antara lain hutan hujan dataran rendah 49,4, hutan mangrove 3,9, hutan pantai 5,6, hutan savana 6,1, hutan musim 13,9 dan hutan hujan
pegunungan 21,1. Sebanyak 16 spesies tumbuhan obat di hutan kerangas yang diperoleh dalam penelitian ini sudah terdokumentasi sebagai tumbuhan obat
menurut Zuhud et al. 1994, misalnya Baeckea frutescens, Cratoxylon formosum, Curculigo latifolia dan Rhodamnia cinerea.
5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus
Persentase keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus yaitu sebanyak 45 pohon, 30 liana dan 14 perdu Gambar 23. Salah satu spesies
pohon yang berkhasiat sebagai obat diantaranya yaitu pohon butun Cratoxylon formosum. Pohon ini memiliki duri pada batangnya yang masih muda Gambar
24a. Daun yang menempel di ujung duri batang tersebut berkhasiat sebagai obat bisul dan sasak isi koreng di badan. Kegunaan lain dari spesies ini yaitu kulit
batangnya sebagai obat sakit perut, getahnya sebagai obat kudis dan daunnya untuk obat luka bakar Adriyanti et al. 2003.
Gambar 23 Persentase tumbuhan obat berdasarkan habitus. Potensi liana yang sering digunakan sebagai obat oleh masyarakat,
diantaranya akar kayu bau Artabotrys suaveolens sebagai obat masuk angin,
panas dalam dan salah satu dari 44 ramuan setelah melahirkan; akar sariawan Connarus semidecandrus sebagai obat sariawan; dan akar banar Smilax
barbata sebagai obat maag dan salah satu dari 44 ramuan setelah melahirkan
30
14 45
3 8
Liana Perdu
Pohon Semak
Herba
Gambar 24b. Sesuai dengan potensi liana yang diperoleh yaitu terbanyak kedua setelah pohon. Masyarakat mengenal liana berkayu maupun liana yang tidak
berkayu dengan sebutan akar. Pada habitus herba, semak dan perdu digunakan dalam jumlah yang lebih
sedikit daripada pohon dan liana. Hal ini dapat disebabkan karena potensi habitus ini memang tidak mendominasi dalam komunitas hutan.
Gambar 24 Beberapa spesies tumbuhan obat: a Butun Cratoxylon formosum, b Akar banar Smilax barbata.
5.2.4 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan bagian yang
digunakan
Bagian tumbuhan obat yang banyak digunakan adalah akar dan daun. Sebanyak 49 spesies dimanfaatkan bagian akarnya sebagai obat atau sekitar 45
dan 35 spesies dimanfaatkan daunnya sebagai obat atau sekitar 35 Gambar 25. Potensi lainnya yaitu bunga, buah, batang, air kantung dan herba. Hal ini sesuai
dengan potensi habitus yang ada disana, yaitu liana atau akar dalam bahasa setempat.
Gambar 25 Persentase tumbuhan obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan.
Akar 45
Daun 32
Bunga 2
Buah 3
Batang 13
Air kantung 3
Herba 2
A B
Beberapa spesies tumbuhan dimanfaatkan akarnya yaitu akar banar Smilax barbata, akar kayu bau Artabortrys suaveolens dan akar ketumpu
Maesa ramentacea. Masyarakat setempat sering menggunakan akar kayu bau Artabortrys suaveolens sebagai obat masuk angin dan panas dalam dengan cara
meminum air rebusan akarnya. Kegunaan lain spesies ini juga disampaikan Heyne 1987b, yaitu sebagai obat kolera. Bagian yang digunakan adalah ekstrak
daunnya yang memberikan cairan aromatis yang hangat. Daun juga merupakan bagian tumbuhan yang banyak digunakan sebagai
obat. Salah satunya yaitu daun medang belilin Cryptocarya densiflora sebagai obat sakit kepala dan penurun demam panas. Penggunaannya yaitu dengan
merendam beberapa helai daun medang belilin di mangkok, kemudian remas daunnya. Remasan daun akan menghasilkan lendir yang bersifat dingin dan tidak
lengket, kemudian usapkan pada bagian kepala atau bagian badan lainnya. Cara seperti ini biasa dikenal masyarakat dengan sebutan uras.
Pemanfaatan bagian batang meliputi air batang, getah batang, kulit batang. Air dari batang gelam Malaleuca leucadendron dapat digunakan sebagai obat
panas dalam atau batuk dengan cara meminum air batangnya langsung. Menurut Heyne 1987b bagian yang digunakan sebagai obat dari spesies ini yaitu bagian
daun-daun dan bunganya, yaitu dapat dijadikan minyak rambut. Cara pembuatannya yaitu merendam dan mengasap daun serta bunganya dengan
kemenyan. Manfaat bagian batang lainnya, yaitu getah batang betor padi
Calophyllum depressinervosum dapat dibuat minyak oles untuk menghilangkan gatal-gatal. Menurut Purnawan 2003 spesies ini dimanfaatkan oleh masyarakat
Dayak sebagai obat tradisional dalam mengobati penyakit kencing berdarah. Seluruh bagian tumbuhan Calophyllum baik akar, buah, daun, batang, kulit kayu
maupun kayunya dipergunakan dalam terapi penyembuhan beberapa penyakit, misalnya penyakit kulit dan nyeri encok.
5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit