Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di

personal dan menjelaskan sudah sampai dimana pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang telah dilakukannya selama ini. 5.2 Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Berdasarkan variabel penelitian pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik dan lingkungan kerja uraian tugas, target kerja, komunikasi, hubungan kerja, peluang berkarier dan fasilitas kerja terhadap kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan maka secara rinci dapat dilihat pada pembahasan sebagai berikut :

5.2.1 Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di

Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik lebih banyak pada kategori sedang, yaitu sebanyak 34 orang 47,9. Keadaan ini mencerminkan bahwa motivasi intrinsik responden tentang pelaksanaan asuhan keperawatan, seperti melakukan perencanaan, melakukan diagnosa, melakukan pengobatan dan tata laksana pasien sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, melakukan kajian keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pelaksana diketahui bahwa perawat pelaksana maupun koordinator perawat mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab mereka, namun belum sepenuhnya diberikan kepada pasien. Dari hasil wawancara ini dapat diberikan kesimpulan bahwa motivasi intrinsik perawat pelaksana yang rendah adalah disebabkan kurangnya Universitas Sumatera Utara keterampilan dan penguasaan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien bahkan sebagian kecil kurang disiplin dan kurang peduli dengan tugasnya. Alasan lain adalah dikarenakan beban kerja yang tinggi serta kurangnya bimbingan dari kepala perawatan. Hasil wawancara ini dapat disimpulkan bahwa perawat pelaksana memiliki beban kerja selain asuhan keperawatan dalam bekerja sehari-hari. Berdasarkan data Urmin Rumah Sakit Bhayangkara Medan 2010 diperoleh informasi bahwa Rumah Sakit Bahayangkara Tingkat II Medan memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 120 unit dengan jumlah tenaga perawat sebanyak 79 orang, jika diambil perbandingan antara jumlah tempat tidur dengan jumlah perawat maka diperoleh perbandingan 1:1,5. Menurut Permenkes No.33 tahun 2009, bahwa perbandingan jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur adalah 1:5, hal ini dapat diperoleh gambaran bahwa beban kerja yang tinggi menjadi alasan perawat tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini sesuai dengan survei awal pada latar belakang penelitian. Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square, diketahui bahwa ada hubungan motivasi intrinsik dengan kinerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan p0,05. Setelah dilakukan uji multivariat regresi berganda menunjukkan motivasi intrinsik berpengaruh p0,05 terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan dan motivasi intrinsik berpengaruh paling besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Salah satu penyebab hal ini terjadi karena perawat pelaksana bekerja dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan hidup sehari- Universitas Sumatera Utara hari dan kurang memperhatikan kualitas kerja. Motivasi intrinsik dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh terbesar adalah indikator tanggung jawab. Keadaan ini mencerminkan bahwa motivasi intrinsik secara parsial berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana, artinya semakin meningkat motivasi intrinsik perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan maka semakin baik kinerja perawat. Herzberg dalam Munandar 2001, menjelaskan bahwa motivasi pada prinsipnya berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Dalam hal ini kepuasan kerja atau perasaan positif disebut sebagai hygiene. Secara terinci dikemukakan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan dikalangan karyawan atau bawahan, demikian juga dengan Robbins 2002, memberi definisi motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. Hasibuan 2003, menyatakan motivasi merupakan suatu dorongan yang diberikan kepada seseorang untuk meningkatkan gairah kerja, sehingga dapat tercipta suasana kerja yang menyenangkan dan produktif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana umumnya tujuan seseorang dalam bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik berupa kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan penelitian Juliani 2007, pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan menyimpulkan motivasi intrinsik berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana dan menyarankan perlunya penataan dan pengembangan sumber daya keperawatan serta diperlukan adanya imbalan reward untuk menimbulkan motivasi intrinsik yang disertai dengan implementasi motivasi ekstrinsik, demikian juga hasil penelitian Nelfiyanti 2009 di Rumah Sakit Haji Medan menyimpulkan bahwa motivasi intrinsik perawat berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan.

5.2.2 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di