21 sampel budidaya dengan pemupukan anorganik 0,57 g100 g sampel segar. Hasil analisis sampel
budidaya dengan pemupukan organik menunjukkan bahwa sampel organik 1 memiliki kadar SDF paling rendah dalam sampel segar, sedangkan sampel organik 3 memiliki kadar SDF paling tinggi
dalam sampel segar. Sementara itu, hasil analisis sampel budidaya dengan pemupukan anorganik menunjukkan hasil sebaliknya, yaitu sampel anorganik 5 memiliki kadar SDF paling tinggi dalam
sampel segar, sementara sampel anorganik 2 memiliki kadar SDF paling rendah dalam sampel segar. Hasil ini serupa hasil analisis IDF berdasarkan bobot segar sampel.
2. Kadar Serat Pangan Basis Kering
Hasil analisis TDF kolesom basis kering pun menunjukkan rata-rata kadar TDF sampel kolesom budidaya dengan pemupukan organik 77,78 g100 g bk lebih rendah daripada rata-rata TDF
sampel kolesom budidaya dengan pemupukan anorganik 85,54 g100 g bk. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada perlakuan dengan dosis pupuk yang sama menghasilkan kadar TDF yang
berbeda pada budidaya dengan pemupukan organik dan budidaya dengan pemupukan anorganik dengan hasil dari budidaya dengan pemupukan anorganik lebih tinggi dibandingkan hasil budidaya
dengan pemupukan organik. Bahkan terdapat perbedaan yang sangat tajam antara perlakuan 1 sampel budidaya dengan pemupukan organik yang memiliki kadar TDF 62,73 g100 g bk dengan perlakuan 1
sampel budidaya dengan pemupukan organik yang memiliki kadar TDF 89,09 g100 g bk. Uji t yang dilakukan untuk melihat perbedaan kadar TDF menunjukkan bahwa kedua jenis budidaya memiliki
nilai p 0,026. Taraf error α yang digunakan pada analisis ini adalah 0,5. Artinya, terdapat perbedaan
nyata antara hasil analisis TDF sampel budidaya dengan pemupukan organik dan analisis TDF sampel budidaya dengan pemupukan anorganik.
Hasil analisis IDF sampel daun kolesom basis kering menunjukkan rata-rata kadar IDF sampel kolesom dengan pemupukan organik 70,95 g100 g bk lebih rendah daripada rata-rata kadar
IDF sampel kolesom dengan pemupukan anorganik 77,94 g100 g bk. Sama seperti hasil analisis TDF, hasil analisis IDF juga menunjukkan bahwa sampel budidaya dengan pemupukan anorganik
menghasilkan IDF lebih tinggi dibandingkan sampel budidaya dengan pemupukan organik pada perlakuan dengan dosis pupuk yang sama. Terdapat pula perbedaan nyata pada setiap perlakuan
budidaya dengan pemupukan organik dan anorganik, kecuali pada perlakuan 3. Uji t yang dilakukan untuk melihat perbedaan kadar IDF menunjukkan bahwa kedua jenis budidaya memiliki nilai p 0,022.
Nilai α yang digunakan pada analisis ini adalah 0,5. Artinya, terdapat perbedaan nyata antara hasil
analisis IDF sampel budidaya dengan pemupukan organik dengan analisis IDF sampel budidaya dengan pemupukan anorganik.
Perhitungan kadar SDF sampel basis kering juga dilakukan dengan mengurangkan hasil analisis TDF dengan IDF untuk tiap-tiap sampel by difference. Rata-rata nilai SDF diperoleh dari
rata-rata hasil pengurangan yang dilakukan untuk tiap perlakuan. Rata-rata kadar SDF sampel kolesom budidaya dengan pemupukan organik 6,83 g100 g bk lebih rendah daripada rata-rata kadar
SDF sampel kolesom budidaya dengan pemupukan anorganik 7,60 g100 g bk. Sama seperti hasil analisis TDF dan IDF, hasil analisis SDF juga menunjukkan bahwa sampel budidaya dengan
pemupukan anorganik menghasilkan SDF lebih tinggi dibandingkan sampel budidaya dengan pemupukan organik pada perlakuan yang sama. Uji t yang dilakukan untuk melihat perbedaan kadar
SDF menunjukkan bahwa kedua jenis budidaya memiliki nilai p 0,215. Nilai α yang digunakan pada
analisis ini adalah 0,5. Artinya, terdapat perbedaan nyata antara hasil analisis SDF sampel budidaya organik dengan analisis SDF sampel budidaya anorganik.
22 a
b
c Keterangan:
a-h
: nilai rata-rata dengan huruf yang berbeda pada tiap batang menunjukkan hasil analisis rata-rata SDF berbeda nyata antar sampel nilai p 0,05
: nilai rata-rata analisis SDF berbeda nyata untuk dua jenis perlakuan nilai p 0,05
Gambar 10. Histogram analisis basis kering TDF a, IDF b, dan SDF c
Kode organik N kgha
P kgha K kgha
Kode anorganik N kgha
P kgha K kgha
1 22,82 7,88 29,70
1 23 7,2 30
2 34,42 15,77
45,10 2 34,5
14,4 45
3 46,01 23,65
60,50 3 46
21,6 60
4 57,61 31,54
74,80 4 57,5
28,8 75
5 68,83 39,42
90,20 5 69
36 90
23
3. Kadar Substansi Pektat