Komposisi pancang Komposisi Vegetasi

Gambar 7 Ekosistem padang. Padang sebagai satu kesatuan ekosistem juga dijadikan lokasi bagi pelanduk untuk mencari makan, saat tumbuhan hutan berbuah musim bua utan. Salah satu buah yang digemari pelanduk yaitu sekudong pelandok Syzygium buxifolium Gambar 8a. Rasa buahnya seperti rasa jambu air, namun agak sepat dan kering. Selain sekudong pelandok, Gambar 8b juga merupakan spesies tumbuhan yang buahnya enak dimakan yaitu kedindiman Syzygium incarnatum. Gambar 8 Buah sekudong pelandok a, buah kedindiman b.

5.1.2 Komposisi pancang

Hasil analisis vegetasi tingkat pancang pada 100 plot di Rimba diperoleh 93 spesies tumbuhan. Jumlah pancang yang diperoleh lebih banyak dari pada jumlah semai. Hal ini menunjukkan piramida penambahan spesies yang terbalik, sehingga dimungkinkan terjadi kepunahan beberapa spesies di Rimba. Berkurangnya spesies pada tingkat pancang dapat disebabkan oleh tergantinya spesies-spesies pionir yang sudah tidak tahan naungan, sehingga tidak mampu tumbuh hingga tingkat pancang. A B Spesies tingkat pancang di Rimba yang memiliki nilai penting tertinggi yaitu betor belulang Calophyllum lanigerum sebesar 17,27 dengan kerapatan 900 indha. Spesies tingkat pancang dengan INP terkecil yaitu mendaran Palaquium ridleyi 0,15 dengan kerapatan 4 indha Tabel 8. Total kerapatan pancang di Rimba lebih tinggi dari pada di Bebak yaitu 8.804 indha, sedangkan di Bebak 7.932 indha. Data nilai penting pancang di Rimba dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 8 Nilai penting tingkat pancang di Rimba No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili INP 1. Betor Belulang Calophyllum lanigerum Clusiaceae 17,27 2. Kelebantuian Syzygium euneura Myrtaceae 10,82 3. Meleman Psychotria malayana Rubiaceae 10,76 4. Jemang Rhodamnia cinerea Myrtaceae 10,75 5. Pelawan Kiring Tristaniopsis obovata Myrtaceae 10,59 Lima nilai penting tertinggi tingkat pancang yang diperoleh relatif merata. Hal ini menunjukkan dominasi lima spesies tersebut di Rimba relatif seimbang dan rapat. Jumlah spesies yang cukup banyak juga didukung dengan jumlah individu yang banyak. Hal inilah yang memberikan kenampakan Rimba relatif rapat dan didominasi tegakan yang kurus-kurus. Ciri-ciri hutan kerangas menurut MacKinnon et al. 1996 yaitu memiliki pohon-pohon yang kecil dan kurus. Salah satu spesies tingkat pancang tersebut adalah pelawan kiring Tristaniopsis obovata. Spesies ini sangat mudah dikenali di lokasi penelitian, karena memiliki batang yang berwarna merah dan kulit batang yang mengelupas Gambar 9a. Kayu pelawan kiring cukup keras dan sering dimanfaatkan sebagai kayu pagar Gambar 9b. Gambar 9 Pelawan kiring a, kondisi rimba yang didominasi pancang b. A B Hasil analisis vegetasi tingkat pancang di Bebak diperoleh 76 spesies. Jumlah pancang yang diperoleh lebih banyak dari pada jumlah semai. Hal ini juga menunjukkan piramida penambahan spesies yang terbalik, sehingga dimungkinkan terjadi kepunahan beberapa spesies di Bebak. Spesies tingkat pancang yang memiliki nilai penting tertinggi yaitu kiras Garcinia hombroniana sebesar 21,50 dengan kerapatan 1.292 indha, jemang Rhodamnia cinerea dengan INP 18,11 dengan kerapatan 800 indha Tabel 9. Data nilai penting pancang di Bebak dapat dilihat pada Lampiran 7. Beberapa spesies tingkat semai masih tetap ditemukan hingga tingkat pancang, seperti kelebantuian Syzygium euneura, jemang Rhodamnia cinerea dan seru Schima wallichii. Spesies tumbuhan atau pohon tahunan juga mulai ditemukan misalnya durian Durio zibethinus, cempedak Artocarpus integer dan jering Archidendron pauciflorum. Menurut McNaughton dan Wolf1990 menyebutkan bahwa suksesi sekunder pada lahan bekas pertanian akan didominasi oleh spesies tumbuhan semusim selama satu atau dua tahun sampai mereka digantikan oleh tumbuhan yang memiliki siklus hidupnya lebih panjang. Tabel 9 Nilai penting tingkat pancang di Bebak No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili INP 1. Kiras Garcinia hombroniana Clusiaceae 21,50 2. Jemang Rhodamnia cinerea Myrtaceae 18,11 3. Kelebantuian Syzygium euneura Myrtaceae 11,05 4. Samak Syzygium lepidocarpa Myrtaceae 10,86 5. Seru Schima wallichii Theaceae 10,81 Tutupan vegetasi di Bebak relatif lebih terbuka dibandingkan Rimba Gambar 10. Hal ini juga disebabkan oleh jumlah pancang Bebak lebih sedikit dari pada di Rimba. Selain itu juga disebabkan oleh pemilihan Bebak yang digunakan adalah Bebak yang baru berumur 10 tahun, sehingga proses suksesi masih berlangsung. Berdasarkan observasi di lapangan, Bebak yang berumur 30 tahun sudah hampir mirip dengan Rimba, baik dari spesies maupun kenampakan formasi yang relatif rapat. Namun belum dilakukan kajian lebih lanjut terkait Bebak berumur selain 10 tahun. Gambar 10 Hutan kerangas sekunder Bebak yang relatif terbuka. Hasil analisis vegetasi tingkat pancang di Padang diperoleh 3 spesies tumbuhan. Spesies tingkat pancang yang memiliki nilai penting tertinggi yaitu sekuncong Leptospermum flavescens sebesar 88,46 Tabel 10 dengan kerapatan 20 indha sama dengan kerapatan pelawan kiring Tristaniopsis obovata. Nilai kerapatan spesies lainnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Ekosistem padang memang didominasi oleh tumbuhan bawah. Kondisi tumbuhan di Padang relatif kurus dan kering karena kurangnya unsur hara. Tabel 10 Nilai penting tingkat pancang di Padang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili INP 1. Pelawan kiring Tristaniopsis obovata Myrtaceae 55,13 2. Gelam Malaleuca leucadendron Myrtaceae 56,41 3. Sekuncong Leptospermum flavescens Myrtaceae 88,46 Sekuncong Leptospermum flavescens merupakan jenis pohon kecil di Padang yang ditemukan pada tingkat pancang. Spesies ini cocok dijadikan tanaman bonsai karena tidak terlalu besar. Daunnya yang kecil-kecil dan agak tajam merupakan bentuk adaptasi morfologi terhadap kondisi ekosistem yang ekstrim untuk mengurangi penguapan.

5.1.3 Komposisi pohon