0.000 0.000 0.000 Convergence of Food Prices between Regions in Indonesia

Gambar 2 Tingkat Inflasi Indonesia Periode Juli 2010-Juli 2011 Berfluktuasinya tingkat inflasi pada gambar 2 diatas disebabkan karena adanya perubahan harga pada barang bergejolak volatile food, inflasi inti core inflation dan harga yang diatur pemerintah administered prices.

1.2 Perumusan Masalah

Secara historis terlihat bahwa sumbangan barang bergejolak volatile foods terhadap inflasi di Indonesia sangat signifikan dan menduduki urutan pertama setelah inflasi inti core inflation. Porsi sumbangannya cenderung meningkat dari 3.95 persen pada tahun 2009 menjadi 17.74 persen pada tahun 2010. Gambar 3 Perkembangan Laju Inflasi Indonesia dari Juli 2010 – Juli 2011. sementara porsi sumbangan inflasi inti core inflation dan harga yang diatur pemerintah administered prices hanya sebesar 4,28 dan 5,40. Besarnya sumbangan dari barang bergejolak volatile foods menyebabkan barang bergejolak volatile foods lebih berfluktuasi seperti dapat dilihat pada gambar 3. Namun, mengingat jumlah komoditas yang digunakan untuk perhitungan inflasi dari barang bergejolak volatile foods di Indonesia saat ini terdiri atas 61 komoditas maka penelitian ini menfokuskan pada beberapa komoditas pangan yang memiliki peran besar dalam pembentukan inflasi secara nasional volatile foods. Data dari Badan Ketahanan Pangan diperoleh bahwa antara Januari 2010 sampai dengan Januari 2011 Sebanyak 15 jenis komoditas pangan pokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dilaporkan meningkat harganya, tiga diantaranya melonjak di atas 90 persen seperti yang terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Harga Pangan Pokok yang Bergejolak dari Januari 2010-Januari 2011 Komoditas Pangan Pokok Harga Rp KenaikanPenurunan Cabe Merah 44,692kg 115.00 Cabe Rawit 63,424kg 314.20 Bawang Merah 25,048kg 99.53 Beras Umum 9,200kg 22.74 Beras Murah 7,452kg 22.60 Minyak Goreng umum 11,707ltr 14.71 Minyak Goreng curah 11,466ltr 6.80 Tempe 8,554kg 0.82 Tahu 7,471kg 2.80 Daging Sapi 64,715kg 5.87 Daging Ayam 24,059kg 15.79 Gula pasir 10,419kg 2.27 Tepung terigu 7,563kg 0.63 Kedelai 8,473kg 2.62 Telur Ayam Ras 14,785kg 3.69 Sumber : Badan Ketahanan Pangan 2011 Lebih detil, inflasi kelompok volatile foods tersebut didominasi oleh beberapa komoditas saja. Upaya untuk mengendalikan atau mengurangi volatilitas harga komoditas pangan akan berhasil jika dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga dan penyebab volatilitas tersebut. Untuk itu dari Tabel 2 sumbangan inflasi dari komoditas yang akan dijadikan sampel, dimana pengambilan sampel ini dilandasi oleh bobot dan sumbangan terbesar terhadap inflasi.