6
tangkap. Tali pelampung float line, adalah tali yang berfungsi untuk menyambungkan antar pelampung. Tali ris atas dan bawah, berfungsi untuk
dipakai memasang atau menggantungkan badan jaring. Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah upper bolch line and under bolch line, adalah tali
yang berfungsi untuk menyambungkan atau menggantungkan badan jaring pada tali ris. Srampad atas dan bawah upper selvedge and under selvedge, adalah
susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring bagian atas dan bagian bawah. Badan jaring atau jaring utama main net, adalah bagian dari jaring yang
digunakan untuk menangkap ikan, Tali pemberat sinker line, adalah tali yang berfungsi untuk memasang pemberat yang bahannya terbuat dari bahan sintetis
seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pemberat. Pemberat sinker, berfungsi untuk menghasilkan
gaya berat pada bottom gillnet. Ukuran per tinting: panjang 50 m sebelum diikat 37,5 m setelah diikat;
lebar 2,94 m sebelum diikat 1,94 m setelah diikat; bahan nilon monofilamen No. 25; Selvedge PE d3 Subani dan Barus 1989. Kapal bottom gillnet termasuk ke
dalam kelompok kapal dengan metode pengoperasian static gear. Ada dua jenis kapal yang digunakan dalam pengoperasian bottom gillnet, yaitu: a motor tempel
12-25 PK, ukuran: panjang 6,7 m, lebar 1,5 m, dalam 0,5 m, jaring 14 tinting pieces; b motor dalam 6,5-18 PK, ukuran: panjang 7,5 m, lebar 2 m, dalam 1
m, jaring 20-25 tinting pieces Subani dan Barus 1989. Nelayan yang diperlukan untuk mengoperasikan jaring insang dasar yaitu 4
orang nelayan. Nelayan terdiri dari 1 orang nakhoda, 1 orang pengemudi dan 2 orang anak buah kapal ABK. Nakhoda bertugas menentukan daerah
pengoperasian, pengemudi bertugas mengemudikan kapal dan ABK bertugas untuk membantu dalam operasi penangkapan ikan setting dan hauling Krisnandar
2001. Alat bantu pada bottom gillnet berupa net hauler atau net drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling Sainsburry 1971.
2.3. Pengetahuan tentang Stok
Dalam pengelolaan sumberdaya ikan, pengetahuan tentang stok dan dinamikanya merupakan hal yang sangat penting. Gulland 1982 dalam Sparre
7
Venema 1999, menyatakan bahwa untuk keperluan pengelolaan perikanan, suatu sub kelompok dari satu spesies dapat dikatakan sebagai suatu stok jika perbedaan
– perbedaan dalam kelompok tersebut dan
“pencampuran” dengan kelompok lain dapat diabaikan.
Sehingga stok dapat diartikan sebagai suatu sub gugus dari satu spesies yang mempunyai parameter pertumbuhan dan mortalitas yang sama, dan menghuni suatu
wilayah geografis tertentu. Pengetahuan tentang stok berguna dalam memberikan saran tentang pemanfaatan sumberdaya ikan sehingga sumberdaya tersebut dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Konsep maximum sustainable yield MSY, merupakan konsep pengelolaan sumberdaya ikan secara bertanggung jawab
responsible fisheries dengan mempertahankan kelestarian atau keberlanjutan sumberdaya yang ada.
Dalam Sparre Venema 1999 disebutkan bahwa tujuan pengkajian stok ikan dari stok yang dieksploitasi adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi
dalam hal hasil di masa depan, tingkat sustainabilitas biomassa dan nilai dari hasil tangkapan jika upaya penangkapan tetap sama atau berubah karena faktor lain.
Faktor yang mempengaruhi jumlah stok ikan di suatu daerah adalah : 1. Rekrutmen R
Rekrutmen merupakan penambahan individu dalam suatu populasi. Rekrutmen bersifat positif atau menambah jumlah stok. Rekrutmen akan
menambah jumlah dan biomassa suatu populasi. Rekrutmen berasal dari kelahiran natalitas. Rekrutmen juga dimungkinkan dengan datangnya atau masuknya
individu sejenis yang berasal dari daerah lain, misalnya pada ikan –ikan peruaya.
Secara buatan campur tangan manusia, rekrutmen dilakukan dengan penebaran benih ke suatu daerah perairan restocking yang telah mengalami kekurangan stok
suatu jenis ikan. 2. Pertumbuhan Growth = G
Pertumbuhan adalah pertambahan berat suatu individu. Parameter pertumbuhan yaitu panjang dan berat individu. Pertumbuhan mempengaruhi stok
ikan di suatu daerah. Pertumbuhan bersifat positip terhadap stok. Pertumbuhan tidak menambah jumlah stok, tetapi menambah biomassa suatu stok ikan.
8
3. Kematian alami Mortalitas = M Kematian alami merupakan kematian yang tidak disebabkan oleh campur
tangan manusia penangkapan. Mortalitas alami disebabkan oleh kematian karena pemangsaan predasi, penyakit, stress, pemijahan, kelaparan dan usia tua. Spesies
yang sama yang berada di daerah berbeda mungkin mempunyai tingkat kematian alami yang berbeda, tergantung dari kepadatan pemangsaan dan kepadatan pesaing.
Kematian alami bersifat negatif atau mengurangi stok ikan. 4. Penangkapan catch = C
Penangkapan bersifat negatif atau mengurangi jumlah stok suatu jenis ikan di daerah tertentu. Faktor penangkapan lebih mudah dimonitor dibandingkan faktor
lainnya. Sehingga pengkajian stok ikan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan parameter hasil tangkapan suatu jenis ikan dan upaya
penangkapannya, misalnya jumlah kapal, jumlah alat tangkap dan jumlah trip penangkapan.
2.4. Model Bioekonomi Perikanan