0.000 0.000 Convergence of Food Prices between Regions in Indonesia
sementara porsi sumbangan inflasi inti core inflation dan harga yang diatur pemerintah administered prices hanya sebesar 4,28 dan 5,40. Besarnya
sumbangan dari barang bergejolak volatile foods menyebabkan barang
bergejolak volatile foods lebih berfluktuasi seperti dapat dilihat pada gambar 3. Namun, mengingat jumlah komoditas yang digunakan untuk perhitungan
inflasi dari barang bergejolak volatile foods di Indonesia saat ini terdiri atas 61 komoditas maka penelitian ini menfokuskan pada beberapa komoditas pangan
yang memiliki peran besar dalam pembentukan inflasi secara nasional volatile foods.
Data dari Badan Ketahanan Pangan diperoleh bahwa antara Januari 2010 sampai dengan Januari 2011 Sebanyak 15 jenis komoditas pangan pokok yang
paling banyak dikonsumsi masyarakat dilaporkan meningkat harganya, tiga diantaranya melonjak di atas 90 persen seperti yang terlihat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Harga Pangan Pokok yang Bergejolak dari Januari 2010-Januari 2011 Komoditas Pangan Pokok
Harga Rp KenaikanPenurunan
Cabe Merah 44,692kg
115.00 Cabe Rawit
63,424kg 314.20
Bawang Merah 25,048kg
99.53 Beras Umum
9,200kg 22.74
Beras Murah 7,452kg
22.60 Minyak Goreng umum
11,707ltr 14.71
Minyak Goreng curah 11,466ltr
6.80 Tempe
8,554kg 0.82
Tahu 7,471kg
2.80 Daging Sapi
64,715kg 5.87
Daging Ayam 24,059kg
15.79 Gula pasir
10,419kg 2.27
Tepung terigu 7,563kg
0.63 Kedelai
8,473kg 2.62
Telur Ayam Ras 14,785kg
3.69 Sumber : Badan Ketahanan Pangan 2011
Lebih detil, inflasi kelompok volatile foods tersebut didominasi oleh beberapa komoditas saja. Upaya untuk mengendalikan atau mengurangi volatilitas
harga komoditas pangan akan berhasil jika dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga dan penyebab volatilitas tersebut. Untuk itu
dari Tabel 2 sumbangan inflasi dari komoditas yang akan dijadikan sampel, dimana pengambilan sampel ini dilandasi oleh bobot dan sumbangan terbesar
terhadap inflasi.