayat 1 butir 1 KUHP unsur yang memberatkan pencurian adalah “ternak”. Penafsiran terhadap pengertian ternak ini telah diberikan oleh undang-undang sendiri yaitu dalam Pasal 101 KUHP. Dengan demikian untuk melihat pengertian ternak digunakan penafsiran secara autentik yaitu penafsiran yang diberikan oleh undang-undang itu sendiri. Berdasarkan ketentuan Pasal 101 KUHP, ”ternak” diartikan sebagai “hewan berkuku satu, hewan pemamah biak, dan babi, misalnya kerbau, sapi, kambing dan sebagainya. Sedang hewan berkuku satu antara lain kuda, keledai”. Sementara di sisi lain, ketentuan Pasal 101 KUHP tersebut justru membatasi berlakunya ketentuan Pasal 363 ayat 1 butir 1 KUHP oleh karena pengertian “ternak” dalam Pasal 363 ayat 1 butir 1 tidak meliputi pluimvee seperti ayam, bebek dan sebagainya sebagai hewan yang justru biasanya diternakkan. Unsur “ternak” ini menjadi unsur yang memperberat tindak pidana pencurian, oleh karena bagi masyarakat Indonesia ternak merupakan harta kekayaan yang penting. Sebagaimana sapi, dan kerbau adalah hewan pemamah biak. Ini berarti kerbau memanfaatkan mikroorganisme di dalam rumen untuk mencerna makananya. Pakan yang dimakan kerbau sebagian besar berasal dari tumbuhan hijau. Kerbau mengubah selulosa dan bahan serat lainnya menjadi susu dan Universitas Sumatera Utara daging bermutu tinggi. Kemampuan cerna hewan pemamah biak lebih besar dari pada hewan non-pemamah biak. kerbau “mengunyah memahan”, yaitu mengeluarkan kembali makanan yang telah ditelannya ke mulut dan mengunyanya beberapa kali sehingga membantu pencernaan makanan. 23 Ternak kerbau mempunyai peluang untuk dikembangkan secara komersial sebagai sumber pendapatan keluarga petani dan pendapatan Negara. Peternakan di Indonesia merupakan salah satu penghasil daging dan susu, sumber tenaga kerja, bahan kerajinan dan juga menghasilkan pupuk kadang sebagai pupuk organil. Ternak kerbau sejak lama merupakan sumber tenaga pengelolah tanah dan penarik gerobak pedati dalam lingkungan kehidupan petani di pedesaan. Status ternak kerbau ditujukan pada kehadiran dan pertisipasi ternak tersebut dalam kehidupab sosial ekonomi masyarakat. Ternak kerbau dibutuhkan sebagai sarana upacara adat dan keagamaan, aturan-aturan dan kebiasaan tradisional yang kompleks. Selain itu ternak kerbau merupakan lambing dari keberadaan pemiliknya dan berperan penting dalam kehidupan sosial beberapa suku bangsa di Indonesia. Ternak kerbau dikembangkan di Indonesia dibedakan atas tiga jenis, yaitu kerbau murah, kerbau lokal dan kerbau lumpur. 1. Kerbau Murah Kerbau murah ditandai dengan badannya besar dan kulitnya berwarna hitam atau kelabu kehitam-hitaman, kepalanya kecil dan tanduknya 23 http:id.wikipedia Bahasa Indonesia Medan, 13 Desember 2013. Pukul 18.55 Wib Universitas Sumatera Utara berbentuk spiral. Bobot badan ternak kerbau jantan dewasa rata-rata 544 kg, sedangkan bobot badan kerbau betina dewasa rata-rata 450 kg. Jenis Kerbau murah berasal dari India, yang kini banyak terdapat di Sumatera Utara dan berbagai daerah di Indonesia. Kerbau murah memiliki ciri-ciri dengan mempunyai ambing susu yang berukuran besar sebagai tipe penghasil susu. Meskipun kerbau murah termasuk tipe perah atau penghasil susu, tetapi kadang-kadang para petani menggunakan ternak ini sebagai ternak kerja sawah. 2. Kerbau Lokal Kerbau lokal terdapat di seluruh Indonesia. Kerbau lokal dewasa mempunyai bobot badan rata-rata 400 kg, kerbau lokal ditandai dengan warna kulitnya berwarna hitam dan ada juga yang berwarna putih. Kebau lokal berwana hitam sering digunakan pada acara keagamaan, sedangkan kerbau lokal berwarna putih digunakan sebagai ternak disawah. Kelebihan kerbau lokal berwarna putih adalah lebih kuat dan lebih tahan terhadap terik matahari dari pada kerbau lokal berwarna hitam. 24

E. Metode Penelitian

Secara etimlogis metode diartikan sebagai jalan atau cara melakukan atau cara melakukan sesuatu, pengertian ini diambil dari istilah medode yang berasal dari bahasa Yunani, “methodos” yang artinya “jalan menuju”. Bagi kepentingan ilmu pengetahuan, metode merupakan titik awal dai proposisi-proposisi akhir 24 http:books.google.co.idbooks? id=cPRpljji8kcfocus=viewportdq=kerbau+di+indonesiahl=idoutput=html_texs , diakses pada tanggal 26 Januari, pukul 04.50 WIB Universitas Sumatera Utara dalam dalam bidang pengtahuan tertentu. Secara khusus bagi ilmu-ilmu yang bersifat spekulatif, metode merupakan jalan menuju atau memahami mengnai apa yang ada atau yang harus ada, sedangkan ilmu-ilmu normative metode merupakan jalan menuju norma-norma yang mengatur perbuatan atau tingkah laku masayarakat melalui pembentukan atau perumusan suatu normaaturan sebagi pedoman hidup masyarakat 25 . Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu:

1. Metode Pendekatan Masalah