Kemerataan spesies tumbuhan E Kesamaan komunitas tumbuhan IS Status konservasi

Gambar 15 Indeks kekayaan spesies tumbuhan di hutan kerangas.

5.1.6 Kemerataan spesies tumbuhan E

Nilai kemerataan spesies tumbuhan tingkat semai di Bebak paling tinggi dari pada di Rimba dan Padang. Sedangkan nilai kemerataan spesies tumbuhan tingkat pancang dan pohon tertinggi yaitu di Padang. Tingkat pohon di Padang hanya diperoleh sebanyak dua spesies dengan jumlah individu sebanyak tiga individu. Hal ini menyebabkan nilai kemerataan spesies tumbuhan tingkat pohon di Padang lebih tinggi yaitu 0,97 Gambar 16. Pada ekosistem Rimba, nilai kemerataan spesies tumbuhan tingkat pohon yaitu 0,78. Hal ini disebabkan oleh jumlah individu dari 51 spesies pohon, hanya 14 spesies tumbuhan yang jumlah individunya di atas rata-rata, sisanya di bawah rata-rata. Gambar 16 Indeks kemerataan spesies tumbuhan di hutan kerangas. 2 4 6 8 10 12 14 16 Semai Pancang Pohon Nila i indek s k ek a y a a n Tingkat pertumbuhan Rimba Bebak Padang 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Semai Pancang Pohon Nila i indek s k em er a ta a n Tingkat pertumbuhan Rimba Bebak Padang

5.1.7 Kesamaan komunitas tumbuhan IS

Indeks kesamaan komunitas tumbuhan antara Rimba dan Bebak yaitu 58; antara Rimba dan Padang yaitu 13 ; dan antara Bebak dan Padang sebesar 12 Gambar 17. Nilai yang diperoleh ini menunjukkan adanya spesies tumbuhan yang sama di setiap ekosistem. Tingginya jumlah spesies yang sama di Rimba dan Bebak dapat disebabkan oleh jarak antara Bebak dan hutan alam yang tidak terlalu jauh, sehingga masih sangat dimungkinkan adanya penyebaran biji oleh agen penyebar biji maupun agen penyerbuk. Kondisi habitat yang hampir sama juga menjadi faktor yang mempengaruhi kesamaan spesies pada kedua lokasi tersebut. Gambar 17 Indeks kesamaan komunitas.

5.1.8 Status konservasi

Hutan kerangas merupakan kawasan yang bernilai konservasi tinggi Konsorsium Revisi HCVF Toolkit Indonesia 2008. Hal ini didukung oleh keberadaan spesies-spesies di hutan kerangas dan termasuk dalam spesies yang dilindungi menurut IUCN Red List 2010, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, dan CITES Tabel 13. Tabel 13 Status konservasi spesies yang diperoleh No Nama Lokal Nama Ilmiah Status Konservasi IUCN CITES PP No 7 Tahun 1999 1. Belangeran Shorea belangeran CR - Tidak dilindungi 2. Ketakong 1 Nepenthes gracilis LC App. II Dilindungi 3. Ketakong 2 Nepenthes ampullaria LC App. II Dilindungi 4. Ketakong 3 Nepenthes rafflesiana LC App. II Dilindungi 5. Ketakong 4 Nepenthes reinwardtiana LC App. II Dilindungi 6. Perepat Combretocarpus rotundatus VU - Tidak dilindungi Rimba dan Bebak, 58 Rimba dan Padang, 13 Bebak dan Padang, 12 10 20 30 40 50 60 70 Ind ek s K esa m a a n K o m un it a s Lokasi Hasil analisis vegetasi juga diperoleh belangeran Shorea belangeran. Spesies ini termasuk dalam kategori CR Critically endangered dalam IUCN Red List tahun 2010 yang berarti kritis dan terancam punah. Kayu belangeran merupakan salah satu jenis kayu komersil. Selain belangeran Shorea belangeran, spesies lain yang termasuk dalam status konservasi VU VulnerableRawan IUCN Red List tahun 2010 adalah prepat Combretocarpus rotundatus. Jumlahnya masih berisiko rendah dari kepunahan. Spesies-spesies yang dilindungi menurut PP Nomor 7 Tahun 1999 yaitu dari famili Nepenthaceae, diantaranya Nepenthes gracilis, Nepenthes ampularia, Nepenthes rafflesiana dan Nepenthes reinwardtiana. Keempat spesies nepenthes tersebut juga termasuk dalam kategori LC Least ConcernKurang diperhatikan menurut IUCN Red List tahun 2010. Beberapa spesies nepenthes tersebut relatif masih mudah dijumpai baik Rimba, Bebak maupun Padang. Spesies nepenthes yang relatif melimpah yaitu Nepenthes gracilis dan Nepenthes ampularia. Namun keempat spesies nepenthes yang diperoleh tetap memerlukan perhatian khsuus dari pemerintah, karena termasuk dalam kategori Appendix II CITES. Menurut Mardiastuti dan Soehartono 2003 spesies yang termasuk dalam kategori Appendix II CITES merupakan spesies yang ada pada saat ini tidak termasuk ke dalam kategori terancam punah, namun memiliki kemungkinan untuk terancam punah jika perdagangan tidak diatur. Perdagangan terhadap jenis yang termasuk Appendiks II dapat diperbolehkan, selama Management Authority dari negara pengekspor megeluarkan izin ekspor

5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat