14
III. METODE PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tanaman kolesom organik dan daun tanaman kolesom anorganik masing-masing 5 sampel yang dibudidayakan di daerah Bogor.
Bahan kimia yang digunakan yaitu etanol 95, etanol 78, aseton, buffer fosfat pH 6,0, termamyl 120 L, Novo Laboratories, protease P-3910, Sigma Chemical, amiloglukosidase A-9913, Sigma
Chemical , larutan NaOH 0,275 N, larutan HCl 0,325 M, celite C-211, K
2
SO
4
, HgO, H
2
SO
4
, NaOH 60, H
3
BO
3
, indikator MM dan MB, viscozyme V-2010, Sigma Chemical, EDTA-4Na, Na
2
B
4
O
7
0,0125 M, H
2
SO
4
pekat, 0,15 o-hidroksidifenil, 0,5 NaOH, standard asam galakturonat, Na- oksalat, akuades.
Alat-alat yang digunakan adalah oven pengering, neraca analatik, blender, desikator, crucible dengan celite, tanur, waterbath shaker, pH meter, Buchner, labu Kjehldal, alat destilasi,
spektrofotometer, dan alat-alat gelas lainnya.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian terdiri atas 3 tahap yaitu tahap budidaya tanaman kolesom secara organik dan anorganik, tahap persiapan sampel, dan tahap analisis kimia.
1. Tahap Budidaya
Tahap pertama merupakan tahap pembudidayaan sampel hingga pemanenan. Tanaman kolesom dibudidayakan dengan pemupukan secara organik dan anorganik selama minggu keempat
bulan Maret hingga minggu ketiga bulan Mei 2011 di Laboratorium Percobaan IPB, Leuwikopo. Perlakuan organik dan anorganik sampel dilakukan oleh peneliti dari Departemen Agronomi dan
Hortikultura IPB. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri oleh 5 sampel yang dibudidayakan dengan pemupukan secara organik dan 5 sampel yang dibudidayakan dengan
pemupukan secara anorganik. Tanaman dipanen setelah berumur 8 minggu, diambil tiga kali ulangan untuk analisis serat pangan dan substansi pektat supaya data yang diperoleh representatif.
Perlakuan pada masing-masing sampel adalah sebagai berikut: a.
Sampel organik b.
Sampel anorganik Tabel 2. Perlakuan pemupukan organik tanaman kolesom
Perlakuan Pupuk kandang
kgha Dosis N
kgha Guano
kgha Dosis P
2
O
5
kgha Abu sekam
tonha Dosis K
2
O kgha
Organik 1 6,1
22,82 75,6
7,88 2,7
29,70 Organik 2
9,2 34,42
151,2 15,77
4,1 45,10
Organik 3 12,3
46,01 226,8
23,66 5,5
60,50 Organik 4
15,4 57,61
302,4 31,54
6,8 74,80
Organik 5 18,4
68,83 378
39,42 8,2
90,20 Pupuk kandang memiliki kadar N sebesar 1,29 dengan kadar air basis basah sebesar 71. Pupuk
guano memiliki kadar P dalam bentuk P
2
O
5
sebesar 10,43, dan abu sekam memiliki kadar K dalam
15 bentuk K
2
O sebesar 1,10. Jumlah masing-masing unsur N, P, dan K diperoleh dengan mengalikan jumlah pupuk kgha pada tiap perlakuan dengan persentase masing-masing unsur, kecuali untuk
unsur N ada perhitungan yang sedikit berbeda karena pupuk kandang memiliki kadar air sebesar 71. Contoh perhitungan pada perlakuan anorganik 1:
• dosis unsur N : 100-71 x 1,29 x 6,1 kgha
= 22.8201 kgha • dosis unsur P dalam bentuk P
2
O
5
: 10,43 x 75,6 kgha = 7,88508 kgha
• dosis unsur K dalam bentuk K
2
O : 1,10 x 2,7 tonha x 1000 = 29,7 kgha
Tabel 3. Perlakuan pemupukan anorganik tanaman kolesom Perlakuan Urea
kgha Dosis N
kgha SP-36
kgha Dosis P
2
O
5
kgha KCl
kgha Dosis K
2
O kgha
Anorganik 1 50
23,00 20
7,20 50
30,00 Anorganik
2 75 34,50 40 14,40 75 45,00 Anorganik 3
100 46,00
60 21,60
100 60,00
Anorganik 4 125
57,50 80
28,80 125
75,00 Anorganik 5
150 69,00
100 36,00
150 90,00
Pupuk urea memiliki kadar N sebesar 46, pupuk SP-36 memiliki kadar P
2
O
5
sebesar 36, dan pupuk K2O memiliki kadar K sebesar 60. Jumlah masing-masing unsur N, P, dan K diperoleh
dengan mengalikan jumlah pupuk kgha pada tiap perlakuan dengan persentase masing-masing unsur, misalnya pada perlakuan anorganik 1:
• dosis unsur N : 46 x 50 kgha = 23 kgha
• dosis unsur P dalam bentuk P
2
O
5
: 36 x 20 kgha = 7,2 kgha • dosis unsur K dalam bentuk K
2
O: 60 x 50 kgha = 30 kgha
2. Tahap Persiapan Sampel