4. Aktivitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan
stabil yang
diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-
hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.5.1 Analisis Rasio
Menilai kinerja keuangan perusahaan diperlukan tolak ukur berupa rasio atau indeks yang menghubungkan antara data yang satu dengan yang
lainnya. Analisis dan interprestasi dari bermacam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kinerja keuangan dan
prestasi perusahaan Sawir,2005. Rasio
menggambarkan suatu
hubungan atau
perimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain, sementara itu analisis rasio merupakan suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut Munawir,2007 Analisis ini mencangkup empat kelompok analisis yang meliputi
analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas Munawir,2007. Alat analisis rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya
keadaan keuangan suatu perusahaan apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar.
1. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahan untuk memenuhi seluruh
kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo Munawir,2007. Jadi analisis likuiditas menunjukkan apakah perusahaan mampu memenuhi
kewajiban keuangannya yang akan jatuh tempo. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan
jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar tepat
pada waktunya, memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal, membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan dan memelihari tingkat kredit
yang menguntungkan. Analisis likuiditas pada umumnya diukur dengan menggunakan rasio berikut:
a. Rasio Lancar Current Ratio Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang ada
untuk menghasilkan laba Sawir,2005. b. Rasio Cepat Quick Ratio
Rasio cepat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan.
Menurut Sawir 2005 persediaaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk direalisasikan menjadi
uang kas dalam waktu yang singkat. Jadi rasio ini dinilai lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. 2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan
dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam
jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang Munawir,2007. Rasio-rasio yang umum digunakan dalam
rasio solvabilitas antara: a. Rasio total hutang dengan total aktiva debt ratio
Mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian, investasi atau aktiva perusahaan. Semakin besar nilai rasio
berarti semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin kecil
nilainya berarti semakin baik karena jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil.
b. Rasio total hutang dengan modal sendiri total debt to equity ratio Perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun
jangka panjang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin
hutang semakin rendah demikian pula sebaliknya. c. Rasio modal sendiri dengan total aktiva equity to tatal active ratio
Besarnya modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva, Standar yang baik untuk rasio ini adalah 50 persen.
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan peusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki
Munawir,2007. Rasio aktivitas terdiri dari: a. Rasio perputaran total aktiva total assets turnover ratio
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa
rupiah penjualan bersih untuk dihasilkan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Perputaran aktiva yang
lambat menunjukkan aktiva yang dimiliki terlalu besar apabila dibandingkan dengan kemampuan menjualnya.
b. Rasio perputaran aktiva tetap fixed assets turnover ratio Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta
tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
c. Rasio perputaran piutang receivable turnover ratio Rasio ini mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya
piutang yang belum ditagih. Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam penagihan, berarti perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan
rasio yang rendah. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan
kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah dan rasionya tinggi
4. Rasio Profitabilitas Rasio profabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan didalam
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Lukviarman,2006. Rasio profitabilitas terdiri dari:
a. Rasio margin laba kotor gross profit margin Rasio ini mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah
perusahaan membanyar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah harga pokok
barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisiensi. b. Rasio margin laba bersih net profit margin
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi usaha, beban lain-lain dan
pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya
dan pengeluaran. c. Rasio return on investment ROI
Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan Munawir,2007. Rasio ini juga membandingkan laba operasional dengan
total aktiva. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik.
d. Rasio return on equity ROE Rasio ini menunjukkan produktivitas dana-dana pemilik perusahaan
Munawir,2007. Rasio ini membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat rasio ini, maka
semakin baik karena posisi modal pemilik semakin kuat.
2.5.2 Analisis Du Pont