pengukuran biomassa dan nekromassa yang biasa digunakan, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter-parameter biomassa dan nekromassa di atas permukaan tanah dan metode pengukurannya
Parameter Metode
Tumbuhan bawah Destruktif
Serasah kasar dan halus Destruktif
Arang dan abu Destruktif
Tumbuhan berkayu Destruktif
Pohon-pohon hidup Non-destruktif, persamaan allometrik
Pohon mati, masih berdiri Non-destruktif, persamaan allometrik
Pohon mati, sudah roboh Non-destruktif, rumus silinder
Tunggak pohon Non-destruktif, rumus silinder
Sumber : Hairiah et al. 2001
2.2 Cadangan karbon di Berbagai Tipe Penggunaan Lahan
Hutan-hutan Indonesia menyimpan jumlah karbon yang sangat besar. Menurut FAO, jumlah total vegetasi hutan Indonesia meningkat lebih dari 14
miliar ton biomassa, jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia dan setara dengan 20 biomassa di seluruh hutan tropis di Afrika. Jumlah biomassa
ini secara kasar menyimpan 3,5 miliar ton karbon FWI 2003. Studi dan penelitian yang menjadikan pendugaan karbon sebagai objeknya telah banyak
dilakukan di berbagai daerah. Namun hasil akhir pada setiap kawasan studi tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan kondisi di setiap kawasan yang berbeda-beda.
Ditegaskan pula oleh Purwanti 2008 bahwa keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti struktur vegetasi, pengelolaan yang berbeda dan rezim
iklim. Sebagai perbandingan, Lasco et al. 2004 menjelaskan bahwa kadar kandungan karbon tersimpan di dalam biomassa pada hutan tropis berkisar antara
41,5 sampai 50. Basuki et al. 2004 meneliti kandungan karbon tersimpan tegakan pinus
Pinus merkusii Jungh. de Vriese dan damar Agathis loranthifolia Salisb di RPH Somagede BKPH Karanganyar KPH Kedu Selatan, masing-masing sebesar
126,8 tonha dan 21,6 tonha. Bakri 2009 dalam penelitiannya menemukan cadangan karbon di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Toba Samosir
sebanyak 95,82 tonha. Sedangkan Hilmi 2003 meneliti kadar karbon tersimpan
pada tegakan hutan mangrove di Indragiri Hilir, Riau, untuk jenis bakau minyak R. apiculata memiliki kandungan karbon tegakan berkisar antara 47.007,97
kgha sampai 119.372,88 kgha. Jenis bakau hitam R. mucronata memiliki kandungan karbon tegakan berkisar antara 3.258,34 kgha sampai 3.957,44 kgha.
Jenis Bruguiera sp. memiliki kandungan karbon tegakan berkisar antara 1.476.67
kgha sampai 8.746,11 kgha. Gambaran jumlah cadangan karbon di berbagai tipe penutupan lahan di beberapa lokasi penelitian disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Cadangan karbon di beberapa tipe penutupan lahan
Sistem Lokasi
Cadangan karbon Mg.ha
-1
Hutan primer Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
230,1 Hutan primer
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
178,44 Hutan primer
Taman Nasional
Bukit Baka-Bukit
Raya, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
3
250,90 Hutan sekunder
Taman Nasional Manupeu Tanadaru, NTT
4
135,40 Hutan sekunder
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
81,65 Hutan sekunder
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
212,9 Hutan sekuder
Taman Nasional Gunung Merapi
8
172,08 Hutan sekunder
Taman Nasional Meru Betiri
9
106,61 Agroforestri muda
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
37,7 Agroforestri sederhana
Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat
5
21.31-80,79 Agroforestri kopi muda
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
27,92 Agroforestri kopi tua
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
63,69 Agroforestri coklat
muda Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
14,04 Padang ilalang
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
4,2 Padang ilalang
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
3,57 Padang rumput
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
1,47 Sawah padi
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
4,8 Semak belukar
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan
2
10,51 Semak belukar
Taman Nasional Gunung Merapi
8
3,62 Semak belukar
Taman Nasional Meru Betiri
9
32,28 Tegakan Schima
wallichii di areal setelah kebakaran umur 1-4
tahun Hutan Sekunder Jasinga, Bogor, Jawa Barat
7
0,4-2,7
Sumber:
1
Lusiana et al. 2005;
2
Prasetyo 2010;
3
HIMAKOVA 2008;
4
HIMAKOVA 2009;
5
Yuly 2008;
6
Hairiah et al. 2001;
7
Nurhayati 2005;
8
Pandiwijaya 2011;
9
Sularso 2011. 1 Mg = 10
6
g = 1 Ton = 10
6
Tg.
2.3 Perubahan Iklim