Pajak Air Tanah Berdasarkan NPA Pergub 372009

58 0,56. Realiasi penerimaan pajak pemanfaatan air bawah tanah diatas adalah situasi pada saat belum diberlakukannya NPA yang baru, masih didasarkan pada NPA berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 45541999. Realisasi dan proporsi diatas diperkirakan naik dengan diberlakukannya kenaikan NPA.

6.3.1. Pajak Air Tanah Berdasarkan NPA Pergub 372009

Perhitungan pajak air tanah Provinsi DKI Jakarta mulai bulan Juni 2009 ditentukan berdasarkan NPA yang ditentukan melalui Pergub 372009. Sebelumnya NPA ditentukan berdasarkan Kepgub 45541999. Perhitungan NPA berdasarkan Pergub 372009 – dalam penelitian ini disebut NPA baru – adalah sebagai berikut: 1 dimana adalah volume air yang diambil dan dihitung dalam satuan kubik m 3 dan adalah harga dasar air. Volume air yang diambil dibedakan berdasarkan progresif jumlah kubikasi air yang diambil danatau dimanfaatkan sebagai berikut: 1 0 m 3 s.d. 50 m 3 ; 2 51 m 3 s.d. 500 m 3 ; 3 501 m 3 s.d. 1.000 m 3 ; 4 1.001 m 3 s.d. 2.500 m 3 ; dan 5 2.500 m 3 . Pembedaan ini didasarkan pada ketentuan pasal 2 ayat 5 Pergub 372009, tetapi dalam pasal 6 ayat 6 klasifikasi pembagian ini berbeda. Penelitian ini akan mengikuti klasifikasi sebagaimana ditentukan dalam pasal 6 ayat 6 untuk menyesuaikan dengan lampiran peraturan gubernur ini. 2 dimana adalah faktor nilai air dan adalah harga air baku. Pasal 4 ayat 3 ditentukan harga air baku sebesar Rp. 14.583,00m 3 . Faktor nilai air memuat komponen sumber daya alam SDA bobot 60 dan komponen kompensasi pemulihan, peruntukan, dan pengelolaan bobot 40. Bobot komponen SDA kemudian dikalikan dengan angka 5 jika pengambilan air tanah dilakukan didalam area jangkauan PAM DKI Jakarta atau dikalikan 3 jika dilakukan diluar area jangkauan PAM DKI Jakarta. Komponen pemulihan, peruntukan dan pengelolaan dikaitkan dengan besarnya pemanfaatan danatau pengambilan air dan kemudian ditetapkan seperti Tabel 16 pasal 6 ayat 6: 59 Tabel 16. Komponen Biaya Kompensasi Pemulihan Untuk Perhitungan NPA Berdasarkan Pergub 372009 Subjek Pemakai 0-50 51-250 251-500 501-750 751-1000 1000 Non Niaga 0.1 0.1 0.2 0.2 Niaga Kecil 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 Industri Kecil 5 5.3 5.6 5.9 6.2 6.5 Niaga Besar 7 7.4 7.8 8.2 8.6 9 Industri Besar 10 10.5 11 11.5 12 12.5 Sumber : Pergub 372009 3 Contoh perhitungan NPA untuk pemakaian air tanah sebesar 51 m 3 s.d 250 m 3 didalam jangkauan PAM DKI Jakarta dan subjek pemakai niaga kecil 4 Contoh perhitungan NPA untuk pemakaian air tanah sebesar 51 m 3 s.d 250 m 3 diluar jangkauan PAM DKI Jakarta dan subjek pemakai niaga kecil 5 Selanjutnya dengan cara yang sama didapatkan NPA dan pajak air tanah untuk pemakaian air tanah per kubik seperti dipaparkan dalam Tabel 17, 18, dan 19. Pajak air tanah didalam jangkauan lebih mahal dibandingkan dengan harga diluar jangkauan PAM Jakarta, perbedaanya sekitar Rp. 3.500,- per meter kubik. Perbedaan ini menunjukkan kebijakan pemerintah agar pelanggan mengutamakan menggunakan air permukaan, dalam hal ini yang disediakan oleh PAM DKI Jakarta. Harga air baku sebesar Rp. 14.583,00m 3 dihitung berdasarkan Lampiran 10 Kepmen 14551K2000 tentang pedoman perhitungan nilai perolehan air tanah. Pada dasarnya harga air baku adalah harga rata-rata AC, seperti didefinisikan dalam lampiran tersebut, yaitu harga air baku HAB adalah harga rata-rata bawah tanah per satuan volume di suatu daerah yang besarnya sama dengan nilai investasi untuk mendapatkan air bawah tanah tersebut dibagi dengan volume 60 produksinya. Lampiran tersebut memberikan ilustrasi perhitungan harga air baku sebagai berikut: Misalkan di suatu daerah untuk mendapatkan air baku digunakan sumur bor dalam dengan perincian harga eksploitasi sebagai berikut: Biaya pembuatan sumur bor kedalaman 150 m sebesar Rp. 150.000.000,00, biaya operasional selama 5 tahun Rp. 60.000.000,00, umur produksi sumur bor tersebut dimisalkan 5 tahun, debit sumur 50 m 3 hari, sehingga volume pengambilan selama 5 tahun = . Perhitungan harga air baku dalam Pergub 372009 didasarkan pola perhitungan diatas, tetapi dalam penelitian ini belum didapatkan informasi rincian perhitungan sehingga didapatkan harga air baku sebesar Rp. 14.583,00m 3 . Tabel 17. Nilai Perolehan Air Tanah NPA Provinsi DKI Jakarta Rpm 3 Pemakaian m 3 0-50 51-250 251-500 501-750 751-1000 1000 Lokasi didalam jangkauan PAM DKI Jakarta Non Niaga 44.332 44.332 44.916 44.916 43.749 43.749 Niaga Kecil 49.582 50.749 51.915 53.082 54.249 55.415 Industri Kecil 72.915 74.665 76.415 78.165 79.915 81.665 Niaga Besar 84.581 86.915 89.248 91.581 93.915 96.248 Industri Besar 102.081 104.998 107.914 110.831 113.747 116.664 Lokasi diluar jangkauan PAM DKI Jakarta Non Niaga 26.833 26.833 27.416 27.416 26.249 26.249 Niaga Kecil 32.083 33.249 34.416 35.583 36.749 37.916 Industri Kecil 55.415 57.165 58.915 60.665 62.415 64.165 Niaga Besar 67.082 69.415 71.748 74.082 76.415 78.748 Industri Besar 84.581 87.498 90.415 93.331 96.248 99.164 Sumber : Pergub 372009 61 Tabel 18. Pajak Air Tanah di Provinsi DKI Jakarta Rpm 3 Pemakaian m 3 0-50 51-250 251-500 501-750 751-1000 1000 Lokasi didalam jangkauan PAM DKI Jakarta Non Niaga 8.866,40 8.866,40 8.983,20 8.983,20 8.749,80 8.749,80 Niaga Kecil 9.916,40 10.149,80 10.383,00 10.616,40 10..849,80 11.083,00 Industri Kecil 14.583,00 14.933,00 15.283,00 15.633,00 15.983,00 16.333,00 Niaga Besar 16.916,20 17.383,00 17.849,60 18.316,20 18.783,00 19.249,60 Industri Besar 20.416,20 20.999,60 21.582,80 22.166,20 22.749,40 23.332,80 Lokasi diluar jangkauan PAM DKI Jakarta Non Niaga 5.366,60 5.366,60 5.483,20 5.483,20 5.249,80 5.249,80 Niaga Kecil 6.416,60 6.649,80 6.883,20 7.116,60 7.349,80 7.583,20 Industri Kecil 11.083,00 11.433,00 11.783,00 12.133,00 12.483,00 12.833,00 Niaga Besar 13.416,40 13.883,00 14.349,60 14.816,40 15.283,00 15.749,60 Industri Besar 16.916,20 17.499,60 18.083,00 18.666,20 19.249,60 19.832,80 Sumber : Hasil perhitungan 62 Tabel 19. Rincian Subjek Pemakai Air Tanah di Provinsi DKI Jakarta Kelompok Non Niaga: InstitutPerguruanLembaga Kursus, Kantor Pengacara, Lembaga Swasta Non Komersial, Rumah Tangga Mewah dengan Sumur Bor. Kelompok Niaga Kecil: Usaha kecil yang berada dalam rumah tangga, usaha kecillosmen, rumah makanrestoran kecil, Rumah Sakit SwastaPoliklinikLaboratoriumPraktik Dokter, Hotel MelatiNon Bintang, dan Perdagangan Niaga Kecil lainnya. Kelompok Industri Kecil: Perikanan, Peternakan, Hotel Bintang 1, 2, 3, Perdagangan Industri Kecil lainnya, Rumah Susun Sederhana. Kelompok Niaga Besar: Hotel Bintang 4, 5, Apartemen, Steamboath dan Salon, Bank, Night ClubBarCaféRestoran Besar, Bengkel BesarService Station, Perusahaan TerbatasBUMNBUMD, Real Estate. Kelompok Industri Besar: Pabrik Es, Pabrik makananminuman, Pabrik KimiaObat-obatankosmetik, Gudang Pendingin, Pabrik Tekstil, Pabrik Baja, industri lainnya. Sumber : Pergub 372009

6.3.2. Pajak Air Tanah Berdasarkan NPA Kepgub 45541999