Perkembangan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia BI Rate

44

4.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia BI Rate

Perkembangan suku bunga yang tidak wajar secara langsung akan dapat mengganggu perkembangan perekonomian suatu negara. Karena disatu sisi, suku bunga yang tinggi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah dana perbankan akan meningkat. Sementara itu, di sisi lain suku bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga mengakibatkan penurunan kegiatan produksi di dalam negeri. Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh dunia usaha. Pada tabel 4.2 di bawah ini dapat dilihat perkembangan tingkat suku bunga Bank Indonesia dari Januari 2008 sampai dengan Nopember 2013. Tabel 4.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia BI Rate Dari Januari 2008 – Nopember 2013 PERIODE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 8.00 8.75 6.50 6.50 6.00 5.75 Februari 8.00 8.25 6.50 6.75 5.75 5.75 Maret 8.00 7.75 6.50 6.75 5.75 5.75 April 8.00 7.50 6.50 6.75 5.75 5.75 Mei 8.25 7.25 6.50 6.75 5.75 5.75 Juni 8.50 7.00 6.50 6.75 5.75 6.00 Juli 8.75 6.75 6.50 6.75 5.75 6.50 Agustus 9.00 6.50 6.50 6.75 5.75 7.00 September 9.25 6.50 6.50 6.75 5.75 7.25 Oktober 9.50 6.50 6.50 6.50 5.75 7.25 November 9.50 6.50 6.50 6.00 5.75 7.50 Desember 9.25 6.50 6.50 6.00 5.75 Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Bank Indonesia terhadap kondisi makroekonomi Indonesia tahun 2007, mengawali 2008, Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan BI Rate sebesar 8,00. Kemudian pada 6 Mei 2008, memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin Universitas Sumatera Utara 45 atau 0,25 menjadi 8,25. Keputusan tersebut diambil setelah mencermati dan mempertimbangkan perkembangan dan prospek ekonomi global, regional dan domestik. Juni 2008, Bank Indonesia kembali menaikkan BI Rate ke tingkat 8,50, Saat itu inflasi Mei 2008 memang naik menjadi 1,41. Kenaikan harga BBM bersubsidi di akhir bulan memberi dampak yang signifikan pada peningkatan laju inflasi Mei 2008. Rapat Dewan Gubernur RDG Bank Indonesia pada 3 Juli 2008 silam, kembali memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 8,75. Langkah serupa juga dilakukan Bank Indonesia pada bulan Agustus 2008. Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 9,0. Lagi, pada September 2008, Bank Indonesia menaikkan suku bunganya menjadi 9,25. Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 7 Oktober 2008 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 9.50. Keputusan ini diambil setelah mencermati dan mempertimbangkan dengan seksama perkembangan keuangan dan ekonomi global akhir-akhir ini dan kemungkinan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Mengawali tahun 2009, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur RDG Bank Indonesia pada tanggal 7 Januari 2009, memutuskan untuk menurunkan BI Rate ke level 8,75. Dalam beberapa bulan terakhir, tekanan inflasi di dalam negeri terus menurun sebagai akibat antara lain dari penurunan harga komoditi, pangan dan energi dunia, produksi pangan di dalam negeri yang sangat baik dalam tahun 2008, serta perlambatan permintaan agregat. Kemudian Universitas Sumatera Utara 46 pada 4 Maret 2009, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 50 bps menjadi 7,75. Setelah mencermati dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan di dalam dan luar negeri, Bank Indonesia pada 3 April 2009 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,50. Pada Juni 2009, Bank Indonesia kembali memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,00. Di sisi harga, tekanan inflasi terus menurun didukung oleh penguatan Rupiah dan terjaganya harga-harga barang kebutuhan pokok. Sampai dengan Juli 2009 tercatat bahwa Bank Indonesia secara bertahap terus menurunkan BI Rate hingga mencapai level 6,75. Penurunan ini diharapkan akan dapat lebih memfasilitasi percepatan pemberian kredit ditengah- tengah stabilitas makro yang tetap terkendali dengan baik. Di sisi harga, tren penurunan inflasi masih berlanjut. Pada bulan Agustus 2009, Bank Indonesia kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,50. Untuk pertama kalinya, Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 6,50 selama 18 bulan. Pada Januari 2011, Bank Indonesia masih mempertahankan BI Rate pada level 6,50. Krisis utang yang terjadi di Eropa tidak memberikan dampak negatif terhadap kinerja perbankan nasional. Hal ini mengingat relatif kecilnya exposure perbankan nasional terhadap perbankan di negara-negara Eropa. Pada 4 Februari 2011, Bank Indonesia menaikkan BI Rate menjadi 6,75. Pada Oktober 2011, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin Universitas Sumatera Utara 47 menjadi 6,50. Keputusan ini bagaikan semilir angin segar di tengah gejolak pasar keuangan yang membuat pelaku pasar dalam dua bulan terakhir merasa tegang. Penurunan BI Rate ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ancaman perlambatan ekonomi nasional akibat krisis di Eropa dan Amerika Serikat AS. Ketika ada kepastian bahwasanya BI Rate turun menjadi 6,50, pasar seolah-olah seperti mendapat suntikan energi baru dan sekonyong-konyong situasi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia BEI menjadi semarak. Investor, baik asing maupun domestik, antusias memasuki pasar. Pada Selasa 11 Oktober 2011, IHSG BEI ditutup naik 80,669 poin 2,34 ke posisi 3.531,753. Pada bulan Nopember 2011 sampai dengan Januari 2012, Bank Indonesia menurunkan BI rate di level 6,00. Penurunan BI Rate tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak memburuknya prospek ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia. Indikator produksi dan konsumsi negara-negara maju masih terus melambat, sementara pasar keuangan global masih cenderung volatile meskipun sempat rebound. Sementara itu, kondisi pasar keuangan domestik semakin stabil. Sayangnya, Bank Indonesia seolah kembali dipaksa untuk menaikkan suku bunga acuannya. BI Rate di level 5,75 hanya mampu bertahan selama 16 bulan, sebelum akhirnya kembali naik sebanyak 25 basis poin pada 13 Juni 2013 menjadi 6,00. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive merespons meningkatnya ekspektasi inflasi Universitas Sumatera Utara 48 serta memelihara kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global. Bank Indonesia kembali menaikkan BI Rate pada Juli 2013 menjadi 6,50. Kebijakan ini sangat mempengaruhi sektor perbankan nasional. Perbankan ikut menyesuaikan tingkat suku bunga miliknya mengikuti kebijakan Bank Indonesia tersebut. Melalui kenaikan BI Rate, Bank Indonesia mencoba menahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga tingkat inflasi bisa diredam tidak terlalu tinggi, yang sebagian besar terjadi karena dinaikkannya harga BBM bersubsidi oleh pemerintah pada 22 Juni lalu. Kemudian dalam Rapat Dewan Gubernur, Kamis 29 Agustus 2013, memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 50 bps menjadi 7,00. Di satu sisi, kenaikan suku bunga ini diyakini bisa mendorong penguatan nilai tukar Rupiah dan mengembalikan kepercayaan investor. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran kondisi ekonomi saat ini sudah mendekati masa-masa seperti krisis 2008. Bank Indonesia melihat kebijakan ini merupakan langkah preventif atau antisipasi agar kondisi perekonomian Indonesia tidak semakin buruk ke depannya. Walaupun sudah menaikkan BI Rate hingga 125 basis poin dalam tiga bulan belakangan ini, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuannya menjadi 7,25. Hal ini dilatarbelakangi oleh ekspektasi pasar terhadap pengurangan stimulus keuangan bank sentral Amerika Serikat the Fed yang akan dilakukan pada Oktober 2013. Batalnya The Fed memangkas stimulus pembelian obligasinya, dapat menahan kenaikan BI Rate pada Oktober 2013. Akan tetapi, pada bulan Universitas Sumatera Utara 49 Nopember 2013, Bank Indonesia terpaksa menaikkan kembali BI Rate menjadi 7,50. Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan BI Rate ditempuh dengan pertimbangan bahwa defisit transaksi berjalan masih sangat besar di tengah risiko ketidakpastian global yang tinggi. Selain itu, kenaikan BI rate dilakukan agar likuiditas yang keluar dari Indonesia tidak dalam jumlah yang besar. Apalagi, Amerika Serikat yang mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter dari tahun 2008-2013 untuk memberikan stimulus pemulihan perekonomian akan segera dikurangi. Dalam Gambar 4.1 berikut ini dapat dilihat grafik perkembangan tingkat suku bunga Bank Indonesia BI Rate selama 6 tahun terakhir. Sumber : Bank Indonesia Gambar 4.1 Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia BI Rate Periode Waktu 2008 – Nopember 2013 4.3 Perkembangan Suku Bunga Bank Amerika Serikat the Fed Perkembangan suku bunga Bank Amerika Serikat cenderung lebih stabil dibandingkan dengan suku bunga Bank Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya dukungan dari kondisi ekonomi makro Amerika Serikat yang juga stabil. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 4.3 Perkembangan Suku Bunga Bank Amerika Serikat Dari Januari 2008 – Nopember 2013 PERIODE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 3.94 0.15 0.11 0.17 0.08 0.14 Februari 2.98 0.22 0.13 0.16 0.10 0.15 Maret 2.61 0.18 0.16 0.14 0.13 0.14 April 2.28 0.15 0.20 0.10 0.14 0.15 Mei 1.98 0.18 0.20 0.09 0.16 0.11 Juni 2 0.21 0.18 0.09 0.16 0.09 Juli 2.01 0.16 0.18 0.07 0.16 0.09 Agustus 2 0.16 0.19 0.10 0.13 0.08 September 1.81 0.15 0.19 0.08 0.14 0.08 Oktober 0.97 0.12 0.19 0.07 0.16 0.09 November 0.39 0.12 0.19 0.08 0.16 0.09 Desember 0.16 0.12 0.18 0.07 0.16 Sumber : Bank Indonesia Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2008, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat atau the Fed mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada awal tahun 2008, Januari 2008, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat berada pada kisaran 3.94. Kemudian pada Februari 2008 terjadi penurunan + 100 basis poin. Di bulan ketiga tahun 2008, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat masih saja menurun hingga bertengker di kisaran 2.61 dan sampai dengan akhir tahun 2008, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat menyentuh titik 0.16. Penurunan ini dikarenakan terjadinya krisis finansial global yang juga dirasakan oleh Pemerintah Amerika Serikat sehingga the Federal Reserve’s Bank memutuskan untuk menurunkan suku bunganya. Di awal tahun 2009, the Federal Reserve’s Bank tidak dapat menghindar untuk tetap menurunkan suku bunganya kembali. Pada Desember 2009, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat ditutup pada level 0.12 dimana angka ini menurun dari sebelumnya sebesar 0.15 pada September 2009. Universitas Sumatera Utara 51 Pada tahun 2010, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat masih berfluktuasi. Di awal tahun 2010, tingkat suku bunga bank Amerika Serikat bahkan masih menurun hingga berada di level 0.11. Walaupun demikian, pada bulan selanjutnya tingkat suku bunga bank Amerika Serikat mulai kembali naik yaitu sebesar 0.13 pada Februari 2010, kemudian naik menjadi 0.16 pada Maret 2010 dan 0.20 pada April dan Mei 2010. Akan tetapi, di bulan Juni 2010 tingkat suku bunga bank Amerika Serikat menurun menjadi 0.18 dan pada Agustus 2010 hingga Nopember 2010 meningkat menjadi 0.19. Di tahun 2011, gejolak suku bunga Bank Amerika Serikat masih tetap terjadi. Pada Januari 2011, terjadi penurunan suku bunga Bank Amerika Serikat menjadi 0.17 dan bahkan pada Februari 2011 suku bunga Bank Amerika Serikat the Fed rate masih menurun menjadi 0.16. Pada bulan berikutnya masih terus menurun hingga menembus level 0.09 pada Juni 2011. Tidak cukup berhenti pada level tersebut, suku bunga Bank Amerika Serikat kembali menurun dan berada pada level 0.07 di Desember 2011. Di sepanjang tahun 2012, terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam suku bunga Bank Amerika Serikat. Januari 2012, suku bunga Bank Amerika Serikat meningkat sedikit menjadi 0.08. Pada Februari 2012, suku bunga Bank Amerika Serikat juga mengalami kenaikan hingga mencapai level 0.10. Tidak hanya disitu saja, pada Juli 2012 suku bunga Bank Amerika Serikat bahkan meningkat tajam hingga berada pada tingkat 0.16. Dan level suku bunga Bank Amerika Serikat tersebut dapat dipertahankan hingga pada penutupan tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 52 Akan tetapi, di tahun 2013 suku bunga Bank Amerika Serikat kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan. Januari 2013, penurunan suku bunga Bank Amerika Serikat mencapai level 0.14. Meskipun demikian, suku bunga Bank Amerika Serikat kembali menaik sebesar 1 di Februari 2013. Penurunan suku bunga Bank Amerika Serikat kembali terjadi pada bulan Juni 2013 yang mencapai level 0.09. Bahkan pada penutupan tahun 2013, suku bunga Bank Amerika Serikat tidak beranjak naik dari level 0.09 tersebut. Gambar 4.2 berikut akan menunjukkan bagaimana perkembangan suku bunga Bank Amerika Serikat the Fed Rate selama 6 tahun terakhir. Gambar 4.2 Perkembangan the Fed Rate Periode Waktu 2008 – Nopember 2013 Dari gambar 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008, grafik menunjukkan terjadinya tren penurunan suku bunga Bank Amerika Serikat the Fed Rate yang cukup signifikan bahkan hampir mendekati titik 0. The Fed Rate cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya, terutama dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 53 Dengan penurunan suku bunga The Fed ini, para investor cenderung munggunakan dananya untuk bertransaksi di pasar modal daripada membeli surat berharga The Fed, sehingga kegiatan di pasar modal akan meningkat dan kemudian dapat membantu untuk memulihkan keadaan ekonomi AS. Bahkan di tahun 2013, the Federal Reserve’s Bank memutuskan untuk menetapkan suku bunganya hingga berada di level terendah di sepanjang tahun 2013 yaitu berada pada level 0.09.

4.4 Analisis Data dan Pembahasan