5
2.2. Alat tangkap
2.2.1. Cantrang
Cantrang dapat diklasifikasikan menurut cara pengoperasiannya, bentuk konstruksi serta fungsinya, mempunyai banyak kemiripan dengan pukat harimau.
Menurut Subani dan Barus 1989: Cantrang, Dogol, Payang dan Bundes diklasifikasikan ke dalam alat tangkap “danish seine” berbentuk panjang tetapi
penggunaannya untuk menangkap Ikan Demersal terutama udang. Pengoperasiannya dilakukan dengan melingkarkan tali slambar dan jaring
pada dasaran yang dituju. Cantrang terdiri dari 1 kantong codend; bagian tempat berkumpulnya hasil tangkapan yang pada ujungnya diikat dengan tali hasil
tangkapan yang pada ujungnya diikat dengan tali hasil tangkapan tidak lolos. 2 Badan; bagian terbesar dari jaring yang terletak diantara kantong dan kaki jaring,
terdiri dari bagian kecil –kecil dengan ukuran mata jaring yang berbeda–beda. 3
Kaki sayap; terbentang dari badan hingga slambar yang berguna sebagai penghalang ikan masuk ke dalam kantong. 4 Mulut; pada bagian atas jaring relatif
sama panjang dengan bagian bawah. Alat tangkap cantrang dioperasikan dengan kapal berukuran 8,5
– 11 m x 1,5 – 2,5 m x 1 – 1,5 m dengan kekuatan mesin 18 – 27 PK Budiman 2006.
Menurut Subani dan Barus 1989; Daerah penangkapan fishing ground cantrang tidak jauh dari pantai, pada bentuk dasar perairan berlumpur atau lumpur
berpasir dengan permukaan dasar rata. Daerah tangkapan yang baik kelompok alat tangkap “danish seine” harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Dasar perairan rata dengan substrat pasir, lumpur atau tanah liat berpasir. b. Arus laut cukup kecil 3 knot.
c. Cuaca terang tidak ada angin kencang.
2.2.3. Jaring insang dasar Bottom Gillnet
Jaring insang dasar atau bottom gillnet yaitu alat tangkapyang terbuat dari bahan jaring. Jaring insang dasar berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
mata jaring yang sama. Jaring insang dasar bottom gillnet termasuk dalam klasifikasi jaring insang gillnet. Menurut Martasuganda 2002, bagian-bagian
bottom gillnet yaitu pelampung float, berfungsi untuk mengapungkan alat
6
tangkap. Tali pelampung float line, adalah tali yang berfungsi untuk menyambungkan antar pelampung. Tali ris atas dan bawah, berfungsi untuk
dipakai memasang atau menggantungkan badan jaring. Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah upper bolch line and under bolch line, adalah tali
yang berfungsi untuk menyambungkan atau menggantungkan badan jaring pada tali ris. Srampad atas dan bawah upper selvedge and under selvedge, adalah
susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring bagian atas dan bagian bawah. Badan jaring atau jaring utama main net, adalah bagian dari jaring yang
digunakan untuk menangkap ikan, Tali pemberat sinker line, adalah tali yang berfungsi untuk memasang pemberat yang bahannya terbuat dari bahan sintetis
seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pemberat. Pemberat sinker, berfungsi untuk menghasilkan
gaya berat pada bottom gillnet. Ukuran per tinting: panjang 50 m sebelum diikat 37,5 m setelah diikat;
lebar 2,94 m sebelum diikat 1,94 m setelah diikat; bahan nilon monofilamen No. 25; Selvedge PE d3 Subani dan Barus 1989. Kapal bottom gillnet termasuk ke
dalam kelompok kapal dengan metode pengoperasian static gear. Ada dua jenis kapal yang digunakan dalam pengoperasian bottom gillnet, yaitu: a motor tempel
12-25 PK, ukuran: panjang 6,7 m, lebar 1,5 m, dalam 0,5 m, jaring 14 tinting pieces; b motor dalam 6,5-18 PK, ukuran: panjang 7,5 m, lebar 2 m, dalam 1
m, jaring 20-25 tinting pieces Subani dan Barus 1989. Nelayan yang diperlukan untuk mengoperasikan jaring insang dasar yaitu 4
orang nelayan. Nelayan terdiri dari 1 orang nakhoda, 1 orang pengemudi dan 2 orang anak buah kapal ABK. Nakhoda bertugas menentukan daerah
pengoperasian, pengemudi bertugas mengemudikan kapal dan ABK bertugas untuk membantu dalam operasi penangkapan ikan setting dan hauling Krisnandar
2001. Alat bantu pada bottom gillnet berupa net hauler atau net drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling Sainsburry 1971.
2.3. Pengetahuan tentang Stok