6 menambahkan bahwa penambahan unsur hara akan meningkatkan pertumbuhan tanaman, yang berarti
bahwa pengangkutan unsur hara oleh tanaman semakin meningkat.
1. Peranan dan Ketersediaan Nitrogen
Nitrogen N merupakan unsur hara terpenting yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman dan bersifat mobile di dalam tanaman. Gejala kekurangan N pertama kali tampak pada daun
tua. Unsur N berada dalam bentuk inorganik dan organik dalam tanaman, dan berkombinasi dengan C, H, O, dan suatu saat dengan S membentuk asam amino, amino enzim, asam nukleat, klorofil, alkaloid,
dan basa-basa purin Jones 1998. Tanaman pada umumnya menyerap N dalam bentuk amonium NH
4 +
dan nitrat NO
3 -
Adams 2004. Sebagian besar amonium bergabung dengan senyawa organik dalam akar, sedangkan nitrat bergerak dengan mudah dalam xilem dan dapat pula disimpan dalam
vakuola akar, pucuk, dan organ-organ penyimpan. Akumulasi nitrat dalam vakuola sangat penting untuk keseimbangan kation-anion Marschner 1995. Dubey dan Pessarakli 1995 menyatakan bahwa
nitrat yang diserap tanaman tidak langsung digunakan untuk sintesis asam amino. Bentuk nitrat harus diasimilasikan ke bentuk amonium oleh enzim nitrat reduktase dan nitrit reduktase. Reduksi nitrat
dapat berlangsung pada akar dan tajuk. Menurut Li 2000, pengaruh nitrat pada perkembangan tanaman dipengaruhi oleh waktu dan metode pemupukan, kombinasi efek osmotik pada pengambilan
air, dan efek hara pada sintesis protein. Kekurangan N ditandai dengan adanya daun yang menguning atau kuning kehijauan dan
cenderung cepat gugur akibat kemampuan berfotosintesis berkurang, sehingga tanaman tumbuh kerdil, dan sistem perakaran terbatas Leiwakabessy dan Sutandi 1998. Penelitian Tresnawati 1999
menunjukkan pada tanaman som Jawa Talinum paniculatum Gaertn, peningkatan dosis N sampai 450 kgha cenderung meningkatkan pertumbuhan dan produksi, tetapi efeknya tidak berbeda nyata
dengan pemberian 150 kg Nha. Peningkatan efisiensi penggunaan N pada tanaman sangat penting dalam meningkatkan hasil dan kualitas tanaman, menurunkan input N, dan meningkatkan kualitas
tanah, air, dan udara Baligar et al. 2001.
2. Peranan dan Ketersediaan Fosfor
Pada banyak sistem produksi pertanian, fosfor P merupakan unsur hara esensial yang paling sering dijumpai setelah N Mosali et al. 2005. Unsur P sangat kritis bagi pertumbuhan tanaman,
namun ketersediaannya di dalam tanah umumnya rendah. Efisiensi penggunaan unsur P tidak sama dengan unsur N sebab unsur P bersifat immobile di dalam tanah Soepardi 1983. Fosfor berasal dari
pelapukan mineral tanah dan bahan-bahan lain penyusun bahan tanah. P terdapat dalam bentuk inorganik dan organik, namun bentuk-bentuk inorganik lebih banyak dijumpai. Bentuk-bentuk
inorganik P didominasi oleh hydrous sesquitides, amorphous crystalline aluminium, besi fosfat pada tanah asam, dan kalsium fosfat pada tanah alkali. Jumlah P terlarut yang tersedia tergantung pada pH,
area kontak antara daerah presipitasi dengan larutan tanah, tingkat lelarutan dan difusi dari P dalam bentuk padat, waktu reaksi, kandungan bahan organik, temperatur, dan tipe tanah Mosali et al. 2005.
Fosfor diserap akar tanaman dalam dua bentuk anion, masing-masing hidrogen fosfat H
2
PO
4 -
dan monohidrogen fosfat HPO
4 2-
Jones 1998. Mobilitas anion fosfat dalam tanah sangat rendah karena retensinya dalam tanah sangat tinggi. Oleh sebab itu, efisiensi dari pupuk P sangat
rendah antara 10-30, sisanya 70-90 P tertinggal dalam bentuk immobile atau hilang karena erosi Leiwakabessy dan Sutandi 1998. Fungsi P yang paling penting pada tanaman adalah penyimpanan
dan transfer energi dalam bentuk adenosin trifosfat ATP dan adenosin difosfat ADP, serta merupakan komponen struktural penting dalam penyusunan asam nukleat, kofaktor enzim, fosfolipid,
dan nukleotida Jones 1998, Mosali et al. 2005.
7
3. Peranan dan Ketersediaan Kalium