Spesifikasi Model Convergence of Food Prices between Regions in Indonesia
43 Jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, maka harga komoditi cabe merah
yang berada di atas rata-rata nasional sebesar 53.85 persen. Sedangkan harga komoditi cabe merah yang berada di bawah rata-rata nasional sebesar 46.15
persen Gambar 15.
Gambar 15 Harga Rata-rata Cabe Merah antar Propinsi di Indonesia dari tahun 2002 – 2010
Rasio perubahan harga kacang kedelai, bawang merah dan cabe merah antar wilayah di Indonesia berada diatas tingkat inflasi. Adapun tingkat inflasi
rata-rata tahun 2002 – 2010 sebesar 8.07 persen. Rata-rata rasio perubahan harga tertinggi dari tahun 2002 – 2010 pada
komoditi bawang merah. Hal ini disebabkan karena kenaikan bawang merah tidak proporsional dengan kenaikan permintaan sehingga menyebabkan harga
cenderung naik dan rasio perubahan harga terhadap inflasi cukup tinggi. pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah selama periode 1989-2009 adalah
sebesar 3.9 persen per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen 3.5 persen ternyata lebih banyak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produksi
bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas 0.4 persen. Artinya pertumbuhan bawang merah cukup kecil dan permintaan bawang merah
juga cenderung tetap sehingga menyebab harga bawang merah cukup tinggi. Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 propinsi di Indonesia. Propinsi
penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogya, Jawa Timur, Bali, NTB dan Sulawesi
44 Selatan. Kesembilan propinsi ini menyumbang 95.8 persen Jawa memberikan
kontribusi 75 persen dari produksi total bawang merah di Indonesia.
Gambar 16 Rasio Perubahan Harga Tanaman Pangan dan Holtikultura serta Inflasi di Indonesia dari tahun 2002 – 2010
Rasio perubahan harga dan inflasi paling rendah bila dibandingkan dengan bawang merah dan kacang kedelai. Hal ini disebabkan karena rata-rata
produksi cabe diperkirakan mencapai 1.311 juta ton, terdiri dari cabe merah besar 777.22 ribu ton 61.5 persen dan cabe rawit 487.26 ribu ton 38.5 persen. Sentra
produksi utama cabe besar antara lain Jawa Barat Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bandung; Jawa Tengah Magelang,Temanggung; Jawa Timur Malang,
Banyuwangi. Sentra utama cabe kriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Karo, Banyuasin; Sentra utama cabe rawit adalah
Lombok Timur, Kediri, Jember, Boyolali, Sampang, Banyuwangi, Blitar, dan Lumajang. Negara-negara pengekspor cabai yang utama adalah India, Pakistan,
Bangladesh, Cina, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa cabai mempunyai potensi pemasaran baik untuk tujuan domestik maupun tujuan ekspor.
Namun bila dilihat antar waktu komoditi cabe merah mengalami rasio perubahan harga yang paling tinggi yaitu pada tahun 2004. Hal ini disebabkan
adanya masa paceklik dan kegagalan panen yang diakabitkan serangan hama dan faktor cuaca, menyebabkan produksi cabe mengalami penurunan sehingga harga
cabe menjadi melambung dipasaran. Sedangkan pada komoditi kacang kedelai berada di urutan kedua dalam
perubahan harga karena produksi dalam negeri yang cukup kecil sehingga untuk
45 memenuhi permintaan konsumen dengan melakukan kebijakan impor sehingga
menyebabkan ketergantungan terhadap impor menjadi semakin tinggi.