5.4.2 Penggunaan lahan di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur tahun 2008
Hasil klasifikasi citra landsat 7 ETM tahun 2008 menghasilkan empat tipe penggunaan lahan. Tipe penggunaan lahan yang luasannya paling dominan adalah
hutan sekunder dengan 432,12 ha atau 58,104. Data hasil klasifikasi menunjukkan lahan terbuka merupakan tipe penggunaan lahan dengan luasan
yang paling kecil yaitu 4,71 ha atau 0,633. Tipe kelas awan dan bayangan no data sebenarnya tidak terdapat pada citra Landsat 7 ETM tahun 2008, tipe kelas
tersebut diperoleh dari hasil overlay tipe kelas awan dan bayangan no data dari citra landsat 5 TM tahun 1988. Hal ini dilakukan agar luas awan dan bayangan no
data yang tidak ada datanya, pada kedua citra memiliki besaran yang sama. Kondisi ini diperlukan untuk menghasilkan perbandingan yang objektif dalam
menentukan perubahan biomassa tersimpan dan cadangan karbon pada lokasi penelitian. Data rekapitulasi luasan penggunaan lahan dan peta penggunaan lahan
di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur tahun 2008 tersaji dalam Tabel 11 dan Gambar 14. Nilai overall classification accuracy peta penggunaan lahan tahun
2008 adalah 91,07. Tabel 10 Luas dan persentase luas penggunaan lahan di Hutan Adat Lekuk 50
Tumbi Lempur tahun 2008
No. Tipe penggunaan lahan
Luas ha 1
Hutan sekunder 432,12
58,104
2 Kebun kayu manis
77,08 10,365
3 Semak belukar
10,88 1,464
4 Lahan terbuka
4,71 0,633
5 Awan dan bayangan No data
218,90 29,434
Gambar 14 Peta penggunaan lahan Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur tahun 2008. 40
5.5 Perubahan Penggunaan Lahan dan Cadangan Karbon di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur tahun 1988-2008
Peta hasil klasifikasi yang tersaji pada Gambar 13 dan Gambar 14 menunjukkan adanya perbedaan luas Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur.
Pada tahun 1988 tercatat luas kawasan seluas 734,03 ha sedangkan pada tahun 2008 seluas 743,70 ha. Kondisi ini menunjukkan terdapat perbedaan luas kawasan
seluas 9,67 ha, hal ini terjadi akibat proses koreksi geometrik yang tidak sempurna. Peta hasil klasifikasi Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur dari dua
tahun yang berbeda, menunjukkan terjadinya perubahan luasan di setiap tipe penggunaan lahan pada periode 1988 sampai 2008. Perubahan luas lahan yang
terjadi dapat berupa peningkatan maupun penurunan total luas lahannya. Hutan sekunder yang semula pada tahun 1988 memiliki luas total 459,73 ha, mengalami
penurunan total luas lahan sebesar 27,62 ha pada tahun 2008 menjadi 432,12 ha. Penurunan luas tersebut berubah menjadi kebun kayu manis, semak belukar dan
lahan terbuka. Peningkatan luas lahan terjadi pada kebun kayu manis, semak belukar dan lahan terbuka. Kebun kayu manis mengalami peningkatan luas yang
paling besar, pada tahun 2008, kebun kayu manis mengalami peningkatan luas sebesar 32,41 ha lebih luas dibandingkan tahun 1988. Pembukaan lahan hutan
sekunder menjadi kebun kayu manis menjadi penyebab utama peningkatan luas lahan tersebut.
Perubahan luas setiap tipe penggunaan lahan terjadi karena adanya perubahan secara menyeluruh di kawasan Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur
yang saling mempengaruhi selama periode 1988 sampai 2008. Sebagai contoh, luas hutan sekunder tidak hanya mengalami penurunan dari tahun 1988 sampai
2008, peningkatan luas hutan sekunder juga terjadi akibat perubahan lahan kebun kayu manis, semak belukar dan lahan terbuka yang menjadi hutan sekunder,
masing-masing seluas 16,41 ha, 1,71 ha dan 1,79 ha Tabel 11. Peningkatan luas hutan ini karena masyarakat mendapat bantuan bibit tanaman seperti surian dari
pihak TNKS. Data perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama periode tahun 1988 sampai 2008 secara keseluruhan tersaji pada
Tabel 11.
Tabel 11 Perubahan penggunaan lahan di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur
Cadangan karbon di Hutan Adat lekuk 50 Tumbi Lempur mengalami perubahan selama kurun waktu 1988 sampai 2008. Peta kelas penggunaan lahan
yang telah dihubungkan dengan kerapatan karbon di setiap tipe penggunaan lahan terkait, dapat mewakili peta cadangan karbon pada lokasi penelitian. Gambaran
peta antara tahun 1988 dan 2008 menunjukkan adanya penurunan cadangan karbon pada Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur. Kehilangan karbon terjadi
pada tipe penggunaan lahan hutan sekunder dengan nilai 5.291,14 Mg. Kondisi ini berbanding terbalik dengan yang terjadi pada tipe penggunaan lahan kebun kayu
manis dan semak belukar, dimana selama kurun waktu tahun 1988 sampai 2008 mengalami peningkatan cadangan karbon masing-masing sebesar 2.234,28 Mg
dan 57,40 Mg. Peningkatan cadangan karbon khususnya pada tipe penggunaan
lahan kebun kayu manis terjadi akibat adanya peningkatan luas lahan hasil konversi hutan menjadi kebun kayu manis selama kurun waktu tersebut.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa luas dan kondisi suatu lahan akan mempengaruhi cadangan karbonnya. Informasi tentang perubahan penggunaan
lahan yang diikuti dengan perubahan cadangan karbon di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur tersaji pada Tabel 12.
No Penggunaan lahan
1988 Penggunaan lahan tahun 2008
Hutan sekunder
Kebun kayu manis
Semak belukar
Lahan terbuka
No data 1
Hutan sekunder 400,20
42,89 6,42
3,41 6,82
2 Kebun kayu manis
16,41 25,11
2,11 0,49
0,57
3 Semak belukar
1,71 4,39
1,14 0,41
0,08
4 Lahan terbuka
1,79 1,22
0,00 0,00
0,00
5 No data
12,02 3,49
1,22 0,41
0,00
Total 432,12
77,08 10,88
4,71
Tabel 12 Perubahan penggunaan lahan dan cadangan karbon di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur
Keterangan : tidak dilakukan pendugaan cadangan karbon awan dan bayangan awan
No. Tipe penggunaan
lahan Luas
tahun 1988
ha Luas
tahun 2008
ha Perubahan
penggunaan
lahan ha
Karbon tahun 1988
Mg Karbon
tahun 2008 Mg
Perubahan karbon
Mg
1 Hutan sekunder
459,73 62,632
432,12 58,104
-27,62 88.080.44
96,474 82.789,30
93,759 -5.291,14
2 Kebun kayu manis
44,67 6,086
77,08 10,365
32,41 3.079,83
3,373 5.314,10
6,018 2.234,28
3 Semak belukar
7,72 1,051
10,88 1,464
3,17 139.81
0,153 197,22
0,223 57,40
4 Lahan terbuka
3,01 0,409
4,71 0,633
1,71 -
- -
- -
5 No data
218,90 29,822
218,90 29,434
- -
- -
- Total
734,03 100
743,70 100
- 91.300,08
100 88.300,62
100 -2.999,46
43
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui total cadangan karbon pada tahun 1988 adalah sebesar 91.300,08 Mg, sedangkan pada tahun 2008 adalah sebesar
88.300,62 Mg. Total perubahan cadangan karbon di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur dari tahun 1988 sampai tahun 2008 berkurang sebesar 2.999,46 Mg
3,285 atau berkurang 149,97 Mg 0,164 setiap tahunnya. Nilai persentase penurunan cadangan karbon setiap tahun pada kawasan ini jauh lebih kecil
dibandingkan dengan beberapa lokasi lainnya. Pengukuran di lokasi lain menunjukkan hasil yang relatif lebih besar, pengukuran cadangan karbon di
TWNC TNBBS dari tahun 2000 hingga 2009 menunjukkan penurunan sebesar 7,18 atau 0,72 setiap tahun Prasetyo 2009. Sedangkan pengukuran di
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur dari tahun 1996 hingga 2003 menunjukkan perubahan sebesar 17 atau 2,43 per tahun Lusiana et al. 2005.
Nilai kehilangan karbon pada lokasi ini yang sebesar 2.999,46 Mg tersebut setara dengan pelepasan CO
2
dari kawasan ini sebesar 10.999,02 Mg atau 549,95 Mg per tahun jika diasumsikan 1 Mg karbon setara dengan 3,667 Mg CO
2
von Mirbach 2000.
5.6 Cadangan Karbon di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur dan Konsep REDD