Kesimpulan Evaluasi kebijakan pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta

95 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya menggunakan pajak dan retribusi air tanah sebagai kebijakan untuk membatasi pemakaian dan pemanfaatan air tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Pajak dan retribusi air tanah adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Kontribusi pajak dan retribusi air tanah terhadap pendapatan asli daerah sangat kecil dibandingkan dengan pajak daerah dan retribusi daerah yang lain. Fungsi instrumen pajak dan retribusi air tanah adalah pembatasan pemakaian dan konservasi air tanah. 2 Kelembagaan pengelola air tanah telah berubah dari sebelumnya dikelola Dinas Pertambangan sekarang dikelola oleh Badan Pengelola Lingkunan Hidup Daerah. Perubahan ini menunjukkan pergeseran paradigma dari fokus pengambilan dan pemanfaatan menjadi konservasi dan pengendalian pengambilan dan pemanfaatan air tanah. 3 Metode perhitungan harga air baku dalam penentuan nilai perolehan air tanah NPA di Provinsi DKI Jakarta yang didasarkan pada Lampiran 10 Keputuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 14551 Tahun 2000 perlu direvisi karena belum sesuai dengan teori penetapan harga air tanah yang lazim digunakan dalam disiplin ilmu ekonomi sumberdaya dan lingkungan. Jika mengacu pada lampiran tersebut, penetapan harga air baku menjadi lebih rendah dari harga semestinya, implikasi selanjutnya kemungkinan bisa menyebabkan deplesi air tanah lebih cepat. 4 Kenaikan pajak air tanah yang dilakukan dengan cara menaikkan NPA efektif menurunkan pemakaian air tanah sumur-sumur di dalam jangkauan pelayanan PAM DKI Jakarta, sebaliknya tidak efektif untuk sumur-sumur diluar jangkauan pelayanan PAM DKI Jakarta. 5 Biaya perolehan air tanah setelah ditetapkannya NPA yang baru tahun 2009 lebih besar dibandingkan dengan biaya perolehan air PAM DKI Jakarta untuk semua kelompok pelanggan dan jumlah pemakaian. Sebelum kenaikan NPA biaya perolehan air tanah lebih rendah dibandingkan air bersih yang disediakan PAM DKI Jakarta. 96 6 Peraturan daerah dan keputusan gubernur yang berkaitan dengan pajak air tanah dan retribusi air tanah perlu direvisi untuk menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang baru. 7 Untuk memenuhi prinsip keadilan dan kelestarian pemakaian air tanah diperlukan kebijakan lain diluar instrumen pajak, yaitu kebijakan-kebijakan yang termasuk kategori instrumen non-ekonomi seperti standard, agreement, ataupun pemasangan meter air tanah pada semua sumur bor ataupun sumur pantek. Kebijakan ini terutama sangat diperlukan untuk melakukan pembatasan pemakaian air tanah untuk wilayah diluar jangkauan pelayanan PAM DKI Jakarta.

7.2. Saran