kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah dan rasionya tinggi
4. Rasio Profitabilitas Rasio profabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan didalam
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Lukviarman,2006. Rasio profitabilitas terdiri dari:
a. Rasio margin laba kotor gross profit margin Rasio ini mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah
perusahaan membanyar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah harga pokok
barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisiensi. b. Rasio margin laba bersih net profit margin
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi usaha, beban lain-lain dan
pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya
dan pengeluaran. c. Rasio return on investment ROI
Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan Munawir,2007. Rasio ini juga membandingkan laba operasional dengan
total aktiva. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik.
d. Rasio return on equity ROE Rasio ini menunjukkan produktivitas dana-dana pemilik perusahaan
Munawir,2007. Rasio ini membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat rasio ini, maka
semakin baik karena posisi modal pemilik semakin kuat.
2.5.2 Analisis Du Pont
Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit margin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk
menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba penjualan hasilnya adalah
tingkat pengembalian aktiva ROA atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi ROI Sawir,2005.
Bagan Du Pont merupakan bagan yang dirancang utnuk menunjukkan hubungan diantara tingkat pengembalian atas investasi, perputaran aktiva,
marjin laba dan hutang Brigham dan Houstoun,2010. Pada dasarnya persamaan dalam bagan Du Pont memperlihatkan
interaksi antara marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan penggunaan hutang yang digunakan untuk mendanai aktiva yang akibatnya menentukan
tingkat pengembalian modal sendiri. Pada sisi kiri bagan Du Pont digunakan untuk menghitung profitabilitas perusahaan yaitu marjin laba bersih atas
penjualan. Berbagai biaya didaftarkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan total biaya dan kemudian dikurangkan dari penjualan untuk menghasilkan laba
bersih perusahaan. Laba bersih dibagi dengan penjualan akan menghasilkan marjin laba bersih. Pada sisi kanan bagan Du Pont menyajikan aktivitas
perusahaan dilihat dari berbagai aktiva dan kemudian membagi penjualan dengan total aktiva untuk meperoleh perputaran total aktiva yaitu berapa kali
perusahaan.memanfaatkan aktivanya setiap tahun. Adapun keunggulan analisis
Du Pont System antara lain Harahap,2002:
1. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva.
2. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang
potensial. 3. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang
lebih integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
Sedangkan kelemahan dari analisis Du Pont System adalah Harahap,2002:
1. ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.
2. Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan
mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
:
x
: :
-
Gambar 1. Kerangka Analisis Du Pont Sawir,2005
2.3.Penelitian Terdahulu
Hariri 2010 melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan usaha budidaya ikan kerapu macan pada anggota kelompok sea farming di Pulau
Panggang dengan menggunakan analisis rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dan analisis Du Pont. Hasil analisis
TINGKAT PENGEMBALIAN EKUITAS R0E
Tingkat Pengembalian Aktiva ROA
1- Rasio Hutang
Margin Laba Bersih Perputaran Total Aktiva
Laba Bersih Penjualan
Penjualan
Total Biaya Harga Pokok Penjualan
Biaya Operasi Tunai Depresiasi
Biaya Bunga Pajak
Penjualan Total Aktiva
Aktiva Tetap
Aktiva Lain
Aktiva Lancar
Kas dan Surat Berharga Piutang Dagang
Persediaan Aktiva Lancar Lainnya
rasio likuiditas keuangan menunjukkan bahwa likuiditas keuangan Bapak X belum membrikan rasa aman bagi para kreditur. Analisis rasio solvabilitas
menunjukkan kondisi keuangan Bapak X usahanya baik, dan telah mampu membayar kewajibannya. Sedangkan rasio aktivitas menunjukkan kondisi
keuangan Bapak X cukup baik karena dapat memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan, dan penjualan tidak dilakukan secara kredit. Rasio
profitabilitas menunjukkan kondisi keuangan Bapak X tidak mampu mengahasilkan laba yang cukup tinggi, karena berada dibawah suku bunga
umum yang berlaku saat itu. Sedangkan hasil dari analisis Du Pont menunjukkan bahwa ROI yang dicapai Bapak X berfluktuasi di setiap
tahunnya. Budiman 2006 melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT.
Pupuk Kujang Persero Cikampek dengan mengunakan analisis trend, analisis rasio dan analisis Du Pont. Hasil analisis trend pada sisi aktiva
menunjukkan perkembangan komponen aktiva tetap yang meningkat sedangkan pada sisi pasiva terjadi peningkatan kewajiban jangka panjang yang
digunakan. Hasil analisis rasio memperlihatkan tingkat likuiditas perusahaan cenderung menurun, solvabilitasnya cukup berisiko, tingkat profitabilitasnya
cenderung menurun. Sedangkan hasil analisi Du Pont, perkembangan kinerja perusahaan cenderung menurun. Hal ini dicerminkan dari tingkat
pengembalian ekuitas ROE yang relatif kecil dan cenderung menurun. Penurunan ROE ini disebabkan tingkat profitabilitas perusahaan cenderung
menurun. Suseno 2010 melakukan penelitian terhdap kinerja keuangan PT.
Bimatama Indonesia Estetika dengan menggunkan analisis trend, analisis rasio dan analisis Du Pont. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
perkembangan keuangan perusahaan pada kondisi keuangan jangka pendek menunjukkan bahwa hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan.
Sementara, kondisi keuangan jangka panjangnya menujukkan kecenderungan meningkat dalam dua tahun terakhir. Sedangkan berdasarkan analisis rasio,
kondisi keuangan perusahaan menunjukkan keadaan kurang likuid dan kurang solvabel. Berdasarkan hasil analisis Du Pont, kinerja perusahaan selama lima
tahun menunjukkan fluktuasi. Faktor internal yaitu harga poko penjualan dan total hutang perusahaan yang cukup besar. Sedangkan perusahaan sejenis
kompetitor dan kondisi perekonomian merupkan faktor eksternalnya. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menambah
jumlah modal yang disetor, menawarkan harga jual kompetiti, meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, dan mengurangi hutang perusahaan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja
keuangan akan menunjukkan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. Dengan begitu, perusahaan dapat membuat
keputusan atau kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan pada khususnya dan kondisi ekonomi pada umumnya. Penilaian kinerja keuangan
terhadap PT. Musi Hutan Persada ini dilakukan melalui analisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan
laporan laba rugi. Neraca menunjukkan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu waktu, sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil operasi selama
periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis Rasio dan analisis Du Pont dapat diketahui informasi
mengenai kinerja keuangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.