2 pemupukan secara organik maupun anorganik terhadap kandungan serat pangan pada kolesom.
Diketahui bahwa tanaman yang dibudidayakan secara organik mengandung lebih banyak gula dibandingkan tanaman anorganik Hallmann Rembialkowska 2006. Oleh karena itu hal ini menjadi
menarik sebab dapat memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat, khususnya bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian sejenis pada tanaman lain. Pengaruh pembudidayaan organik dan
anorganik terhadap kadar total serat pangan maupun pektin substansi pektat pada daun kolesom belum diteliti. Perbedaan hasil biosintesisnya pun belum diketahui.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh budidaya dengan pemupukan organik dan anorganik terhadap kadar TDF, IDF, SDF, dan substansi pektat pada sayuran daun
kolesom untuk dapat diketahui prospek penelitian lanjutan pada tanaman kolesom yang diberi perlakuan organik dan anorganik.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai komposisi komponen serat pangan serat larut dan serat tak larut pada daun tanaman kolesom Talinum triangulare Jacq. Willd
organik dan anorganik sehingga tercipta peluang untuk penelitian dan pemanfaatan lebih lanjut dari daun tanaman tersebut.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Kolesom Talinum triangulare Jacq. Willd
Kolesom atau Talinum triangulare Jacq. Willd adalah tanaman herbal sukulen, tingginya antara 30-100 cm, daunnya berselang-seling dengan ujung membulat. T. triangulare cepat tumbuh dan
tidak membutuhkan perawatan tertentu selama pertumbuhannya. Tanaman ini berumah satu, melakukan penyerbukan sendiri, memiliki bunga sepanjang tahun yang mekar di pagi hari. T.
triangulare berkembang biak dengan cara stek USDA NRCS 2011. Bagian batangnya berbentuk
bulat, lunak dan berair, bercabang banyak, bagian pangkalnya berwarna kuning kecoklatan, dan pada waktu muda berwarna hijau, akarnya tunggang menggembung berbentuk menyerupai ginseng Rifai
1994. Bunganya merupakan bunga majemuk, keluar dari ujung tangkai, berwarna ungu kemerahan. Buahnya berwarna merah coklat, dan bijinya gepeng berwarna hitam bulat Syukur dan Hernani
2001. Masyarakat sering sukar membedakan antara kolesom Talinum triangulare Jacq Willd.
dengan som jawa Talinum paniculatum Gaertn.. Ciri-ciri anatomi kedua jenis tanaman tersebut sukar dibedakan. Perbedaannya terletak pada ciri-ciri morfologinya, yaitu filotaksis, bentuk buah, warna,
dan waktu bunga mekar. Som jawa memiliki filotaksis berhadapan, buah berbentuk kapsul bulat dan berwarna merah-cokelat, dan bunga mekar pada sore hari Santa dan Prajogo 1999.
Talinum triangulare adalah gulma sekaligus tanaman berkhasiat yang diyakini berasal dari
Amerika Selatan dan dapat dibudidayakan secara luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. Spesies ini tumbuh di Afrika Barat, Afrika Selatan dan Asia Tenggara. Talinum triangulare dibudidayakan di
Nigeria dan Kamerun sebagai sayuran unggulan Tindall 1986, Fontem dan Schippers 2004.
Tanaman ini juga dikenal sebagai bayam Philipina, bayam Ceylon, atau bayam Florida. Dalam bahasa
Inggris tanaman ini lebih sering disebut sebagai water leaf karena teksturnya yang sangat berair. Tanaman kolesom mudah tumbuh di atas tanah jenis apapun, secara alami dapat tumbuh di pinggir
jalan, hutan, kebun, dan di daerah lain sampai ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut. Pada kondisi alami, tumbuhan akan hidup selama 4-6 bulan Rifai 1994. Kendala dalam
pembudidayaan tanaman kolesom adalah karena tanaman ini dapat menyerap segala jenis mineral logam yang terkandung dalam tanah dalam jumlah besar tanpa kecuali, termasuk arsenik USDA
NRCS 2011. Daun kolesom memiliki kandungan asam oksalat yang relatif tinggi, yaitu sebesar 1-2,
artinya konsumsi berlebihan dari daun ini beresiko menimbulkan masalah bagi penderita penyakit ginjal. Daun kolesom enak dikonsumsi dan tidak menimbulkan rasa pahit serta kaya vitamin A dan C
serta zat besi dan kalsium Jircas 2010. Teksturnya yang berair diduga akibat kandungan pektinnya yang tinggi.
Klasifikasi Talinum triangulare Jacq. Willd adalah sebagai berkut: Kingdom
Plantae Tumbuhan
Subkingdom Tracheobionta
Tumbuhan berpembuluh Superdivisi
Spermatophyta Menghasilkan biji
Divisi Magnoliophyta
Tumbuhan berbunga Kelas
Magnoliopsida Berkeping duadikotil
Subkelas Caryophyllidae
Hamamelidae Ordo
Caryophyllales
4 Famili
Portulacaceae Genus
Talinum Adans.
Spesies Talinum
triangulare Jacq. Willd.
Gambar 1. Daun tanaman kolesom Analisis proksimat Talinum triangulare Jacq. Willd dilakukan pada sampel basah maupun
kering. Hasilnya disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Kandungan Talinum triangulare Jacq. Willd
Kandungan Satuan Kadar Basis
Kering Kadar Berat
Basah Karbohidrat
a
mgg 10,87±3,99
12,38±2,76 Protein
a
3,52±0,32 18,75±2,72 Lemak
a
3,52 1,44
Serat kasar
b
12,00 8,50
Steroid
b
mg100g 106,61±2,53
11,37±1,19 β-karoten
b
mgg 114,5±1,49 40,02±0,50
a
Abidemi 2009
b
Fasuyi 2005 Andarwulan et al. 2010 menyatakan bahwa kolesom merupakan sayuran daun yang
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid sebesar 3,93 ± 0,17 mg100g sampel segar
dan total fenol sebesar 0,489 ± 0,100 mg GAEg sampel segar serta memiliki kapasitas antioksidan sebesar 7,4 ± 0,2
μmol TEg sampel segar. Artinya, daun kolesom memiliki sifat fungsional yang baik bagi kesehatan tubuh. Komponen fungsional di dalam sayuran daun tidak hanya terdapat dalam
bentuk metabolit primer, tetapi juga dalam bentuk metabolit sekunder yang tidak tercerna oleh saluran pencernaan manusia. Salah satu komponen metabolit primer tersebut adalah serat pangan yang akan
dianalisis dalam penelitian ini. Salah satu komponen SDF yang penting yaitu pektin sebab selain dapat digunakan secara
luas sebagai bahan tambahan pangan pengatur konsistensi yang aman, pektin merupakan jenis serat yang viscous sehingga mampu menurunkan kolesterol LDL dalam darah. Kemampuan ini yang
membuat pektin memiliki fungsi menurunkan resiko penyakit kardiovaskular Aja 2005.
5
B. Budidaya Organik dibandingkan Anorganik