Teori Paritas Tingkat Bunga

18 uang kas yang dipegang, pada waktu tingkat bunga naik hubungan ini disebut motif spekulasi permintaan uang. Selain itu, menurut Keynes, makin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula ongkos memegang uang kas dalam bentuk tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan dinyatakan dalam bentuk uang kas sehingga keinginan memegang uang kas juga menurun. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas naik Nopirin, 1992.

2.1.3.3 Teori Paritas Tingkat Bunga

Teori paritas tingkat bunga adalah salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas memperjualbelikan devisa. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa: “Dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang negara yang satu terhadap negara yang lain.” atau secara aljabar, i n ≈ i f + E dimana: i n = tingkat bunga nominal didalam negeri i f = tingkat bunga nominal diluar negeri E = laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Universitas Sumatera Utara 19 Jadi, apabila tingkat bunga di Amerika Serikat untuk, katakan, pinjaman jangka 6 bulan adalah 10 per tahun, dan selama 6 bulan mendatang kurs dollar AS terhadap rupiah diperkirakan meningkat dengan 4 atau 8 apabila dinyatakan dalam laju per tahun, maka tingkat bunga untuk pinjaman jangka 6 bulan di Indonesia akan cenderung sama dengan 10 + 8 = 18 per tahun. Hal ini terjadi apabila tingkat bunga yang berlaku di dalam negeri untuk pinjaman 6 bulan tersebut lebih rendah daripada 18 per tahun, maka akan lebih menguntungkan bagi pemilik dana untuk meminjamkan uangnya di Amerika Serikat dollar dan menerima imbalan 10 per tahun tanpa harus menanggung kerugian kapital berupa penurunan nilai mata uang rupiah sebesar 8 per tahun. Dana akan mengalir ke Amerika Serikat dan ini akan mengurangi tersedianya dana rupiah di dalam negeri, dan selanjutnya akan mendorong tingkat bunga di dalam negeri untuk naik mendekati 18 per tahun. Sebaliknya, apabila tingkat bunga di dalam negeri ternyata lebih tinggi dari 18 per tahun katakanlah 20, maka akan lebih menguntungkan bagi orang Amerika Serikat untuk menukarkan dollarnya menjadi rupiah dan selanjutnya meminjamkannya di Indonesia dengan bunga 20 per tahun. Meskipun seandainya perkiraan bahwa nilai rupiah akan turun 8 per tahun benar-benar terjadi, ia masih menerima imbalan 20 - 8 = 12 per tahun dinyatakan dalam dollar. Jadi akan ada aliran dana dollar masuk ke Indonesia, sehingga suplai dana rupiah di Indonesia meningkat dan ini cenderung akan menurunkan tingkat bunga di dalam negeri sampai mendekati 18 per tahun. Universitas Sumatera Utara 20 Perlu dicatat bahwa dalam praktek ada “biaya transaksi” untuk memindahkan dana dari dan ke luar negeri. Oleh sebab itu, teori paritas tingkat bunga ini akan lebih tepat apabila berbunyi: bahwa tingkat bunga antara dua negara cenderung sama, setelah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan dari mata uang negara satu terhadap mata uang negara lain dan “biaya transaksi” biaya memindahkan dana. Dalam sistem devisa bebas, “biaya transaksi tersebut rendah, tetapi dalam sistem devisa yang kurang bebas, biaya tersebut bisa tinggi. Oleh sebab itu, dalam sistem devisa yang tidak bebas, ada kemungkinan tingkat bunga di dalam negeri sangat berbeda dengan tingkat bunga di luar negeri, meskipun telah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan Boediono, 1985.

2.2 Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia BI rate

2.2.1 Definisi

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik Bank Indonesia, 2012.

2.2.2 Fungsi

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan di suku Universitas Sumatera Utara