Komposisi pohon Komposisi Vegetasi

Gambar 10 Hutan kerangas sekunder Bebak yang relatif terbuka. Hasil analisis vegetasi tingkat pancang di Padang diperoleh 3 spesies tumbuhan. Spesies tingkat pancang yang memiliki nilai penting tertinggi yaitu sekuncong Leptospermum flavescens sebesar 88,46 Tabel 10 dengan kerapatan 20 indha sama dengan kerapatan pelawan kiring Tristaniopsis obovata. Nilai kerapatan spesies lainnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Ekosistem padang memang didominasi oleh tumbuhan bawah. Kondisi tumbuhan di Padang relatif kurus dan kering karena kurangnya unsur hara. Tabel 10 Nilai penting tingkat pancang di Padang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili INP 1. Pelawan kiring Tristaniopsis obovata Myrtaceae 55,13 2. Gelam Malaleuca leucadendron Myrtaceae 56,41 3. Sekuncong Leptospermum flavescens Myrtaceae 88,46 Sekuncong Leptospermum flavescens merupakan jenis pohon kecil di Padang yang ditemukan pada tingkat pancang. Spesies ini cocok dijadikan tanaman bonsai karena tidak terlalu besar. Daunnya yang kecil-kecil dan agak tajam merupakan bentuk adaptasi morfologi terhadap kondisi ekosistem yang ekstrim untuk mengurangi penguapan.

5.1.3 Komposisi pohon

Hasil analisis vegetasi tingkat pohon di Rimba diperoleh 51 spesies tumbuhan dari 22 famili. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan pada tingkat semai dan pancang. Tingkat pohon didominasi oleh spesies dari Myrtaceae 23,5. Namun spesies tingkat pohon yang memiliki nilai penting tertinggi dari famili Theaceae yaitu seru Schima wallichii dengan INP sebesar 53,36 dan kerapatan 105 indha Tabel 11. Spesies ini merupakan spesies yang sering dijumpai pada hutan dataran tinggi di pulau Jawa. Spesies lain yang juga memiliki INP di atas 50 yaitu samak Syzygium lepidocarpa dengan kerapatan 144 indha. Nilai penting spesies lainnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Salah satu spesies tumbuhan khas hutan kerangas yaitu gerunggang Cratoxylon glaucum dengan INP sebesar 15,02. Spesies ini juga merupakan spesies yang dominan ditemukan di hutan kerangas Taman Nasional Bako, Malaysia Timur Katagiri et al. 1991. Tabel 11 Nilai penting tingkat pohon di Rimba No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili INP 1. Seru Schima walichii Theaceae 53,36 2. Samak Syzygium lepidocarpa Myrtaceae 52,15 3. Jemang Rhodamnia cinerea Myrtaceae 16,07 4. Gerunggang Cratoxylon glaucum Clusiaceae 15,02 5. Betor Padi Calophyllum depressinervosum Clusiaceae 14,69 Berdasarkan kelas diameter, pohon di Rimba didominasi oleh kelas diameter 10 ≤ 20 cm yaitu 74,53 dari 683 individu pohon yang ditemukan atau 509 indha Gambar 11. Menurut Onrizal 2004, distribusi kelas diameter dari tegakan hutan kerangas Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat yang tertinggi yaitu 2 ≤ 10 cm 6010 indha, sedangkan 10 ≤ 20 cm memiliki kerapatan 670 indha. Hal ini juga ditemukan di hutan kerangas Kalimantan Timur yang memiliki pohon berdiameter 10 cm dengan kerapatan 454 – 750 indha Riswan 1982 diacu dalam MacKinnon et al. 1996. Gambar 11 Sebaran pohon di Rimba yang jarang. Berdasarkan hasil analisis vegetasi tingkat pohon di Bebak diperoleh 35 spesies tumbuhan dari 18 famili. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan pada tingkat semai dan pancang. Tingkat pohon juga didominasi oleh spesies dari Myrtaceae 17,64. Nilai penting tertinggi tingkat pohon dari famili Theaceae yaitu seru Schima wallichii dengan INP sebesar 103,00 dengan kerapatan 109 indha Tabel 12. Nilai penting spesies lainnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 12 Nilai penting tingkat pohon di Bebak No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili INP 1. Seru Schima wallichii Theaceae 103,00 2. Jering Archidendron pauciflorum Fabaceae 48,18 3. Samak Syzygium lepidocarpa Myrtaceae 15,48 4. Medang kalong Cinnamomum parthenoxylon Lauraceae 13,10 5. Mensira Ilex cymosa Aquifoliaceae 12,37 Seru Schima wallichii memiliki rentang kecocokan tempat tumbuh yang cukup lebar dari ketinggian 100 – 1600 mdpl Boojh Ramakrishnan 1982. Spesies ini juga termasuk spesies pionir sekaligus spesies klimaks, sehingga mampu tumbuh dengan baik di Rimba maupun Bebak Vaidhayakarn Maxwell 2010. Pertumbuhan seru Schima wallichii relatif cepat pada lahan yang baru terbuka, sehingga seru sangat mudah ditemukan di dalam maupun di luar kawasan hutan dengan warna pucuk daunnya kemerah-merahan. Bunga seru sangat mudah dikenali di permukaan tanah Gambar 12. Menurut Sahoo dan Lalfakawma 2010, semakin banyak pohon induk semakin banyak anakannya dan kemampuan survival Schima wallichii pada lahan yang terganggu lebih tinggi daripada lahan yang tidak terganggu. Gambar 12 Bunga seru Schima wallichii. Di Bebak juga ditemui jering Archidendron pauciflorum yang merupakan spesies tumbuhan yang sudah biasa dibudidayakan. Spesies lain yang ditemukan yaitu Mensira Ilex cymosa yang biasanya berada di komunitas yang agak terbuka, dan cukup baik beradaptasi terhadap api Whitmore 1984. Pohon yang tumbuh di Padang memiliki kayu yang sangat keras, kering dan sangat jarang ditemukan. Hasil analisis vegetasi tingkat pohon di Padang diperoleh 2 spesies tumbuhan. Spesies tingkat pohon yang memiliki nilai penting tertinggi yaitu sekuncong Leptospermum flavescens sebesar 180,60 dengan kerapatan 2 indha dan prepat Combretocarpus rotundatus sebesar 119,40 dengan kerapatan 1 indha. Kedua spesies tersebut hanya ditemukan di satu plot pengamatan Lampiran 11. Sedikitnya tingkat pohon di Padang semakin menunjukkan tingkat kerawanan ekosistem ini sebagai sebagai penyangga ekosistem. Permukaan batang sekuncong Leptospermum flavescens sangat keras dan kering yang merupakan adaptasi terhadap lingkungan Gambar 13. Kondisi tanah yang asam dan miskin hara tidak mendukung kelangsungan hidup spesies-spesies lain yang ditemukan pada tingkat semai hingga tingkat pancang maupun pohon. Namun hal ini memang merupakan ciri khas dari ekosistem padang. Gambar 13 Kondisi batang pohon sekuncong Leptospermum flavescens yang keras dan kering. Secara umum dapat dilihat adanya perbedaan spesies yang mendominasi di setiap tipe hutan kerangas dan pada setiap tingkat pertumbuhan. Spesies tingkat semai yang mendominasi di Rimba yaitu samak Syzygium lepidocarpa, spesies ini bukan spesies yang mendominasi pada tingkat pancang dan pohon. Demikian juga yang terjadi di Bebak dan Padang. Pada tingkat pohon di Rimba dan Bebak didominasi seru Schima wallichii. Berdasarkan Mosaic Theory, komposisi dan dominansi vegetasi di suatu ekosistem akan mengalami perubahan di masa depan Richards 1952 diacu dalam Hikmat 2005. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan tingkat survival suatu spesies tehadap dinamika eksosistem baik secara fisik maupun biotik serta gangguan dari luar.

5.1.4 Keanekaragaman spesies tumbuhan H’