5.3.1 Cadangan karbon hutan
Hasil pengolahan data menunjukkan pembagian tipe penggunaan hutan menjadi dua tipe yaitu hutan sekunder dan kebun kayu manis. Cadangan karbon
pada hutan sekunder di Hutan Lekuk 50 Tumbi Lempur diasumsikan menjadi yang terbesar sehingga dijadikan sebagai acuan dalam penelitian. Pada
perhitungan cadangan karbon di setiap tipe penggunaan lahan, digunakan nilai rata-rata cadangan karbon yang dipilih untuk mewakili seluruh kondisi hutan yang
dianggap sama. Hal ini didasari oleh tidak diketahui dengan jelas pola dan periode penebangan atau konversi hutan di tipe penggunaan lahan lainnya. Pendugaan
cadangan karbon hutan sekunder di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur menunjukkan nilai sebesar 191,57 Mg.ha
-1
, sedangkan untuk kebun kayu manis menghasilkan nilai cadangan karbon sebesar 68,94 Mg.ha
-1
. Hutan Indonesia diperkirakan memiliki stok karbon antara 161-300 Mg.ha
-1
Murdiyarso et al. 1995 diacu dalam Lusiana et al. 2005. Sedangkan secara umum Lasco et al. 2004 menyatakan bahwa cadangan karbon pada hutan alam
di Asia Tenggara lebih dari 200 Mg.ha
-1
. Berbagai penelitian tentang pendugaan cadangan karbon telah dilakukan di beberapa lokasi. Sebagai perbandingan, hasil
pengukuran cadangan karbon di atas permukaan tanah yang masih tersimpan di hutan sekunder Kalimantan oleh Lusiana et al. 2005 menunjukkan angka 212,9
Mg.ha
-1
. Hasil pengukuran lain menunjukkan cadangan karbon yang tersimpan di hutan sekunder TNBBS adalah sebesar 81,65 Mg.ha
-1
Prasetyo 2010, sedangkan di TNGM cadangan karbon hutan sekundernya mencapai 172,08 Mg.ha
-1
Pandiwijaya 2011. Perbedaan nilai cadangan karbon pada beberapa lokasi ini dipengaruhi oleh
kondisi hutan di masing-masing lokasi tersebut, antara lain kerapatan pohon, ukuran diameter pohon, spesies-spesies yang tumbuh, dan lain sebagainya. Nilai
cadangan karbon pada hutan sekunder di lokasi penelitian relatif lebih besar dibandingkan dengan beberapa lokasi lain, banyak ditemukannya pohon dengan
diameter yang cukup besar, nekromassa berkayu yang masih tersimpan di hutan, dan spesies yang tumbuh pada lokasi, mempengaruhi cadangan karbon di Hutan
Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur. Cadangan karbon di hutan sekunder relatif tidak akan lebih besar dari yang terdapat di hutan primer. Secara umum pada hutan
lahan kering primer mampu menyimpan karbon dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan hutan lahan kering sekunder karena pada hutan sekunder
telah terjadi gangguan terhadap tegakannya Kementerian Kehutanan 2010. Lusiana et.al 2005 menyebutkan di Nunukan, Kalimantan Timur, nilai cadangan
karbon di hutan primer mencapai 230,1 Mg.ha
-1
. Lain halnya dengan hasil pengukuran cadangan karbon di hutan alam Sumberjaya, Lampung Barat oleh van
Noordwijk et al. 2002 yang menunjukan cadangan karbon sebesar 390 Mg.ha
-1
.
5.3.2 Cadangan karbon non-hutan