Tahap Persiapan Sampel Tahap Analisis Kimia

15 bentuk K 2 O sebesar 1,10. Jumlah masing-masing unsur N, P, dan K diperoleh dengan mengalikan jumlah pupuk kgha pada tiap perlakuan dengan persentase masing-masing unsur, kecuali untuk unsur N ada perhitungan yang sedikit berbeda karena pupuk kandang memiliki kadar air sebesar 71. Contoh perhitungan pada perlakuan anorganik 1: • dosis unsur N : 100-71 x 1,29 x 6,1 kgha = 22.8201 kgha • dosis unsur P dalam bentuk P 2 O 5 : 10,43 x 75,6 kgha = 7,88508 kgha • dosis unsur K dalam bentuk K 2 O : 1,10 x 2,7 tonha x 1000 = 29,7 kgha Tabel 3. Perlakuan pemupukan anorganik tanaman kolesom Perlakuan Urea kgha Dosis N kgha SP-36 kgha Dosis P 2 O 5 kgha KCl kgha Dosis K 2 O kgha Anorganik 1 50 23,00 20 7,20 50 30,00 Anorganik 2 75 34,50 40 14,40 75 45,00 Anorganik 3 100 46,00 60 21,60 100 60,00 Anorganik 4 125 57,50 80 28,80 125 75,00 Anorganik 5 150 69,00 100 36,00 150 90,00 Pupuk urea memiliki kadar N sebesar 46, pupuk SP-36 memiliki kadar P 2 O 5 sebesar 36, dan pupuk K2O memiliki kadar K sebesar 60. Jumlah masing-masing unsur N, P, dan K diperoleh dengan mengalikan jumlah pupuk kgha pada tiap perlakuan dengan persentase masing-masing unsur, misalnya pada perlakuan anorganik 1: • dosis unsur N : 46 x 50 kgha = 23 kgha • dosis unsur P dalam bentuk P 2 O 5 : 36 x 20 kgha = 7,2 kgha • dosis unsur K dalam bentuk K 2 O: 60 x 50 kgha = 30 kgha

2. Tahap Persiapan Sampel

Bagian yang dapat dimakan dari sampel, yaitu sekitar 15 cm dari pucuk dipanen setelah tanaman berumur 8 minggu. Setelah dipanen, dilakukan penyortiran sampel sebagai langkah awal agar sampel yang digunakan representatif dan relatif seragam. Kemudian sampel dibersihkan dan dibagi menjadi dua. Sedikit sampel basah dianalisis kadar airnya, sebagian sampel yang lain dikeringkan menggunakan oven pengering. Sampel kering kemudian digiling sampai 30 mesh dan diperoleh tepung daun. Tepung daun ini kemudian dianalisis kadar air, serat pangan dan substansi pektatnya. Sebelum dilakukan analisis serat pangan, sampel dikeringkan selama 17 jam dalam oven pengering pada suhu 60 o C. Kehilangan bobot akibat penghilangan air, residu protein, abu, danatau lemak dicatat dan dibuat faktor koreksi yang tepat untuk menghitung TDF, IDF, dan SDF. Gambar 7. Bagian yang dapat dimakan dari sayuran kolesom 16

3. Tahap Analisis Kimia

Analisis Kadar Air Metode Oven SNI 01-2891-1992 Cawan kosong dikeringkan di dalam oven selama 15 menit kemudian didinginkan di dalam desikator, diambil dengan penjepit. Cawan kering yang sudah didinginkan kemudian ditimbang beratnya. Pada cawan tersebut ditimbang 1-2 gram sampel, kemudian dikeringkan pada oven 105 °C selama 3 jam untuk sampel kering dan 6 jam untuk sampel segar. Selanjutnya cawan beserta sampel didinginkan di dalam desikator, kemudian ditimbang. Penimbangan diulangi hingga diperoleh bobot tetap ≤ 0,0005 g. Perhitungan: Kadar air basis basah: Kadar air g100 g bahan basah = W- W1-W2 x 100 W Kadar air basis kering: Kadar air g100 g bahan kering = W- W1-W2 x 100 W1-W2 W = bobot contoh sebelum dikeringkan g W1 = bobot contoh + cawan kering kosong g W2 = bobot cawan kosong g Analisis Total Serat Pangan AOAC Official Methods 985.29 Semua prosedur analisis dilakukan terhadap blanko untuk melihat apakah terdapat endapan non serat yang berasal dari reagen atau enzim yang tersisa dalam residu dan dapat terhitung sebagai serat pangan. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g, dengan keakuratan hingga 0,1 mg, dalam gelas piala 200 ml. Perbedaan bobot antar sampel diusahakan tidak lebih dari 20 mg. Sebanyak 25 ml buffer fosfat pH 6,0 dimasukkan ke dalam gelas piala. Nilai pH diukur hingga pH 6,0±0,2. Sebanyak 0,05 ml larutan termamyl ditambahkan. Kemudian gelas piala ditutup menggunakan kertas aluminium foil alufo dan diletakkan dalam air mendidih selama 15 menit, digoyangkan secara perlahan dalam interval waktu 5 menit. Waktu pemanasan dapat ditambahkan jika jumlah sampel yang ditempatkan di dalam waterbath menyulitkan untuk mencapai suhu internal antara 95-100 o C. Termometer digunakan untuk memastikan tercapainya suhu 95-100 o C selama 15 menit. Prosedur ini dapat dilakukan selama 30 menit. Selanjutnya larutan tersebut didinginkan pada suhu ruang. Nilai pH ditepatkan hingga 7,5±0,2 dengan NaOH 0,275 N. Sebanyak 2,5 mg protease dimasukkan ke dalam sampel dengan cara dilengketkan pada ujung spatula. Protease dapat pula digunakan dalam bentuk larutan 50 mg dalam 1 ml buffer fosfat yang dipipet sebanyak 0,05 ml dan dimasukkan ke dalam sampel sesaat sebelum digunakan. Sampel ditutup kembali dengan kertas alufo. Lalu diinkubasi selama 30 menit pada suhu 60 o C dengan agitasi kontinyu. Sampel didinginkan dan ditambahkan HCl. Nilai pH diukur hingga berkisar antara 4,0-4,6. Jika nilai pH belum tercapai, maka dapat ditetesi kembali dengan asam. Enzim amiloglukosidase AMG ditambahkan sebanyak 0,15 ml dan sampel ditutup kembali dengan kertas alufo. Selanjutnya diinkubasi selama 30 menit pada suhu 60 o C dengan agitasi kontinyu. Sebanyak 140 ml etanol 95 yang sebelumnya telah dipanaskan hingga suhunya 60 o C volume diukur setelah pemanasan ditambahkan. Agar terbentuk endapan, sampel dibiarkan pada suhu kamar selama 60 menit. Secara kuantitatif endapan disaring melalui crucible. Sebelumnya, crucible yang mengandung celite ditimbang hingga keakuratan mendekati 0,1 mg. Residu dicuci dengan 3 x 5 ml etil alkohol 78, 2 x 5 ml etil alkohol 95, dan 2 x 5 ml aseton secara berturut-turut. Pada beberapa sampel dapat saja terbentuk getah, filtrasi dapat dibantu 17 dengan pengadukan menggunakan spatula. Waktu yang dibutuhkan untuk pencucian dan penyaringan bervariasi antara 0,1 sampai 6 jam, rata-rata waktu yang dibutuhkan ialah 20 menit per sampel. Lamanya waktu filtrasi dapat dikurangi dengan penghisapan vakum secara hati-hati selama filtrasi. Crucible yang mengandung residu dikeringkan selama satu malam di dalam oven pengering pada suhu 105 o C. lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga keakuratan mencapai 0,05 mg. Untuk memperoleh bobot residu, kurangi dengan bobot crucible dan celite. Analisis residu dari satu sampel ulangan digunakan untuk analisis protein menggunakan metode Kjeldahl, faktor konversi yang digunakan ialah N x 6,25. Sampel ulangan lainnya diabukan selama 5 jam pada suhu 475 o C kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga keakuratan mendekati 0,1 mg. Kurangi dengan bobot crucible dan celite untuk memperoleh bobot abu. Penentuan blanko : B = blanko mg = bobot residu – P B – A B Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk sepuluh ulangan sampel blanko P B = bobot mg dari protein yang ditentukan dari sepuluh ulangan sampel blanko A B = bobot mg dari abu yang ditentukan dari sepuluh ulangan sampel blanko Perhitungan total serat pangan TDF : TDF = [bobot residu – P – A – B bobot sampel] x 100 Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk tiap ulangan sampel P = bobot mg dari protein yang ditentukan dari tiga ulangan sampel A = bobot mg dari abu yang ditentukan dari tiga ulangan sampel B = blanko mg bobot sampel = bobot sampel mg yang diambil Analisis Serat Pangan Tidak Larut AOAC Official Methods 991.42 Prosedur yang dilakukan sama dengan analisis total serat pangan, hingga langkah filtrasi sampel secara kuantitatif ke dalam crucible. Selanjutnya residu dicuci dengan 2 x 5 ml air melarutkan SDF, 2 x 5 ml etil alkohol 95, dan 2 x 10 ml aseton secara berturut-turut. Langkah pengeringan crucible hingga tahap akhir serupa dengan prosedur total serat pangan. Perhitungan total serat pangan TDF : IDF = [bobot residu – P – A – B bobot sampel] x 100 Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk tiap ulangan sampel P = bobot mg dari protein yang ditentukan dari tiga ulangan sampel A = bobot mg dari abu yang ditentukan dari tiga ulangan sampel B = blanko mg bobot sampel = bobot sampel mg yang diambil Analisis Serat Pangan Larut metode by difference Penentuan kadar serat pangan larut dilakukan dengan mengurangkan kadar total serat pangan terhadap kadar serat pangan tidak larut. Perhitungan total serat pangan TDF : SDF = TDF - IDF Analisis Kadar Substansi Pektat Substansi pektat dihitung berdasarkan metode kolorimetrik McCready dan McComb 1952 yang telah dimodifikasi oleh Blumenkrantz dan Asboe-Hansen 1973. Anhidrouronat yang diperoleh 18 dari hidrolisis terhadap substansi pektat dengan diberi orto-hidroksidifenil akan menghasilkan warna yang dapat diukur pada panjang gelombang 520 nm. Sampel kering kolesom ditimbang sebanyak 0,1 g, diekstrak dengan etanol 70 10 ml. Larutan disaring dan endapan diambil, ditambahkan 10 ml reagen versen larutan Na-EDTA 0,5. Larutan sampel diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang untuk melarutkan substansi pektat. Larutan diasamkan sampai pH 3,3-5,5 menggunakan asam asetat, selanjutnya ditambahkan 0,05 ml viscozyme V2010 yang mengandung pektinase, silanase, arabinase, selulase, hemiselulase dan β-glukanase. Larutan diinkubasi pada suhu 25 ºC selama 60 menit. Volume campuran ditepatkan sampai 25 ml dengan aquades, kemudian disaring dan diperoleh filtrat. Filtrat dipipet 0,8 ml, kemudian ditambahkan 4,8 ml larutan tetraborat dalam asam sulfat pekat 0,0125 M larutan Na 2 B 4 O 7 dalam asam sulfat pekat. Larutan sampel didinginkan pada penangas es sampai suhu 4 ºC, dan divortek. Sampel dipanaskan dalam penagas air 100 ºC selama 5 menit, didinginkan kembali dalam penangas es sampai suhu 20 ºC. Sampel kemudian ditambahkan 0,08 ml larutan o- hidroksidifenil 0,075 g o-hidroksidifenil dilarutkan dalam NaOH 0,5 dan divortek. Sampel dibiarkan selama ± 5 menit sampai terbentuk warna yang sempurna. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm. Blanko dibuat dengan memipet 0,8 ml aquades diperlakukan sama seperti sampel tetapi tidak ditambahkan o-hidroksidifenil. Standar asam galakturonat ditimbang sebanyak 24,1 mg, ditambahkan 2 ml NaOH 0,05 N, diencerkan hingga volume 100 ml dengan akuades. Larutan standar dibiarkan semalam pada suhu kamar. Setiap ml larutan standar mengandung 24,1 mgL asam galakturonat. Kurva standar dibuat dengan mengencerkan larutan standar menggunakan aquades. Standar dipipet 0,8 ml dan direaksikan sama seperti pada sampel. Perhitungan kadar substansi pektat dengan persamaan regresi y = ax + b. Kadar substansi pektat bk = konsentrasi mgL x volume akhir ml x 1 L1000 ml x 100 berat sampel gram bk

4. Analisis Data