Latar Belakang Kandungan Serat Pangan Daun Kolesom (Talinum Triangulare (Jacq.) Willd) pada Budidaya dengan Pemupukan Organik dan Anorganik

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah keanekaragaman hayati yang sangat besar dan luas persebarannya dan menempati peringkat kedua persebaran hayati dunia, tepat di bawah Brazil. Persentase keanekaragaman hayati di Indonesia adalah sebesar 15,3 dari total sebanyak 5.131.100 keanekaragaman hayati di dunia Anonim 2008. Jenis keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia termasuk jenis dan jumlah sayurannya. Sayuran memiliki sifat fungsional dan tersebar di berbagai daerah di nusantara Muhammad dan Emmyzar 1992. Sayuran merupakan salah satu sumber senyawa antioksidan dan serat yang relatif tinggi, murah, dan mudah didapat. Sayuran mengandung antioksidan gizi vitamin seperti vitamin C, vitamin E, dan β-karoten, serta antioksidan nongizi seperti flavonoid, polifenol, dan produk degradasi dari glukosinolat seperti isotiosianat dan indol Rauma et al. 1996. Sayuran di Indonesia yang beraneka ragam itu tidak hanya enak dinikmati dan mengandung nilai gizi, tetapi juga mengandung komponen-komponen lain yang memiliki aktivitas biologis yang bermanfaat bagi kesehatan. Mengonsumsi sayuran dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif, memelihara kesehatan tubuh, memperlambat proses penuaan, memelihara sistem kekebalan tubuh, mengatasi stress, serta membantu proses penyembuhan penyakit Karyadi 1996. Salah satu komponen bioaktif di dalam sayuran misalnya serat. Serat dapat digolongkan menjadi serat pangan dietary fiber dan serat kasar crude fiber. Serat pangan dapat dibedakan menjadi serat pangan larut soluble dietary fiber dan serat pangan tidak dapat larut insoluble dietary fiber . Serat pangan larut air di dalam tubuh memiliki fungsi utama menurunkan kolesterol darah, sedangkan serat pangan tidak larut air berfungsi menurunkan waktu transit makanan dalam usus sehingga melancarkan buang air besar dan mencegah kanker kolon. Daun kolesom Talinum triangulare Jacq. Willd adalah salah satu jenis sayuran tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman kolesom telah lama dikenal di Indonesia dan digunakan sebagai tanaman obat tradisional. Daun kolesom biasanya dikonsumsi sebagai sayuran Rifai 1994. Bagian utama yang dikonsumsi sebagai sayuran adalah daun dan pucuk muda. Cara mengonsumsi daun ini adalah dengan cara dilalap dimakan mentah, dikukus, direbus, ataupun ditumis. Nugroho et al. 2002 menyatakan bahwa secara empiris daun kolesom digunakan sebagai obat diare, anti radang, afrodisiaka, dan menambah vitalitas. Uji fitokimia daun kolesom menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung saponin, triterpen, steroid, polifenol, dan minyak atsiri. Menurut Syukur dan Hernani 2002, daun kolesom juga bermanfaat mengatasi masalah pencernaan, peradangan, radang paru-paru, demam, keringat dingin, dan gugup. Daun kolesom mengandung bagian yang agak cair dan lengket ketika dipatahkan. Hal ini diduga karena daun kolesom mengandung pektin dalam jumlah yang cukup besar. Pektin merupakan komponen serat larut air yang dapat berfungsi menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah Aja et al . 2005. Kadar pektin di dalamnya merupakan salah satu keunggulan daun kolesom ini sebab sebagian besar sayuran yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia lebih banyak mengandung serat tidak larut air sehingga fungsinya lebih ke arah menurunkan waktu onset makanan di usus sehingga melancarkan pencernaan, tidak berfungsi menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah Aja et al. 2005. Perlakuan selama budidaya, seperti pemupukan merupakan faktor yang mempengaruhi input yang diperoleh tanaman selama masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis mengenai pengaruh perlakuan budidaya terhadap kandungan fitokimia tanaman, termasuk pengaruh 2 pemupukan secara organik maupun anorganik terhadap kandungan serat pangan pada kolesom. Diketahui bahwa tanaman yang dibudidayakan secara organik mengandung lebih banyak gula dibandingkan tanaman anorganik Hallmann Rembialkowska 2006. Oleh karena itu hal ini menjadi menarik sebab dapat memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat, khususnya bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian sejenis pada tanaman lain. Pengaruh pembudidayaan organik dan anorganik terhadap kadar total serat pangan maupun pektin substansi pektat pada daun kolesom belum diteliti. Perbedaan hasil biosintesisnya pun belum diketahui.

B. Tujuan Penelitian