Data sekunder Indeks keanekaragaman spesies H’ Indeks kekayaan spesies R

3. Wawancara Data dan infornasi terkait khasiat sebagai obat diperoleh melalui wawancara masyarakat sekitar kawasan hutan kerangas dengan teknik in depth interview. Penetapan responden pertama secara purposive sampling memilih informan kunci kemudian dilakukan dengan teknik snowball, yaitu memilih unit- unit yang mempunyai karakteristik langka dan unit-unit tambahan yang ditunjukkan oleh responden sebelumnya Sarwono 2011. Jumlah seluruh responden yang diambil yaitu sebanyak 25 orang.

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi literatur dan wawancara. Literatur yang digunakan meliputi buku, laporan penelitian, skripsi, tesis dan jurnal ilmiah lainnya. 3.5Analisis Data 3.5.1 Komposisi vegetasi Data yang diperoleh dari hasil analisis vegetasi akan dianalisis secara kuantitatif dengan menghitung Indeks Nilai Penting setiap spesies yang ditemukan.  Kerapatan K :  Kerapatan Relatif KR :  Dominansi D :  Dominansi Relatif DR :  Frekuensi F :  Frekuensi Relatif FR :  Indeks Nilai Penting INP : INP = KR + FR untuk semai dan pancang INP = KR + FR + DR untuk pohon Nilai penting merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif, yang berkisar antara 0 dan 300 Mueller-Dombois Ellenberg 1974. Untuk tingkat pertumbuhan sapihan dan semai merupakan penjumlahan kerapatan relatif dan frekuensi relatif, sehingga maksimum nilai penting adalah 200.

3.5.2 Indeks keanekaragaman spesies H’

Keanekaragaman spesies tumbuhan ditentukan dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon Ludwig Reynolds 1988 dengan rumus: ∑ Keterangan: H’ = Indeks Keanekaragaman spesies ni = Nilai penting spesies ke-i N = Total nilai penting semua spesies Makin besar H’ suatu komunitas maka semakin mantap pula komunitas tersebut. Nilai H’ = 0 dapat terjadi bila hanya satu spesies dalam satu contoh sampel dan H maksimal bila semua spesies mempunyai jumlah individu yang sama dan ini menunjukkan kelimpahan terdistribusi secara sempurna Ludwig Reynolds 1988.

3.5.3 Indeks kekayaan spesies R

Kekayaan spesies diukur dengan menggunakan Indeks Margalef 1958 diacu dalam Ludwig dan Reynolds 1988, yaitu: Keterangan : S = Jumlah spesies N = Jumlah individu 3.5.4Indeks kemerataan spesies E Untuk kemerataan spesies digunakan untuk mengetahui gejala dominansi diantara setiap spesies dalam suatu lokasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Evennes Ludwig Reynolds 1988 adalah: Keterangan: E = Indeks kemerataan spesies H’= Indeks Shannon-Wiener S = Jumlah spesies

3.5.5 Indeks kesamaan komunitas IS