Perumusan Masalah Convergence of Food Prices between Regions in Indonesia

Timmer 2008 menekankan bahwa pencapaian dan keberhasilan memelihara ketahanan pangan, baik ditingkat rumah tangga maupun tingkat nasional, akan menghasilkan penurunan kemiskinan dan juga kelaparan. Pemerintah yang berhasil menurut Timmer adalah pemerintah yang mampu mendukung ketahanan pangan untuk warga negaranya. Penurunaan kemiskinan itu sendiri akan berhasil hanya jika ada kesanggupan politis dasar untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan juga merata distribusinya. Percepatan pertumbuhan ekonomi membutuhkan kondisi yang kondusif seperti kestabilan makroekonomi, termasuk harga bahan pangan yang relatif stabil, kebijakan perdagangan terbuka untuk barang dan jasa, ekonomi pasar yang kompetitif.

2.1.3 Tata Niaga Pertanian

Istilah tata niaga diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi, yaitu semacam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Niaga berarti dagang, sehingga tataniaga berarti segala sesuatu yang menyangkut “aturan permainan” dalam hal perdagangan barang-barang. Perdagangan biasanya dijalankan melalui pasar maka tataniaga disebut juga pemasaran. Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu sistem yang kompleks dalam berbagai subsistem yang berinteraksi satu sama lain dan dengan berbagai lingkungan pemasaran. Lima subsistem sistem pemasaran yaitu sektor produksi, saluran pemasaran, sektor konsumsi, aliran flow dan fungsional berinteraksi satu sama lain dalam subsistem keenam, yaitu lingkungan. Pemasaran hasil pertanian dihadapkan pada permasalahan spesifik, antara lain berkaitan dengan karakteristik hasil pertanian, jumlah produsen, karakteristik konsumen, perbedaan tempat dan efisiensi pemasaran. Fungsi dan peranan tataniaga, yaitu mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang tepat. Fungsi utama dari tataniaga adalah penganggkutan, penyimpanan, pengolahan dan pembiayaan. Sistem pemasaran hasil pertanian dapat digambarkan sebagai berikut : Sumber : Rahim 2008 Gambar 4 Sistem Pemasaran Hasil Pertanian Hasil produksi komoditas pertanian mempunyai karekteristik yang berbeda dengan produk lain seperti berikut : 1. Voluminous artinya memerlukan ruang dan biaya penyimpanan yang relatif besar, biaya pengangkutan mahal, harga produk relatif sangat kecil dibandingkan dengan volumenya, dan biaya total pemasarannya seringkali jauh lebih besar secara proporsional dibandingkan dengan biaya produksinya. 2. Penawaran produknya relatif kecil: 3. Secara perorangan petani pada umumnya merupakan suplier kecil yang tidak memiliki posisi tawar dalam menentukan harga. Penetapan harga pada umumnya dikuasai oleh pelaku pasar lain 4. Mudah rusak perishable. Produk agronomi dikenal tidak tahan lama dan sangat mudah rusak. Hal ini disebabkan antara lain oleh rendahnya kualitas penanganan pasca panen, kandungan air yang relatif tinggi dan faktor-faktor lain yang lekat dengan karakteristik biologis dan fisiologis produk agronomi itu sendiri. 5. Tergantung pada alam. Produk agronomi bersifat spesifik dalam kaitannya dengan faktor klimatologi. Seluruh aspek alamiah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produk agronomi. Produk tertentu hanya dapat ditanam pada kondisi alam tertentu dan dipanen hanya di musim-musim tertentu. Perubahan kondisi alam di luar kecenderungan alamiahnya akan berakibat pada kegagalan panen. Berdasarkan sifat semacam ini produk agronomi tergolong produk beresiko tinggi Rahim 2008

2.1.4 Volatilitas Harga Pasar

Harga yang terbentuk untuk suatu komoditas merupakan hasil interaksi antara penjual dan pembeli. Harga yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kuantitas barang yang ditransaksikan. Dari sisi pembeli demand, D semakin banyak barang yang ingin dibeli akan meningkatkan harga, sementara dari sisi penjual supply, S semakin banyak barang yang akan dijual akan menurunkan harga. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku permintaan maupun penawaran dalam interaksi pembentukan harga. Namun untuk komoditas panganpertanian, pembentukan harga tersebut disinyalir lebih dipengaruhi oleh sisi penawaran supply shock karena sisi permintaan cenderung stabil mengikuti perkembangan trennya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sisi penawaran komoditas panganpertanian cenderung sulit untuk dikontrol. Menurut Suparmoko 1997 yang mempengaruhi penawaran suatu produk adalah jumlah barang yang ditawarkan produksi, harga barang, jumlah faktor produksi input yang tersedia, keadaan alam, pajak dan teknologi. Sementara menurut Raharja dan Mandala 2002 meliputi harga barang, harga barang lain berupa barang substitusi atau komplemen, biaya produksi, teknologi produksi, jumlah pedagangpenjual, tujuan perusahaan dan kebijakan pemerintah. Berbeda dengan Soekartawi 2002 bahwa yang mempengaruhi penawaran produk pertanian meliputi harapan konsumen dan elastisitas produksi. Upaya peningkatan produksi pertanian tidak dapat dilakukan secara instan karena terkait dengan infrastruktur, luas lahan, teknologi dan keahlian yang memerlukan investasi dan penanganan jangka panjang Prastowo et al 2008. Sementara faktor distribusi dapat dipengaruhi secara lebih cepat dan jumlah investasi yang dibutuhkan relatif lebih kecil.Walaupun keberhasilan panen sangat dipengaruhi oleh kondisi musimcuaca yang sifatnya uncontrolable,