Penginderaan Jauh untuk Perubahan Lahan dan Karbon

Gambar 1 Uraian subsistem SIG. Teknologi GPS Global Positioning System menyampaikan informasi penting yang dibutuhkan dan merupakan salah satu bentuk data spasial dalam pengolahan data SIG. Data atau informasi yang dihasilkan dari GPS biasanya berbentuk data vektor. Puntodewo et al. 2003 diacu dalam Budiyanto 2005 menyebutkan bahwa teknologi GPS memberikan terobosan yang sangat penting dalam menyediakan data untuk SIG karena keakuratan data yang diberikan oleh data GPS sangat tinggi.

2.6 Penginderaan Jauh untuk Perubahan Lahan dan Karbon

Remote Sensing atau penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan INPUT DATA MANIPULASI DAN MANAJEMEN DATA DATA OUTPUT Output Input Tabel Laporan Pengukuran lapang Data digital lain Peta tematik, topografi, dll Citra satelit Foto udara Data lainnya Storage data base Retrieval Processing Peta Tabel Laporan Informasi digital softcopy obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji Lillesand Kiefer 1997. Beberapa kegunaan dari aplikasi penginderaan jarak jauh yaitu dapat mengetahui besarnya perubahan lahan, identifikasi vegetasi, pendugaan biomassa karbon, pendugaan Leaf Area Index LAI, memprediksi hasil pencitraan dan lain sebagainya. Metode penginderaan jauh dapat digunakan untuk menggambarkan stok karbon atau biomassa dengan leluasa pada permukaan tanah. Mickler et al. 2002 diacu dalam Muukkonen dan Heiskanen 2005 menjelaskan bahwa perubahan cadangan karbon pada suatu lokasi akan lebih mudah diidentifikasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh ini. Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah mengumpulkan data dan informasi tentang sumberdaya alam dan lingkungan Lo 1995. Data penginderaan jauh dapat berupa citra dan atau non-citra. Dalam penginderaan jauh terdapat beberapa saluran band yang sesuai dengan jenis citranya. Berikut adalah fungsi band dari citra landsat TM yang tertera dalam Tabel 3. Tabel 3 Saluran citra landsat TM Saluran Kisaran gelombang Kegunaan 1 0,45-0,52 Peningkatan penetrasi ke dalam tubuh air, mendukung analisis sifat khas pengunaan lahan, tanah, dan vegetasi. 2 0,52-0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada spektrum hijau yang terletak di antara dua saluran spectral serapan klorofil. Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan penilaian kesuburan. 3 0,63-0,69 Saluran terpenting untuk memisahkan vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu bagian serapan klorofil dan memperkuat kontras antar kenampakan vegetasi dan non-vegetasi 4 0,76-0,90 Saluran yang peka terhadap biomassa vegetasi, juga untuk identifikasi jenis tanaman. Memudahkan pembedaan tanah dengan tanaman, serta lahan dan air. 5 1,55-1,75 Penentuan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman, dan kondisi kelembaban tanah. 6 10,40-12,50 Pemisahan formasi batuan 7 2,08-2,35 Saluran infra merah termal, bermanfaat untuk klasifikasi vegetasi, analisis ganguan vegetasi, pemisahan kelembaban tanah, dan sejumlah gejala lain yang berhubungan dengan panas. Sumber: Lillesand dan Kiefer 1997.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi kajian penelitian dilaksanakan di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Pengambilan data lapang dilakukan selama tiga bulan Agustus-Oktober 2010, sedangkan untuk kegiatan pengolahan data lapang dan analisis citra dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan dan Pemodelan Spasial Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB selama empat bulan Januari-April 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kajian ini secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :  Alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran dan pengambilan data di lapang, yaitu alat tulis, kalkulator, global positioning system GPS, golok, kamera digital, kompas, meteran, peta kawasan, pita ukur, tali rafia, oven, alkohol 70, trash bag, blangko pengukuran tally sheet dan timbangan.  Alat dan bahan yang digunakan pada pengolahan dan analisis data yaitu seperangkat komputer, software ArcGis 9.3, software ERDAS imagine 9.1, software microsoft word, software microsoft excel, peta tata batas kawasan Kawasan Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur , peta rupa bumi Indonesia dan Citra Landsat. Informasi keseluruhan citra landsat dan peta pendukung yang digunakan dalam penelitian ini tersaji di dalam Tabel 4 dan 5 . Tabel 4 Informasi citra satelit landsat yang digunakan Pathrow Seri Landsat Tanggal perekaman citra satelit Sumber 12662 TM Landsat 5 13 Juni 1988 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH IPB ETM Landsat 7 19 Mei 2008 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH IPB