2.4 Lingkungan Kerja
Menurut Mangkunegara 2002, faktor lingkungan kerja dalam suatu organisasi yang memengaruhi kinerja adalah uraian tugas, otonomi, target kerja,
komunikasi, hubungan kerja, iklim kerja, peluang berkarier dan fasilitas kerja.
2.4.1 Uraian Tugas
Uraian tugas adalah uraian tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Uraian Tugas dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas
informasi pekerjaan dan syarat-syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari analisis yang biasanya berisi tugas pokok, pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab,
kriteria penilaian dan hasilnya Rivai, 2003.
2.4.2 Otonomi
Menurut Hackman dan Oldham Robbins, 2002, otonomi adalah sampai sejauh mana karyawan berhak memberikan pendapatnya dalam menjadwal pekerjaan
mereka, memilih perlengkapan yang akan mereka pergunakan, dan memutuskan prosedur yang harus diikuti.
Suatu profesi disebut mempunyai otonomi jika profesi tersebut mengatur profesinya sendiri dan menetapkan standar untuk anggotanya. Jika keperawatan ingin
mendapatkan status professional, keperawatan harus berfungsi secara otonomi dalam merumuskan kebijakan dan dalam mengontrol aktivitasnya.
2.4.3 Target Kerja
Target adalah sasaran kerja yang telah ditetapkan untuk dicapai. Sasaran berasal dari strategi yang dijabarkan yang berawal dari proses perencanaan. Sasaran
Universitas Sumatera Utara
yang direncanakan haruslah sesuai pada masing-masing tingkat organisasi, divisi atau kelompok, unit, per orangan. Dengan memiliki sasaran, karyawan akan lebih fokus
melakukan pekerjaannya. Pencapaian sasaran dari suatu pekerjaan haruslah berdasarkan uraian tugas yang mencakup standar dari pekerjaan tersebut.
Target kerja sebaiknya ditetapkan oleh karyawan dan penyelia untuk periode waktu tertentu. Pada akhir periode, karyawan dievaluasi tentang seberapa baik
pencapaian sasaran tertentu dan faktor-faktor apa saja yang dialami dalam menyelesaikan pekerjaan mereka Rivai, 2003.
2.4.4 Komunikasi
Menurut Rivai 2003, terdapat empat arus komunikasi dalam suatu perusahaan:
a. Komunikasi vertikal ke bawah. Komunikasi model ini dimana merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai informasi kepada bawahannya
seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran.
b. Komunikasi vertikal ke atas. Komunikasi model ini dimana para anggota dalam perusahaan ingin selalu di dengar keluhan-keluhan atau inspirasi mereka oleh
para atasannya. c. Komunikasi horizontal. Komunikasi model ini berlangsung antara orang-orang
yang berada pada tingkat yang sama dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Komunikasi diagonal. Komunikasi model ini dimana berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda, tetapi pada
perusahaan yang sejenis. Dalam melaksanakan kegiatan keperawatan komunikasi horizontal terjadi
antar sesama perawat pelaksana, ketua tim, kepala ruangan. Komunikasi vertikal terjadi antara kepala ruangan dengan ketua tim, kepala ruangan dengan perawat
pelaksana, ketua tim dengan perawat pelaksana. Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi lain misalnya dokter Blaisk, 2006.
2.4.5 Hubungan Kerja