MANAJEMEN KONFLIK KONSERVASI BANTENG Bos javanicus
d’Alton 1832 DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI DAN TAMAN NASIONAL
ALAS PURWO JAWA TIMUR
R. GARSETIASIH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul “Manajemen Konflik Konservasi Banteng Bos javanicus d’Alton 1832 Dengan Masyarakat di Taman
Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur” adalah karya saya dengan arahan komsi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini
Bogor, Juli 2012
R. Garsetiasih E. 361070054
ABSTRACT
R Garsetiasih. Conflict Management of Bulls Bos javanicus d’Alton 1832 Conservation with Community in Meru Betiri National Park and Alas Purwo National Park East Java.
Supervised by HADI S ALIKODRA as a chairman, RINEKSO SOEKMADI and M BISMARK as a members
Study on conflict management of bulls Bos javanicus d’Alton 1832 conservation with community in Meru Betiri National Park and Alas Purwo National Park East Java was
conducted on 2008 to 2010. The aims of study were to analyze the potency of habitat to know carrying capacity of bulls feeding ground, perception and social economic of
community around national park and to identify stakeholders who have conflict with bulls conservation .The main aim of the study to formulate conservation strategy of bulls with
used collaborative management as solution management of wildlife conflict. The method of study were used food source productivity and carrying capacity analysis, stakeholders
grid, analysis hierarchy process AHP and SWOT analysis. The result showed that the main stakeholders who have interested on bulls management in Meru Betiri National Park
are plantation company MBNT, Production Forest of Perum Parhutani APNP, community around national park, NGO KAIL and national park management. The
research showed that the carrying capacity of feeding ground relatively low to support bulls population in national park. How ever the community perception to national park
was very positive, unfortunately the perception of the community to the bulls benefit in the park was negative. The level income of community around MBNP were between
Rp.332.000,- to Rp.617.000,- per month and Rp. 885.000,- to Rp.1.445.000,- at APNP. The model of wildlife conflict management solution is co-management by develop
program activity and level of co-management existing and hope i.e habitat management of grazing area consultative and cooperative, development of captive breeding instructive
and informative, ecotourism consultative and advocacy and development of medicine and fruits tree cooperative and advocacy.
Key words : national park, bos javanicus, conservation, conflict, , stakeholder, co- management
RINGKASAN
R Garsetiasih. Manajemen Konflik Konservasi Banteng Bos javanicus d’Alton 1832 Dengan Masyarakat Di Taman Nasional Meru Betiri Dan Taman Nasional Alas Purwo
Jawa Timur Dibimbing oleh HADI S. ALIKODRA sebagai ketua komisi pembimbing, RINEKSO
SOEKMADI, dan M BISMARK sebagai anggota komisi pembimbing
Taman Nasional Meru Betiri TNMB dan Taman Nasional Alas Purwo TNAP merupakan kawasan yang dilindungi karena mempunyai potensi keanekaragaman hayati
yang tinggi diantaranya berfungsi sebagai habitat banteng Bos javanicus d’Alton 1832 . Populasi banteng di ke dua taman nasional tersebut akhir-akhir ini mengalami ancaman
karena meningkatnya perburuan. Di TNMB, sebagian besar perburuan terjadi di luar kawasan taman nasional yaitu di kawasan Perkebunan dan sekitarnya, dan di TNAP terjadi
di kawasan Hutan Produksi Perum Perhutani yang letaknya berbatasan langsung dengan kawasan taman nasional. Di luar TN banteng merusak dan memakan tanaman pertanian
masyarakat, tanaman perkebunan dan tanaman di kawasan Perum Perhutani sehingga masyarakat mengalami kerugian antara 30 sampai 50 dari hasil panennya. Perburuan
juga terjadi pada saat – saat hari besar keagamaan atau saat musim hajatan. Adanya gangguan banteng pada lahan masyarakat menimbulkan perbedaan kepentingan dan
mengakibatkan konflik antara banteng dan masyarakat serta masyarakat dan pengelola TN. Permasalahan konflik yang dicirikan oleh meningkatnya perburuan perlu segera
diselesaikan dalam rangka meminimalisir terjadinya ancaman yang lebih besar terhadap banteng. Salah satu solusi penyelesaian konflik konservasi banteng adalah melalui
pengelolaan secara kolaboratif dengan melibatkan pihak-pihak seperti masyarakat sekitar kawasan serta stakeholders lainnya yang terkait dengan pengelolaan banteng. Penelitian
ini bertujuan untuk memformulasikan strategi konservasi banteng dengan pendekatan kolaboratif dengan tujuan antaranya menganalisis dukungan habitat banteng di dalam dan
di luar kawasan; menganalisis aspek sosial, ekonomi serta persepsi masyarakat sekitar kawasan dari manfaat taman nasional dan banteng; menganalisis pengaruh dan
kepentingan stakeholders terhadap nilai konservasi taman nasional dan banteng; serta menganalisis tingkat co-management konservasi banteng faktual dan harapan.
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Desember 2010, penelitian menggunakan pendekatan kuantitaif dan kualitatif. Pengumpulan data potensi
habitat dilakukan melaui analisis vegetasi , produktivitas hijauan pakan dan populasi banteng. Survey lapangan untuk mengetahui aspek sosial, ekonomi dan persepsi
masyarakat terhadap manfaat kawasan taman nasional dan banteng dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan dan tokoh masyarakat. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara terstruktur dengan panduan dan wawancara secara mendalam indepth interview. Untuk mengetahui pengaruh dan
kepentingan stakeholders dilakukan wawancara dengan stakeholders terkait konflik yaitu Perum Perhutani, Perkebunan Bandealit, BTMB, BTNAP dan masyarakat kelompok
masyarakat dan individu . Analisa data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
terhadap potensi habitat, kondisi sosial, ekonomi serta persepsi masyarakat terhadap manfaat taman nasional dan banteng. Persepsi pakar dilakukan melalui pengisian
kuesioner dengan menggunakan teknik AHP untuk merumuskan urutan prioritas faktor, aktor dan program kegiatan . Penentuan strategi dalam mengimplementasikan program
kegiatan dilakukan melalui analisis SWOT serta analisis tingkat co-management untuk masing-masing program kegiatan berdasarkan karakteristik tingkat atau level co-
management
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi hijauan pakan di padang penggembalaan
dalam kawasan TNMB dan TNAP secara kuantitas maupun kualitas tidak dapat mendukung populasi banteng terutama pada saat musim kemarau. Hal tersebut
menyebabkan banteng ke luar kawasan dan memakan tanaman pertanian, perkebunan dan tanaman kehutanan yang dikelola oleh masyarakat, perkebunan maupun Perum Perhutani.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan TN termasuk rendah yang ditunjukkan oleh kecilnya pendapatan per bulan yang nilainya dibawah Upah Minimal
Regional UMR setempat . Persepsi masyarakat terhadap manfaat banteng rendah, lebih dari 60 masyarakat menganggap bahwa banteng tidak mempunyai manfaat. Hal ini
berhubungan dengan tidak diperbolehkannya masyarakat memanfaatkan banteng, karena banteng dilindungi. Berdasarkan hasil analisis pemetaan stakeholders diketahui bahwa
stakeholders
yang mempunyai pengaruh dan kepentingan terhadap pengelolaan taman nasional dan banteng yaitu BTNMB , LSM KAIL, masyarakat dan Perkebunan Bandealit,
sedangkan di TNAP yaitu BTNAP, LSM binaan KAIL, masyarakat dan Perum Perhutani. Stakeholders
yang tidak terkait langsung dalam konflik tetapi dapat berkontribusi dalam pengelolaan kolaboratif konservasi banteng yaitu Balai Besar Inseminasi Buatan BBIB,
Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Dinas Pariwisata. Dari hasil AHP dan SWOT serta hasil analisis berdasarkan survey lapangan diketahui bahwa di
TNAP dan TNMB dalam pengelolaan kolaborasi konservasi banteng yang akan dibangun, faktor yang menjadi urutan pilihan prioritas yaitu faktor ekologi dengan kegiatan prioritas
yaitu peningkatan kualitas habitat. Prioritas program yang dapat dikolaborasikan dalam pengelolaan banteng di TNMB dan TNAP secara berurutan yaitu: 1 peningkatan kualitas
habitat dengan tingkat kolaborasi faktual dan harapan secara berurutan yaitu konsultatif dan kooperatif dengan strategi kegiatan pengamanan kawasan, pembinaan habitat dan
penyuluhan; 2 pengembangan penangkaran tingkat kolaborasi faktual dan harapan yaitu instruktif dan informatif dengan strategi prioritas kegiatan pemanfaatan sumberdaya
banteng, teknologi dan pasar, pembuatan demplot, kerjasama para pihak; 3
pengembangan ekowisata tingkat kolaborasi faktual dan harapan yaitu konsultatif dan advokatif dengan strategi kegiatan pembangunan sarpras, peningkatan pendanaan,
koordinasi dan penyamaan persepsi; 4 pengembangan tanaman obat dan buah tingkat kolaborasi faktual dan harapan yaitu kooperatif dan advokatif dengan strategi kegiatan
pemanfaatan SDA, diversifikasi jenis tanaman, kerjasama para pihak.
Kata kunci: taman nasional, bos javanicus, konservasi, konflik, stakeholder, ko-manajemen
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2012 Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB
MANAJEMEN KONFLIK KONSERVASI BANTENG Bos javanicus
d’Alton 1832 DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI DAN TAMAN NASIONAL
ALAS PURWO JAWA TIMUR
R. GARSETIASIH
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Dosen penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. Prof. Dr. Ir. Gono Semiadi, M.Sc.
Dosen penguji pada Ujian Terbuka : Dr. Ir. R Iman Santoso, M.Sc. Dr. Ir. Burhanuddin Masy’ud, MS.
Judul : Manajemen Konflik Konservasi Banteng Bos javanicus
d’Alton 1832 Dengan Masyarakat di Taman Nasional
Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur Nama : R. Garsetiasih
NRP : E.361070054 Program Studi : Konservasi Biodiversitas Tropika KVT
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. DR. Ir. Hadi Sukadi Alikodra, MS Ketua
Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F Anggota
Prof. Dr. M. Bismark, MS Anggota
Diketahui : Ketua Program Studi
Konservasi Biodiversitas Tropika
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M Zuhud, MS
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian: 14 Juni 2012 Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan kehendak dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi dengan
judul “Manajemen Konflik Konservasi Banteng Bos javanicus d’Alton 1832 Dengan Masyarakat Di Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas
Purwo Jawa Timur”. Disertasi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor pada Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika, Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian disertasi ini, khususnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS selaku
ketua komisi pembimbing, Bapak Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc.F dan Bapak Prof Ris. Dr. M. Bismark sebagai anggota komisi pembimbing. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Ervizal AM Amzu, MS selaku Ketua Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika, Institut Pertanian Bogor dan
Bapak Dr. Ir. Machmud Thohari, DEA. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Herry
Subagja, MSc dan Bapak Ir. Hartono, MSc beserta staf TNMB dan TNAP yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian. Ucapan yang
sama penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Adi Susmianto, MSc selaku Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, Bapak Ir. Anwar, MSc , Bapak Kepala
Badan Litbang Kehutanan Kementerian Kehutanan Dr. Iman Santoso dan Dr. Tachir Fathoni yang telah memberi ijin dan membantu penulis selama mengikuti
pendidikan pada program doktor di Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada orang
tua R. Garsoeroso Bratadidjaya Almarhum dan Ibunda tercinta Hj Kartini Aman Ardiwinata yang tidak pernah kenal lelah memberikan doa kepada penulis untuk
kelancaran studi ini. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada suami tercinta Ir. Toni Kartiman, MP dan anakku tersayang Isti Utami yang selalu
memberikan doa serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.
ii Ucapan yang sama penulis haturkan kepada kakak-kakak dan adik-adik dari
penulis yang selalu memberikan doa untuk kelancaran penyelesaian studi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada teman-teman di Kelompok Peneliti
Konservasi Sumberdaya Alam, Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, teman- teman program S3 KVT serta rekan dan handai taulan semua yang selalu
memberikan dorongan, semangat dan membantu penulis dalam penyelesaian program studi doktor ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan teman-
teman semua. Amin. Penulis menyadari bahwa disertasi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
masukan dan saran dari pihak-pihak yang berhubungan dengan tema disertasi ini sangat penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik. Penulis berharap semoga
disertasi ini bermanfaat bagi pengelolaan taman nasional dalam mengatasi konflik satwaliar dan berguna bagi keilmuan di bidang manajemen satwaliar. Amin Yaa
Rabbal ‘Alamin.
Bogor, Juni 2012
R. Garsetiasih