5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan famili
Spesies tumbuhan obat yang diperoleh dari 224 spesies tumbuhan yang ditemukan yaitu sebanyak 101 spesies. Sebanyak 83,17 spesies tumbuhan obat
dari Rimba, 69,31 dari Bebak dan 9,90 dari Padang. Tumbuhan obat tersebutdiklasifikasikan ke dalam 50 famili yang dapat dilihat pada Lampiran
13.Enam famili tersebut diantaranyayaitu Myrtaceae 11 spesies, Rubiaceae 10 spesies, Clusiaceae 6 spesies, Fabaceae 5 spesies, Euphorbiaceae 5 spesies
dan Apocynaceae 5 spesies Gambar 21.
Gambar 21 Jumlah tumbuhan obat berdasarkan enam famili tertinggi. Myrtaceae merupakan famili yang memiliki berbagai macam spesies
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, seperti jemang Rhodamnia cinerea, gelam Malaleuca leucadendron, keremuntingan
Rhodomyrtus tomentosa , keleta’an Melastoma polyanthum dan sekudong
pelandok Syzygium buxifolium. Secara ekologi, beberapa spesies Myrtaceae merupakan spesies pionir
sehingga lebih cepat tumbuh di daerah kritis. Salah satunya yaitu keremuntingan Rhodomyrtus tomentosa yang memiliki manfaat sebagai obat dan fungsi
ekologis yang tinggi. Spesies ini dapat tumbuh di areal bekas tambang timah Gambar 22. Menurut Pratiwi 2010 keberadaan keremuntingan di lahan bekas
tambang timah dapat dijadikan sebagai pionir untuk meningkatkan unsur hara tanah dan pencegah erosi. Keremuntingan juga telah terbukti memiliki kandungan
antioksidan yang berguna bagi tubuh Putra et al., 2009. Keremuntingan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat sakit perut dan penurun tekanan darah
2 4
6 8
10 12
Myrtaceae Rubiaceae
Clusiaceae Fabaceae
Euphorbiaceae Apocynaceae
Jumlah spesies F
a m
ili
tinggi. Daun keremuntingan diseduh dan diminum airnya. Heyne 1987a menyebutkan bahwa daun keremuntingan yang ditumbuk berguna untuk
menyembuhkan luka-luka.
Gambar 22 Keremuntingan di lahan bekas tambang timah. Keleta’an Melastoma polyanthum berguna sebagai obat sakit gigi dan
gusi bengkak. Penggunaannya yaitu dengan merebus daun keleta’an kemudian airnya digunakan untuk berkumur. Manfaat lain dari spesies ini yaitu sebagai obat
luka bakar dan menyembuhkan buang air berdarah Heyne 1987a. Spesies dari famili Rubiaceae biasa dikenal kopi-kopian yang memiliki
ciri khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang nikmat Lubis 2008. Pada kondisi habitat yang ekstrim, tumbuhan akan memproduksi metabolit sekunder
yang lebih tinggi dibandingkan pada kondisi yang subur. Spesies dari famili ini di antara, yaitu meleman Psychotria malayana, akar rurutan Gynochtodes
coriacea, akar segendai Coptosapelta tomentosa, tempala Timonius flavescens dan sereting Prismatomeris tetrandra.
Potensi tumbuhan obat di hutan kerangas belum banyak diungkapkan oleh peneliti-peneliti. Menurut Nurrohman 2011 diperoleh 38 spesies tumbuhan
berguna di HCV PT Agro Lestari Mandiri Kalimantan Barat dengan tipe hutan kerangas. Menurut Widyaninggar 2011 diperoleh 152 spesies tumbuhan berguna
di HCV PT Sawit Kapuas Kencana dengan tipe hutan kerangas. Hasil yang didapat keduanya menyebutkan bahwa spesies yang diperoleh di hutan kerangas
lebih sedikit daripada hutan dataran rendah. Menurut Ditjen POM 1991 diacu dalam Zuhud et al. 1994, persentase
penyebaran tumbuhan obat di Indonesia diperoleh dari 6 tipe hutan di Indonesia,
antara lain hutan hujan dataran rendah 49,4, hutan mangrove 3,9, hutan pantai 5,6, hutan savana 6,1, hutan musim 13,9 dan hutan hujan
pegunungan 21,1. Sebanyak 16 spesies tumbuhan obat di hutan kerangas yang diperoleh dalam penelitian ini sudah terdokumentasi sebagai tumbuhan obat
menurut Zuhud et al. 1994, misalnya Baeckea frutescens, Cratoxylon formosum, Curculigo latifolia dan Rhodamnia cinerea.
5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus